CHAPTER 22

1.8K 262 98
                                    

Seoul, 10 November 2017

Tidak banyak perubahan yang terjadi di negara kelahiranku ini. Terlebih lagi Seoul, kota kelahiranku. Hanya saja lebih menarik dengan warna kuning dan daun berguguran menghiasi jalan-jalan di kota Seoul yang padat akan gedung pencakar langit dan beberapa pemukiman. Suhu memang semakin dingin dari hari ke hari, tak ubahnya di sini. Sama saja. Beberapa minggu lagi adalah sisa musim gugur, di mana masih bisa merasakan sinar matahari walaupun memang sudah tidak lagi hangat. Sudah beberapa bulan lebih aku tidak pulang ke sini. Rasanya senang saja kembali ke rumah yang sebenarnya.

"Kupikir kau tidak akan ingat pulang kali ini," kata seorang gadis di hadapanku dengan wajah kesal. Ia mengeluarkan beberapa bahan makanan yang ia beli dari supermarket.

Aku terkekeh mendengar perkataannya. Orang tuaku sedang berada di Jepang, dan bahan makanan di rumah sedang kosong. Mendengar kabarku yang pulang ke Korea, gadis ini langsung membeli bahan makanan dan menuju ke rumahku.

"Aku pulang karena ada urusan penting. Jika tidak untuk apa?"

Yoojung menyipitkan matanya dan menatapku tajam.

"Urusan apa yang membuatmu pulang, huh?" tanyanya. Aku hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaannya.

"Apakah karena Baekhyun akan mengadakan konser dan kau akan datang ke sana, huh?"

Ya, temanku ini sudah tahu hubungan antara aku dan Baekhyun. Ia pernah menelponku kala melihat berita Baekhyun bersama seorang gadis di London. Hal itu membuatnya curiga karena ia sangat detail dalam mengenal seseorang. Ia melihat pakaian yang aku kenakan ketika tertangkap kamera bersama Baekhyun. Yoojung sangat mengenal kebiasaanku yang tidak suka membeli banyak pakaian.

Gadis itu sempat heboh ketika tahu sahabatnya ini ternyata dekat dengan idolanya. Setelah membujuknya untuk tidak marah denganku–karena aku tidak bercerita dengannya soal itu–barulah aku menceritakan semuanya.

"Ya, begitulah. Ia memberikanku tiket konser gratis, bagaimana aku tidak datang, huh?" ujarku. Yoojung kini membelalakan matanya.

"Dia memberikanmu tiket gratis?! Wah, tidak bisa kupercaya!" seru Yoojung kesal, yang kutanggapi dengan tawa kecil. Gadis itu masih dengan telaten mengeluarkan bahan makanan dan siap-siap untuk memasak sesuatu.

"Bagaimana kehidupanmu di London? Kau punya teman di sana?" tanya Yoojung.

Aku menganggukkan kepalaku dan menghampiri Yoojung yang berada di dapur, "Ya. Seorang gadis asal Belanda yang tinggal di London. Namanya Helena dan ia sangat cantik dan baik. Kapan-kapan kau harus bertemu dengannya."

Yoojung tersenyum, "Baiklah. Sepertinya gadis bernama Helena itu sangat menarik."

"Ah, ya, bagaimana kabarmu dengan Minseok?"

Gadis itu menghela nafas, "Biasa saja. Ia sedang sibuk dengan beberapa pekerjaan. Menjadi jaksa bukanlah pekerjaan yang mudah."

Aku hanya mengaggukinya dan kini aku mulai memainkan handphone-ku. Keinginanku adalah mencari berita mengenai Baekhyun. Namun aku dikejutkan dengan sebuah artikel. Senyumku yang tadinya membayangkan Baekhyun pudar mendadak karena melihat berita itu.

"Ada apa?" tanya Yoojung yang menyadari perubahan pada raut wajahku.

Aku hanya terdiam. Yoojung pun meraih handphone-ku dan terkejut dengan artikel yang ada di sana.

"Baekhyun berkencan dengan Min Yuri?! Yang benar saja!" seru Yoojung juga ikut terkejut.

Di artikel tersebut terdapat foto yang diambil diam-diam, menampakan seorang pria yang tampak seperti Baekhyun sedang menggandeng tangan seorang gadis yang tampak seperti Min Yuri.

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang