Mentari belum menampakan cahayanya tapi Okta sudah terbangun sejak tadi karena Gracia mengigil kedinginan disertai ingauan yang tak jelas dari mulutnya. Okta di buat kepayahan karena dia tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana dalam menangani Gracia.
" ci, gre kangen. cici dimana ? Gre kangen. kangen ci, pulang ci Gre kangen.' Gracia terus saja berbicara dengan mata tertutup. keringat telah membanjiri wajah gadis itu membuat Okta ketakutan.
" duh gimana ya ? Gre demam tinggi.'
Okta pun berfikir keras." oh iya, aku kan ada kompresam di kotak obat .'
Okta menggeledah tas mininya dan mengeluarkan kotak obat yang sebelumnya juga ia ambil untuk mengobati luka gracia.Okta mengambil kompresan instan dari dalam lalu membuka bungkusannya lalu okta tempelkan pada dahi gracia.
" semoga cepet sembuh gre.' ucap okta pelan.'
Di rumah sakit tidak jauh berbeda , dimana shani juga menggigil kedinginan , suhu badannya cukup panas , shani juga memanggil manggil nama gracia sejak tadi dan membuat veranda ikut panik , namun karna shani masih di rumah sakit memudahkan veranda untuk langsung memeriksakan shani pada seorang dokter dan pihak rumah sakit sudah memeriksa dan memberikan obat sehingga shani kini kondisinya lebih baik.
Meski suhu badan shani masih tinggi namun shani sudah tidak separah tadi.
Gadis itu tertidur dengan keringat yang bercucuran deras. Veranda dengan seksama memerhatikan wajah shani yang tampak pucat ." gre... kamu dimana ? aku kangen.' dalam mata shani keluar bulir air mata dan terdengar isakan tangis yang menyadarkan veranda dari lamunannya.
" maafin aku , maaf ...'
Meski matanya tertutup namun air matanya tetap bisa keluar .
Membuat veranda juga menangis." hay sayang kamu mimpi ya ?.' veranda tahu shani tak akan mendengarkannya .
" gre , aku disini , aku kangen , maafin aku.'
Karna tidak tega veranda memilih memeluk putrinya yang tertidur dalam posisi duduk di sofa.
" sayang ~~.'
Tak lama setelah veranda memeluk shani gadis itu sudah tidak lagi mengigau.Kembali pada okta dan gracia, ternyata kompresan instan yang okta tempelkan tidak berfungsi sama sekali karna gracia masih saja demam , tanpa pikir panjang lagi okta bertekad akan membawa gracia kerumah sakit , karna takut dengan hal lain yang mungkin akan datang jika gracia terlambat di beri pertolongan.
Dengan sekuat tenaga sisa hari ini okta memapah gracia untuk keluar dari hotel , sebelumnya okta sudah membawa tas berisi uang dan perlengkapan lainnya mungkin nanti di butuhkan .
Kondisi gracia yang lemah cukup membuat okta kepayahan , setelah berhasil keluar kamar okta oleng karena gracia hampir saja terlepas dari rangkulan okta saat okta menutup pintu.
" huh sepi banget lagi .' gumam okta yang melihat sekelilingnya yang sepi karna memang waktu menunjukan pukul 03:00 mungkin penghuni hotel masih terlelap .
" duh mana bisa sampai bawah kayak gini , harus di gendong ini.' okta pun mengendong gracia belakang.
Setelah bisa masuk lif , okta berharap ada orang di lobby yang bisa membantunya.
Namun naas saat sampai di lantai dasar petugas penjaga terlelap dalam posisi duduk di tempatnya , dan okta harus ekstra kuat untuk bisa mengendong gracia sampai depan.
Bersyukur mobil gracia terparkir tepat di depan pintu masuk , jadi okta tidak harus jauh jauh menggendong gracia yang masih saja berucap tidak jelas.
" duh bisa diem ngak si gre , kuping aku panas tahu kamu ngomong mulu dari tadi .' ucap okta saat berusaha membuka kunci mobil tanpa menurunkan gracia dari gendongannya.
