30

4.8K 280 27
                                    

Shani melempar asal handphone barunya itu. Menangis tersedu sedu di samping ranjangnya. Dia baru saja menerima telfone dari Shania yang mengatakan bahwa kondisi Gracia tidakkah baik dan Shania juga memintanya untuk menjenguk sekaligus memotifasi Gracia agar mau bangun dari tidurnya.

Tapi Shani sudah terlanjur berjanji kepada mama angkatnya untuk tidak lagi menemui Gracia bila rasa cinta itu masih ada, dan dia takut jika kedatangannya nanti akan membahayakan nyawa Juli seperti ancaman mama angkatnya. Apa yang harus Shani lakukan ? Pergi menemui Gracia tapi kehilangan Juli ? Atau tetap disini tapi Gracia akan pergi ??.

Shani benar benar frustasi sekarang jalan mana yang sebaiknya dia tempuh yang tidak akan membahayakan siapa saja tidak Juli tidak juga Gracia.

Veranda yang sejak tadi berdiri mematung di depan pintu kamar Shani pun hanya menangis. Karna dia juga merasakan apa yang Shani rasakan.

Veranda mendengar semua pembicaraan Shani dengan Shania di telfon. Jujur Veranda terkejut dengan kondisi Gracia sekarang karna Veranda mengira Gracia membaik setelah di pindah kan ke jakarta.

Melihat Shani yang hancur, hati Veranda terenyuh. Dia pernah merasakan apa yang Shani rasakan beberapa tahun yang lalu jauh sebelum Shani lahir. Veranda terpaksa masuk kedalam kamar putrinya lalu mendekat ke arah Shani yang tengah memeluk kedua lututnya merengkuh Shani dalam pelukan terhangatnya.

"Mama...'
Shani menyadari keberadaan mamanya yang kini memeluknya.

"Cup..cup. Sayang ada mama disini...' ucap Veranda sembari mengusap punggung Shani.

Setelah tangis Shani mereda Veranda melepaskan pelukannya dan memandang wajah Shani.

"Kenapa, ada apa sayang? Cerita dong sama mama, hem ?.'

Shani menghapus air mata nya.

"Kamu dari kemarin jadi pendiem lagi, diam terus di kamar. Mama jadi khawatir. Terus tadi mama denger Shania telfone kamu meminta kamu untuk datang menemui Gracia, Apa separah itu kondisi Gracia ?.'

Shani menghela nafas, lalu mengatur nafasnya untuk mulai berbicara.

"Gracia masih ngedrop ma.' jawab Shani.

"Lalu apa mama Gracia meminta kamu untuk datang ?.'

Shani menggeleng.

"Engak ma, itu ci Shania yang minta.'

"Apa kamu mau datang ??.'

"Shani takut ma, takut kalau Shani datang mama Nabilah akan mencabut alat kehidupan juli, Shani sudah janji kan buat tidak lagi menemui Gracia saat Shani masih punya rasa cinta buat Gracia.'

Veranda sudah tidak kaget akan jawaban Shani karna dia sudah mengiranya, Shani pasti akan dilema.

"Mama sudah mengira akan seperti ini shan. Mama Gracia terlalu egois dia mementingkan dirinya sendiri tanpa mau tahu apa yang anaknya mau dan apa akibat nya. Mama ngak sangka beliau meminta kamu untuk menjauhi anaknya yang jelas jelas punya rasa cinta yang tulus.' ucap Veranda.

Veranda terdiam setelah ucapannya itu, Shani memang sudah menceritakan semua yang terjadi mulai dari saat Gracia kecelakaan, kondisi Gracia yang kritis, mama Nabilah yang memintanya menjauhi Gracia, soal pertengkaran Gracia dan mamanya dan soal perasaan Shani dan Gracia bahkan soal berpacaran nya Shani dan Gracia Veranda sudah tahu. Shani saat itu heran karna respon sang mama tidaklah buruk seperti mama Nabilah, Shani belum sempat menanyakan itu namun Shani jadi ingat saat ini dimana Veranda tengah menimbang apakah dia akan cerita atau tidak.

"Apa ada yang mama mau ceritakan ke Shani??.'
Tanya Shani yang sudah mereda tangisnya.

"Ada sayang dan kamu harus tahu ini supaya kamu bisa mempertimbangkan semuanya.' Veranda menjeda ucapannya. Melihat kearah Shani lalu memandang ke arah lain saat akan mulai bercerita.

CERITA KITA BERDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang