Terkadang, harapan tak se indah kenyataan, itulah yang kini di alami oleh Gracia.
Saat ia berharap bahwa yang datang ke rumah Shani adalah Shani, maka itu sebaliknya, bukan Shani yang datang, melainkan hanya mama Shani. Gracia berhenti tepat di depan pintu yang terbuka saat melihat Veranda akan keluar dari rumah itu membawa sebuah koper kecil." tante ?.' kata yang mampu Gracia ucapkan.
Veranda nampak kaget dengan kedatangan Gracia di rumahnya.
" tante dateng bareng ci Shani kan ? Ci Shani nya mana ya tan ?? Aku mau ketemu sebentar saja.' pinta Gracia dengan lelehan air mata yang baru saja turun.
" ngak ada Shani di sini.' tegas Veranda.
Veranda sebenarnya orang yang baik dan sangat tidak tegaan, apalagi gadis di depannya adalah Gracia, teman baik putrinya selama di jakarta di tambah Gracia sedang menangis di hadapannya.
" lalu ci Shani kemana tante ?, sudah dua minggu ci Shani ngak sekolah dan nomernya juga susah buat Gracia hubungin.'
" maaf tante harus pergi.' tanpa menjawab pertanyaan Gracia, Veranda lekas mengangkat kopernya namun dihadang Gracia.
" plis tante, ci Shani di mana ? Aku kangen. Boleh aku ketemu ci Shani tante sebentar aja, plissss.' Gracia menyatukan tangannya untuk memohon kepada Veranda.
" maaf Gre, tante harus pergi.'
" tante satu kali ini aja Gre mohon, ci Shani sudah balik kan ke jakarta?? dia di dalem ? aku boleh masuk kan, tan ??.'
Tanya Gracia antusias namun air matannya tetap mengalir."Gre, tante ngak ada waktu. Tante harus pergi.' ucap Veranda tegas.
" plis tante, aku kangen sama ci Shani. Aku juga yakin kalau ci Shani juga kangen sama aku.'
Veranda diam dan sedikit membenarkan perkataan Gracia.
" plis tante, kasih tahu aku di mana ci Shani. sejauh apapun aku bakalan kesana buat bawa ci Shani balik kesini.'
" itu ngak mungkin.' gumam Veranda.
" tante ngak kasihan sama aku atau ci Shani?, kita tersiksa tan ...ku mohon.'
" tante yang mohon dengan amat sangat kepada kamu ya Gracia, kalau tante itu buru". Veranda melesat pergi.
" maaf..' tambah Veranda dalam hati.Veranda pergi begitu saja meninggalkan Gracia yang kini ambruk kelantai, sendi" di kakinya sudah tak mampu menopang badan Gracia yang kini hancur berantakan.
Tak jauh dengan Gracia, Veranda pun merasakan apa yang Gracia rasakan. Bahkan Veranda merasa menyesal karena sudah membuat persahabatan putrinya dan Gracia harus terpisah.
Veranda hanya berfikir bila Shani tetap ia biarkan tinggal di jakarta tanpa sepengetahuannya, Shani akan jadi anak yang kurang terurus.
Veranda juga seakan jadi orang jahat, dia juga egois karena tak memikirkan perasaan putrinya apalagi Gracia.
Sebelum mobil yang ia bawa menghilang di tikungan, Veranda sempat melihat kebelakang lewat kaca spion mobilnya, Gracia masih duduk di lantai sambil menangis.
" tante, Gre mohon ijinin Gre buat ketemu cici.' ucap Gracia kesekian kalinya saat Veranda masih di depannya hingga kini mobil itu hilang di tikungan.
Mbak nati yang merasa iba akhirnya keluar dari rumah.
" non Gracia....' ucapanya. Gracia yang tahu bahwa mbak nati yang datang memanggilnya langsung memeluknya erat.
" jangan nangis terus.' ucap mbak Neti dan mengusap punggung Gracia.