CHAPTER 13

2.2K 317 31
                                    

Toronto pagi ini cukup menyenangkan. Matahari cukup bersahabat dan meninggalkan rasa hangat pada musim gugur kali ini. Sama seperti halnya dengan London dan wilayah sub-tropis lainnya, warna hijau pada pemandangan kini perlahan menguning dan kemerahan, meninggalkan kesan lembut, kesendirian, dan romantika musim gugur. Beberapa mahasiswa yang tinggal di daerah sini terlihat sedang berjalan kaki mencari kendaraan umum dan menuju kampus mereka. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar negeri untuk menempuh pendidikan di Canada.

"Are you serious?! Kau pulang ke Canada tanpa bicara padaku dan sekarang kau baru menelponku?!" seru Helena di seberang telepon.

Aku menghela nafasku.

"I'm sorry. Masalahnya rumit. Akan aku ceritakan nanti jika kau punya waktu kosong," jawabku.

"Aku akan ke Canada lusa besok karena pertemuan kerja. Kita bertemu dan kau harus cerita padaku. Mengerti?" kata Helena.

"Okay."

"Kalau begitu sampai nanti, kini giliranku bertugas lagi," kata Helena lalu menutup sambungan.

Aku meletakkan handphone-ku di nakas dekat tempat tidurku. Perlahan aku membuka jendela di dekat tempat tidur dan menikmati pemandangan musim gugur di pagi hari dari apartemenku.

Ya.

Aku sudah di Canada.

Malam itu, aku langsung memesan tiket VIP untuk kembali ke Canada. Tidak peduli berapa mahal yang aku bayar untuk tiket pesawat itu yang penting aku kembali ke sini dengan cepat. Semua urusan di London aku selesaikan, termasuk masalah tempat tinggal di sana, dan aku sudah berada di apartemen sejak kemarin.

Aku merasa senang bisa kembali ke rumahku, tempat tinggalku selain di Korea. Namun entah mengapa rasanya hatiku terasa hampa. Aneh.

Tidak lama kemudian, sebuah panggilan masuk kembali ke handphone-ku.

"Hello?"

"Sohyun! Kau pulang ke Canada?!" seru Taehyung dari seberang, sama kagetnya dengan Helena yang kukabari tadi.

"Ya, begitulah. Kau tahu dari mana?"

"Tetanggamu. Ia bilang kau sudah pulang ke Canada kemarin. Aku sekarang di depan rumahmu. Kenapa kau tidak mengabariku, hah?!" seru Taehyung lagi. Kenapa pria itu jadi kesal?

"Tetanggaku?" tanyaku.

"Eoh. Wanita tua yang tinggal di sebelah rumah Baekhyun. Oh ya, Baekhyun juga baru saja pergi dari rumah itu. Kurasa ia akan pindah dari sana. Wah, kenapa kalian kini meninggalkanku?" kata Taehyung lagi yang kini membuatku menaikkan sebelah alis.

"Pergi dari rumah itu?"

"Ya. Ia membawa tas dan kopernya. Ia benar-benar meninggalkan London. Ia bersama dengan seorang pria cukup tua, yang kurasa adalah manajernya," katanya lagi.

Aku menghela nafas dan menggelengkan kepalaku. Untuk apa aku memikirkan pria itu lagi?

"Oh, baiklah kalau begitu. Maafkan aku baru mengabarimu sekarang, Taehyung. Keadaanku kacau," jawabku.

"Apakah ini masalah pekerjaanmu? Kau dipaksa pulang oleh editormu?"

"Bukan. Aku hanya merasa kalau aku sudah terlalu lama berlibur dan aku harus kembali bekerja,"

Taehyung menghela nafas, "Jangan paksakan dirimu jika kau tidak sanggup, Sohyun. Kau perlu santai dalam pekerjaanmu. Jika aku sempat ke Canada, aku akan mengabarimu. Kita perlu bertemu dan berbincang."

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang