CHAPTER 36 [The Last]

3.5K 291 62
                                    

"Selesaikanlah urusan kalian," ujar Baekhyun padaku. Aku dan dia sekarang berdiri di dalam kafe. Sedangkan Taehyung menungguku, duduk di salah satu kursi yang ada di toko di seberang kami. Sementara Yoohan, gadis itu berdiri tidak jauh dari Taehyung.

Aku melirik Baekhyun, ia tidak menunjukkan ekspresi berlebih. Datar seperti biasa, namun ia tahu bahwa aku masih memiliki urusan dengan Taehyung.

"Tidak enak rasanya meninggalkan suatu urusan. Temuilah mantanmu dan selesaikan semuanya,"

Aku terdiam namun terkejut. Darimana Baekhyun tahu aku dan Taehyung pernah berpacaran?

"Kau... tahu dari mana?" tanyaku dengan suara kecil. Baekhyun meletakkan telapak tangannya di puncak kepalaku dan tersenyum.

"Aku punya mata-mata."

"Kau tidak marah?"

Ia menghela nafas, "Yah, mau bagaimana lagi. Pertamanya aku senang ternyata kalian tidak pacaran. Namun yang kedua kalinya, kalian benar-benar berkencan. Aku sempat menyalahkan diriku sendiri karena membiarkanmu pacaran dengannya. Tapi sekarang tidak ada yang perlu dipikirkan. Pergilah, Sohyun. Selesaikan urusanmu dengannya."

Aku menatap matanya, mencari nada keraguan dari sana. Namun rasanya hal itu tidak kunjung muncul. Baekhyun masih dengan senyumnya.

"Aku percaya padamu, Sohyun."

Akhirnya aku menganggukkan kepalaku, dan pergi keluar dengan dukungan dari Baekhyun.

"Kau ingin bicara denganku?" tanyaku pada Taehyung ketika aku tiba di tempatnya.

Taehyung hanya tersenyum tipis, lalu menatap Yoohan.

"Pergilah dulu. Ada hal yang ingin kubicarakan dengan teman lama," ujar Taehyung. Yoohan terdiam sebentar sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan kami.

"Yoohan­-ssi," panggilku, "Masuklah ke kafe bunga itu. Dan berbincanglah dengan barista-nya. Ia calon suamiku. Ia akan senang berbicara denganmu."

Gadis itu mengangguk sopan. Lalu pergi ke kafe Baekhyun.

Hening. Tidak pernah seperti ini sebelumnya jika aku bertemu dengan Taehyung.

"Apa kabarmu, Sohyun?" tanya Taehyung pada akhirnya memulai pembicaraan.

Aku tersenyum, "Aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Seperti yang kau lihat." Pria itu mulai tersenyum tipis, "Tidak kusangka kau dan Baekhyun akhirnya bersama lagi."

Aku tersenyum tipis. Gemerisik angin mengisi keheningan yang kembali terjadi.

"Maafkan aku, Taehyung."

Pria itu mendongak dari tunduknya, merasa heran.

"Untuk apa?" tanyanya.

"Untuk semuanya."

Ia menatap manik mataku dalam sekali. Raut wajahnya serius dan seperti akan ada kemarahan yang keluar dari sana.

Namun sedetik kemudian, ia terkekeh kecil.

"Kau tidak perlu takut seperti itu, Sohyun. Lagipula, aku sudah melupakan semuanya."

Ia membenarkan posisi duduknya dan menerawang jauh.

"Kupikir, semua ini adalah takdir. Aku pernah berkesimpulan, bahwa ini semua tentang waktu. Aku yakin, waktu akan mempertemukan kita kembali di saat yang tepat. Mungkin itu adalah rasa yang paling sakit yang pernah kualami. Aku benar-benar menghilang dari hidupmu, begitu juga kau.

"Dan sekarang, inilah waktunya. Untukku bisa melepaskan semuanya, begitu juga denganmu."

Aku tersenyum mendengar perkataan Taehyung. Ia masih Taehyung yang kukenal. Taehyung yang bijaksana, dan Taehyung yang baik hati.

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang