CHAPTER 14

2.1K 308 37
                                    

Aku tertegun ketika mendengar pengakuan aneh pria itu.

Merindukanku, katanya?!

"Jangan bercanda," ujarku tak suka. Perkataan manisnya tidak akan meluluhkan hatiku lagi.

"Apakah kedatanganku ke sini adalah sebuah gurauan?" jawab Baekhyun masih dengan mata yang menatapku dengan intens.

"Kau tidak ada kerjaan, huh, sampai harus ikut menyusulku ke Toronto?"

"Memang tidak ada karena aku masih liburan."

Aku berdecih lalu berjalan lagi meninggalkannya. Sejak kapan Baekhyun jadi pintar bicara sekarang? Kudengar langkah kaki di belakangku yang bisa kusimpulkan Baekhyun mengekoriku.

"Berhenti mengikutiku, Tuan!" seruku kesal karena lima menit berlalu dan ia masih setia berada di belakangku. Ia hanya diam dan menatapku kala aku menoleh padanya. Aku kembali melanjutkan jalanku begitupun dia.

"Tuan, kenapa kau terus mengikutiku, huh? Kau bisa kembali naik taksi ke tempat tinggalmu, bukan?" ujarku sewot dengan tingkah pria itu yang kini sangat menyebalkan karena ia hanya diam.

"Aku lupa jalan kembali ke apartemen," jawabnya yang membuatku nyaris terpekik, antara terkejut dan kesal. Aku menghentikan langkahku dan memutarkan tubuhku untuk menghadap Baekhyun. Pria itu juga ikut berhenti.

Terkejutnya aku adalah Baekhyun kini tinggal di Toronto dengan menyewa sebuah unit apartemen. Dan kesalnya adalah kenapa ia bisa sampai di sini jika ia sendiri lupa jalan pulang?!

"Jadi sedari tadi bagaimana bisa kau menuju ke taman ini, hah?!"

Ia melirik sekelilingnya untuk menghindari kontak mata denganku. Baekhyun kini benar-benar seperti pria innocent. Ia juga sedari tadi tidak mengatakan maaf untuk perkataannya yang telah melukai hatiku waktu itu, ia bersikap padaku seolah tidak terjadi apa-apa. Sangat menjengkelkan!

"Apa? Kenapa kau menghindari kontak mata denganku?" tanyaku lagi masih dengan kesal. Perlahan tapi pasti, Baekhyun mengucapkan pengakuan yang nyaris membuatku ingin memukulnya.

"Aku mengikutimu dari tadi, tapi aku tidak menyangka akan sampai sejauh ini," kata Baekhyun mengakui, "Handphone-ku habis batre dan aku tidak bisa membuka peta. Aku juga tidak mudah percaya dengan supir taksi, jadi aku tidak mau naik taksi sendirian."

Aku ternganga melihat pria di depanku. Spechless. Aku menghela nafas berat dan memijit pangkal hidungku.

"Kenapa kau bisa mengikutiku?" tanyaku baik-baik sekarang. Aku lelah marah-marah.

"Tempat tinggalku sekarang dekat dengan tempat kerjamu. Ketika aku keluar dari apartemen, aku melihatmu keluar dari sana. Jadilah aku mengikutimu karena ingin bertemu denganmu," jawab Baekhyun lagi yang membuatku kembali terperangah tidak percaya.

Bagaimana ia tahu kalau aku bekerja di penerbitan itu?! Aku berusaha membuka ingatanku kembali ketika kami di London, mencari informasi di memoriku apakah aku pernah memberitahu alamat lengkap tempat kerjaku.

"Kau stalker?!" seruku lagi.

"Jika berhubungan denganmu, kurasa iya,"

God, kill me now!

"Aku tahu tempat kerjamu dari novel yang Taehyung bawa waktu itu," kata Baekhyun lagi yang membuatku kembali terdiam. Salahkan Taehyung kenapa ia membawa novel itu!

Aku menghela nafas kasar dan berusaha meninggalkannya lagi, namun hal yang membuatku terkejut kembali adalah Baekhyun menarik tanganku dan membawaku ke pelukannya. Aroma tubuhnya langsung memenuhi indra penciumanku dan tubuhku menegang. Ini pertama kalinya aku dipeluk seorang pria selain ayahku! Aku tidak bisa berontak ataupun melawan sangkin terkejutnya.

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang