CHAPTER 21

1.8K 260 25
                                    

Malam sudah semakin larut dan waktu menunjukkan pukul 23.00 waktu Canada. Aku sedari tadi tidak bisa tidur karena memikirkan bagaimana keadaan Baekhyun di sana. Aku ingin sekali menelponnya tapi handphone-nya tidak aktif. Perlukah aku ke apartemennya malam-malam seperti ini?

Akhirnya, aku pun memutuskan untuk pergi ke apartemen Baekhyun. Tepat setelah aku siap dengan coat cokelat dan baju tebalku, bel apartemenku pun berbunyi. Dengan cepat aku membuka pintu dan kudapati Baekhyun berdiri di sana. Ia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa diartikan sebelumnya.

"Baek! Aku baru saja hendak ke apartemenmu, habisnya kau tidak bi–"

Baekhyun tiba-tiba memelukku dengan erat. Kurasakan suara hembusan nafasnya yang terdengar gusar. Kurasa ada yang tidak beres kali ini.

"Kau kenapa?" tanyaku membalas peluknya.

"Maafkan aku..."

Aku pun melepas pelukannya dan mengajaknya menuju ke dalam apartemenku. Kududukan Baekhyun di sofa.

"Apakah mereka memaksamu untuk kembali ke Korea?" tanyaku padanya. Baekhyun menganggukkan kepalanya kecil dan ia terlihat sangat tertekan.

"Maafkan aku tidak bisa menepati janjiku, Sohyun."

Aku menghela nafas dan tersenyum, berusaha untuk menenangkannya walau sebenarnya aku kecewa.

"Tidak apa-apa, Baek. Kau bisa berlibur ke sini kapanpun kau mau, bukan?" ujarku padanya.

"Aku hanya takut tidak bisa bertemu denganmu lagi," kata Baekhyun.

Aku meraih tangan Baekhyun dan menggenggam tangannya erat.

"Hei, aku akan pulang ke Korea tiap bulan, Baek. Jangan khawatir, aku akan mengunjungimu sesering yang aku bisa. Oke?"

Ia menatapku dengan matanya yang terlihat berharap, "Benarkah kau akan sering pulang ke Korea?"

Aku mengangguk mantap, "Jadi tenang saja ya. Kau harus kembali ke Korea dan bekerja lagi. Aku menunggu penampilanmu di atas panggung!" ujarku memberi semangat.

Ia menghela nafasnya kasar dan keheningan menyelimuti kami. Aku juga tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Mengajaknya makan dengan aku yang memasak? Kurasa ini bukan jam yang tepat untuk makan. Mengajaknya nonton? Ah, aku tidak menyimpan film yang cocok untuk ditonton ketika malam hari. Koleksi film yang kumiliki lebih ke genre misteri. Tidak mungkin, 'kan, kami akan berteriak ketika melihat hantu tersebut muncul di layar televisi. Bisa-bisa kami diusir dari apartemen nanti.

"Bolehkah aku tidur di sini malam ini?" tiba-tiba Baekhyun memecah kebisuan dengan pertanyaannya yang membuat jantungku berdegup kencang.

"Ah, ya... boleh," ujarku lalu bangkit dari dudukku hendak ke kamar mengambilkannya bantal dan selimut.

"Bolehkah aku tidur bersamamu malam ini?"

Langkahku terhenti karena terkejut dan jantungku tiga kali berdegup lebih kencang.

"Kenapa kau ingin tidur denganku?" tanyaku lalu menoleh padanya yang kini sedang menatapku dengan lembut. Heol... kakiku lemas ditatapnya seperti itu!

"Aku takut akan merindukanmu ketika besok aku harus pulang ke Korea," ujar Baekhyun.

Bolehkah aku berteriak sekarang juga?! I'm blushing right now! Kenapa dia berbicara seperti itu, huh?!

"Merindukanku? Yang benar saja. Kau bisa menelponku nanti," ujarku pada Baekhyun.

Ia masih menatapku sebentar dengan matanya yang sedikit mengantuk namun masih ia paksakan untuk menatapku dengan penuh harap, "Aku tidak mau tidur di sofa hanya dengan selimut di malam sedingin ini. Aku ingin tidur dengan penghangat ruangan. Lagipula, aku ingin banyak berbincang denganmu malam ini."

Silence Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang