Prolog

18.1K 979 2
                                    

Hujan yang turun dengan deras pun dapat berhenti karena datangnya pelangi yang indah tapi apakah bisa tangisan ku berhenti karena senyuman yang hangat dari mereka.

Dan pelangi itu pun telah lama tak muncul meski hujan turun dengan deras, sama dengan senyuman mereka yang terganti dengan tatapan penuh kemarahan dan kedinginan bahkan kebencian.

Tak ada lagi kehangatan dalam tatapan itu, tak ada lagi kehangatan dalam semuanya. Cahaya mentari yang selalu terpancar hangat kini terganti dengan musim dingin yang kental.

"Hyung, bisakah kau berhenti membencinya?"

"Semua tak akan sama, semua sudah berubah jadi ikutlah berubah."

"Hyung, maafkan aku... maafkan aku, jebal, jebal...."

"Pergi dan menghilanglah maka aku akan memaafkan mu."

"Mau sampai kapan kau akan membuatnya menderita?"

"Aku tidak pernah melukainya, Jimin-ah."

"Kau sama saja pembunuh Tae, kau memang pembunuh dan aku sangat membenci marga kita yang sama. Aku membenci karena terlahir dari rahim yang sama bahkan aku sangat benci saat aku mengingat jika kita adalah saudara kembar."

"Aku mau mendonorkan paru paru ku bahkan aku mau mendonorkan semua organ dalam tubuh ku sekaligus otakku tapi jika aku sudah meninggal hyung."

"Kalau begitu matilah sekarang."
.
.
Anyeong aku balik lagi nih... Makasih yang udah nungguin dengan stay.... Silahkan dibaca lagi dan siapa tau suka
maaf kalau up buat cerita barunya lama....
makasih semuanya...
Di tunggu vote and comment nya lagi yah 😊😊🙂🙂

The Last Gift to BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang