CHAPTER 16

2K 301 23
                                    

"Benarkah?!"

Aku berseru sambil menatap Baekhyun yang terlihat terkejut dengan nada suaraku yang meninggi karena senang.

"Aku berjanji akan membantumu, tapi tidak sekarang. Aku masih butuh waktu untuk bisa bernyanyi lagi," jawabnya dengan wajah yang kembali datar seperti biasa. Ah, senyumnya itu bisa kukatakan sangat langka untuk dilihat. Aku harus mengabadikannya kapan-kapan!

Aku menghela nafas kecil mendengarnya, padahal aku ingin ia bisa bernyanyi lagi seperti yang ia inginkan. Namun aku mengerti keadaannya sekarang. Baekhyun butuh waktu untuk bisa melakukan semuanya seperti dulu.

"Baiklah, aku akan menunggumu!" jawabku tersenyum lalu kembali menatap buku di etalase, "Kau mau membelikan buku itu untukku?"

Ia menatapku lalu menatap buku itu, "Tidak."

Aku hanya bisa menatap Baekhyun yang kini berjalan meninggalkanku dengan tidak percaya. Wah, dia itu pelit sekali! Rasanya tadi ia bertanya padaku apakah aku menginginkan buku itu. Harga buku ini tidak seberapa dari gajinya sebagai artis yang terlebih ia tabung selama ia debut. Sungguh, sikap Baekhyun memang tidak berubah. Aku pun berjalan cepat untuk menyusul Baekhyun dan mensejajarkan langkahku dengan langkahnya.

Hening kembali menyelimuti kami, dan suasana sedikit sejuk.

"Baek, Taehyung akan ke sini nanti," ujarku memecah keheningan di antara kami.

"Benarkah? Dalam rangka apa dia ke sini?" tanya Baekhyun.

"Pekerjaan. Dia itu putra dari pemilik Kim Group, pemilik home shopping terkenal di Korea. Kau tahu itu?" tanyaku pada Baekhyun. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku mengenal Tuan Kim karena ia salah satu rekan kerja dari agensi musik tempatku bekerja. Tapi aku baru mengetahui bahwa Taehyung adalah anaknya," jawab Baekhyun.

"Wah, aku sempat tidak menyangka kalau dia itu chaebol!" kataku lagi dengan semangat. Kulihat Baekhyun masih datar tanpa ekspresi.

"Nanti malam, ia mengajakku bertemu,"

Kurasakan langkah kaki Baekhyun sedikit melambat dari sebelumnya. Aku menoleh dan menatapnya, "Kenapa?"

Ia diam lalu menatapku dan kembali melanjutkan jalannya, "Kau langsung saja ke tempat kerja. Aku mau langsung istirahat."

Baekhyun pun mengambil langkah cepat menuju apartemennya yang memang sudah tidak jauh lagi dari posisi kami berjalan, meninggalkan aku yang masih merasa heran dengan tingkah ajaib dari Baekhyun. Sebesar apapun aku berusaha untuk memahami sikapnya, sampai sekarang pun aku masih tidak tahu apa yang ingin ia sampaikan lewat ekspresinya.

Aku pun kembali ke kantor penerbit dan melanjutkan pekerjaanku yang sempat tertunda tadi. Bekerja seperti ini terkadang membuatku lupa waktu, sampai sebuah telepon menginterupsi kegiatanku.

"Halo?" jawabku tanpa melihat nama di handphone-ku.

"Sohyun! Kau di mana? Aku ingin bertemu denganmu!" seru Taehyung semangat. Dia ini selalu dengan sedikit teriakan jika bicara denganku.

"Aku masih di tempat kerjaku. Sebentar lagi aku selesai. Kita bertemu saja di café Barnyard. Bagaimana?" tawarku yang langsung disetujui oleh Taehyung dengan cepat.

Aku pun mematikan sambungan dan menghela nafas sembari menyandarkan tubuhku di kursi. Kulirik jam kecil di meja kerjaku yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ini memang sudah waktunya jam kerja berakhir.

Udara malam ini memang cukup dingin dan aku pun memutuskan untuk naik bus menuju tempat yang sudah aku dan Taehyung janjikan malam ini. Sepuluh menit kemudian, aku pun sampai di café Barnyard. Kafe itu sendiri cukup besar dan ramai jika malam menjelang. Karena selain menyediakan kopi, mereka juga memiliki bar di sana. Aku berjalan masuk ke dalam kafe itu dan memilih tempat duduk di sudut ruangan di dekat jendela. Alasannya agar aku langsung bisa melihat Taehyung jika pria itu datang.

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang