CHAPTER 29 (Baekhyun's eyes 7)

1.3K 218 11
                                    

Jadwal yang Baekhyun miliki ternyata lebih banyak dari yang ia bayangkan. Setidaknya setiap hari ada beberapa iklan yang meminta Baekhyun menjadi modelnya dan beberapa pemotretan untuk majalah. Belum lagi rekaman suara dan lain sebagainya. Beberapa kali juga Baekhyun disibukan mengisi acara televisi bersama dengan Yuri sebagai promosi lagu terbaru, popularitas, dan debut artis baru. Beberapa pemotretan menjadikan mereka pasangan yang bisa dikatakan cukup serasi. Para fans beberapa kali menjodohkan Baekhyun dan Yuri saat itu, namun banyak juga yang sangat menentang hubungan kedua artis tersebut.

Berat bagi Baekhyun. Terkadang setiap hari ia hanya dapat tidur selama dua atau tiga jam. Dan ada beberapa masalah lainnya, seperti insomnia yang kembali kambuh. Lay, Kyungsoo, Sehun dan Chanyeol juga beberapa kali merasa kesal karena susah sekali untuk menghubungi Baekhyun hanya untuk sekedar berbicara. Mereka tidak selalu punya waktu luang juga untuk mengunjungi Baekhyun ke asramanya. Secara, tempat sebenarnya itu adalah sebuah apartemen yang disewa, bisa disebut dengan dorm, dan para artis lain sebenarnya juga tinggal di sana. Tapi Baekhyun menyebutnya asrama. Baginya, tempat ini sangat mengekang kehidupannya.

"Lay, bisakah kau datang malam ini ke asramaku? Insomniaku kambuh dan aku tidak bisa tidur. Aku butuh beberapa obat," ujar Baekhyun melalui telepon di kamarnya setelah seharian ia bekerja. Handphone-nya sedang di isi dayanya sehingga ia menggunakan telepon dan untungnya, ia hafal nomor Lay dan teman-temannya.

Terdengar helaan nafas dari seberang, "Baek, keadaanmu sudah membaik. Kenapa kau tidak mencoba alternatif lain daripada minum obat?"

"Aku lelah sekali dan aku hanya ingin tidur sekarang. Mencoba yang lain akan membuang waktu tidurku yang berharga selama tiga jam ini. Jam tiga nanti aku harus berangkat ke Jepang untuk pemotretan dan syuting iklan. Kumohon kemarilah," ujar Baekhyun dengan suara serak dan ia merebahkan dirinya di tempat tidur.

"Baiklah. Aku ke sana sekarang."

Sambungan terputus dan Baekhyun kembali merebahkan tubuhnya, merentangkan tangannya lebar dan mencoba kembali memejamkan matanya. Sungguh, ia lelah dan benci kenapa insomnia kini kembali menyerangnya? Bukankah jika lelah akan lebih mudah tidur?

Ketika memejamkan mata, terlintas sebuah bayangan di dalam kegelapan.

"Apa kabarmu, Sohyun?" gumam Baekhyun. Wajah gadis itu terbayang jelas di kepalanya.

"Aku merindukanmu," gumamnya lagi.

Baekhyun membuka matanya kembali dan tiba-tiba ia ingin menulis surat untuk Sohyun. Ia ingin mengirim sebuah surat dengan tiket konser di dalamnya. Belum dicetak, tapi Baekhyun menulis terlebih dahulu surat tersebut. Cukup lama pria itu termenung karena banyak sekali yang ingin ia katakan, tapi tidak bisa hanya sekedar dituliskan dengan kata-kata. Setelah sepuluh menit kemudian, surat tersebut jadi, dan Baekhyun merebahkan tubuhnya kembali sambil memeluk kecil surat itu, sembari menunggu Lay.

"Baekhyun! Maaf aku telat karena ada urusan se–"

Lay menghela nafas, antara kesal dan lega. Baekhyun tertidur dengan pulas sembari memeluk sebuah surat di tangannya yang ia dekap sendiri. Ia pikir Baekhyun akan merengek meminum obat malam ini, tapi ternyata tidak. Di sisi lain, Lay bersyukur. Pria itu perlahan mengambil surat itu dan membacanya sekilas. Lay tersenyum, dan meletakan surat itu di atas meja nakas.

"Kurasa Sohyun memang obat bagimu setiap saat, Baek." Lay tersenyum, meletakkan beberapa suplemen dan vitamin di nakas Baekhyun untuk bekal ke Jepang nanti, lalu pergi meninggalkan ruangan dengan hening.

***

Sudah seminggu berlalu. Kegiatan Baekhyun masih sama seperti sebelumnya. Makin banyak pihak yang meminta Baekhyun menjadi model pemotretan, dan ia lakukan bersama dengan Yuri. Kedua orang itu sangat menarik perhatian publik.

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang