Akhirnya mobil yang membawa Shani dan Gracia sudah sampai di depan rumah Shani yang tampak sepi seperti biasa nya.
"Kok sepi ya ci ? Mama sama papa nya cici belum sampai ?." Tanya Gracia setelah keluar dari dalam mobil.
"Mobilnya ada kok, paling di dalem. Yuk masuk.' ajak Shani lalu Gracia membuntuti Shani sambil mengendong ranselnya.
Sebelum sempat Shani mengetuk pintu, di dalam terdengar suara keributan. Shani pun memilih memasang telingannya tajam sebelum masuk.
"Kamu yang terlalu sibuk ! Makannya anak kamu ngak betah di rumah ! Harusnya kamu jadi mama yang baik jagain anaknya di rumah !."
Bentak seseorang dari dalam rumah yang Shani yakini adalah suara papanya.Lalu Shani juga mendengar isakan tangis Mamanya.
"Apa kamu bilang ? Aku bukan mama yang baik kamu bilang ? Lalu apa selama ini kamu juga sudah jadi papa yang baik buat Shani ?! Kamu bahkan lebih kejam dari pada aku, kamu ngak pernah sekali aja telfone dia tanyain dia, bahkan tanggal ulang tahun anakmu aja kamu lupa!! apa itu papa yang baik ?! Iya ?!! Jawab aku dev ?!!."
Kali ini adalah suara mama nya.
Shani kenal sekali suara mamanya itu.Shani diam di tempat, kenapa harus sekarang ia mendengar pertengkaran kedua orang tuannya ? kenapa harus sekarang saat ada Gracia? dan kenapa sekarang disaat ia akan mengungkapkan bangga pada mamanya. Kenapa sekarang. kata Shani dalam hati.
Gracia hanya membeku di tempat, ia binggung sekaligus takut dengan suara" dari dalam rumah Shani itu.
"Cici ?." Panggil Gracia akhirnya karena tak ada pergerakan dari Shani.
"Ci Shani ?.'
Shani pun kaget."Eh, kenapa Gre?." Tanya Shani sambil menahan tangisnya.
"Cici kenapa ?? Ci, ada aku di sini. Jangan sedih ya ?."
"Iya. Gre, lebih baik kita lewat pintu samping aja yang langsung masuk kamar aku, soalnya mama sama papa lagi berantem di dalem.' ucap Shani.
"Iya, yuk kita masuk aja.'
Shani pun membawa Gracia masuk lewat pintu samping yang langsung menuju kamarnya.
"Huh.' Shani melempar badannya ke atas kasur saat sampai di kamarnya.
"Ci, aku mandi dulu ya ?."
"Iya Gre.'
Gracia pun meninggalkan Shani untuk mandi.
Saat Gracia masuk kamar mandi saat itu juga Shani mulai menangis. Walau beberapa kali ia mendengar orang tuanya berantem, tapi tak pernah separah ini. Dan kenapa harus saat ada Gracia seperti ini, ini akan membuatnya semakin takut karena pasti Gracia akan mengkhawatirkannya berlebihan.
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka, menampakan Gracia yang selesai mandi dan sudah memakai baju santai. Shani baru sadar bahwa ia melamun beberapa waktu saat Gracia mandi.
"Cici ?... Cici habis nangis ya ?."
Tanya Gracia lalu duduk di sebelah Shani."Gre....' Shani menumpahkan tangisnya dalam pelukan Gracia.
"Cici, ci Shani tenang ada aku disini. Menangislah karena itu akan membuat cici lega.' Gracia mengusap punggung Shani perlahan sampai Shani menyelesaikan tangisnya.
"Kalau ci Shani mau cerita aku siap dengerinnya kok.' ucap Gracia saat pelukannya di lepas oleh Shani.
"Makasih Gre..' kata Shani masih sesenggukan.
Gracia menghapus jejak air mata Shani.
