CHAPTER 33

1.9K 248 37
                                    

Play mulmed nya, recommended 😆😆

Happy reading! 😊😊






Musim panas kali ini benar-benar mempesona. Sinar matahari tampak terang menyinari pepohonan. Gedung-gedung tampak lebih berkilat. Jika kau melihat kilatan itu, matamu akan langsung menyipit dan rasanya akan panas sekali. Suhu di sini bisa mencapai empat puluh derajat celcius! Cukup panas sekali!

Namun di saat inilah, liburan sebenarnya di mulai. Banyak orang-orang pergi ke pantai untuk sekedar menghitamkan kulit mereka. Bagi mereka, kulit hitam itu nampak seksi.

Untuk pertama kalinya setelah dua tahun berlalu, aku kembali menginjakkan kakiku ke London kembali. Helena mengajakku menginap di rumahnya kali ini, masih sama alamatnya, yaitu Perumahan Stainford.

"I'm miss you so much, Sarah!" ujar Helena memelukku kala aku sampai di bandara internasional, "Bagaimana perjalananmu kemarin dari Swiss?"

Aku menganggukkan kepalaku dan tersenyum riang, "Sungguh menyenangkan! Aku bisa menulis bukuku lagi."

Kami pun berjalan beriringan menuju mobil Helena.

"Bukumu belum kelar juga selama dua tahun ini?" ujar gadis itu. Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

Helena menghela nafas. Ada guratan ragu di wajahnya.

"What's wrong?" tanyaku.

Helena tampak terkejut dan ia menggelengkan kepalanya, "Ah, tidak apa-apa. Ayo kita ke rumahku, lalu kita jalan-jalan sesuai dengan destinasi yang kau inginkan itu."

Ada banyak yang berubah ketika aku memasuki perumahan itu. Beberapa bangunan sudah dibenahi dan dipugari agar lebih terlihat menarik dan modern. Tidak ada lagi kesan angker ketika pertama kali waktu itu aku menjejakan kaki di sini. Aku tersenyum kembali mengingat kenangan itu.

Kami akhirnya sampai di depan rumah Helena. Masih sama bentuknya, hanya saja cat rumahnya sudah diganti.

"Welcome back to Stainford, Sarah!" ujar Helena sembari membuka pagar dan pintu rumahnya. Sembari menunggunya, aku hanya tertawa mendengar ia berkata demikian. Aku pun mengedarkan pandanganku, mencari rumah lamaku waktu itu. Aku tersenyum ketika mendapati rumah itu sudah dicat baru dan sudah ada pemilik yang meninggali rumah itu.

Mataku lalu tertuju pada rumah di seberang. Seingatku, rumah itu dulu memiliki warna cokelat keabuan dengan sebuah pohon palm di depannya. Masih kuingat tiang pintu rumah itu dulu berwarna cream keputihan. Sekarang semuanya sudah berubah.

"Mengenang masa lalu, huh?" tanya Helena melihatku terdiam menatap rumah itu.

Aku kembali tersenyum mendengar tegurannya, "Yah, sudah lama sekali aku tidak ke sini. Makanya aku melihat-lihat."

"Bay the way,... apa kau masih berhubungan dengan Baekhyun?" tanya Helena. Kurasa inilah yang menjadi pikirannya sejak tadi karena gadis ini bertanya dengan sangat hati-hati.

"Sudah tidak lagi. Aku kehilangan kontaknya, sehingga aku tidak bisa menghubunginya lagi. Namun aku masih berkomunikasi dengan teman-temannya."

Helena menghela nafas, "Kenapa kau tidak mencoba menghubungi pria itu lagi?"

Aku masih mempertahankan senyumku, "Aku hanya sibuk dengan kegiatanku. Tidak sempat hanya untuk bertanya kontaknya."

Helena pun tersenyum. Mungkin ia menyadari sikapku yang tidak ingin membahas itu. Ia lalu mengajakku masuk ke rumah itu.

"Istirahatlah, Sarah. Besok kita akan pergi menuju Edensor." Helena tersenyum padaku. Aku hanya mengangguk dan berterima kasih. Gadis itu pun pergi meninggalkan aku di salah satu kamar di rumahnya itu.

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang