Sudah dua jam perjalanan yang Gracia tempuh bersama Okta. Kini mereka sampai juga di kota kembang bandung.
Gracia menghentikan mobilnya di depan sebuah taman bermain anak" di dekat jalan toll, tak jauh dari mobil Gracia juga berjejer gerobak jajanan dan makanan di sepanjang taman itu karena letak taman itu persis di depan rumah sakit swasta.
Gracia baru menyadari bahwa rekannya Okta sudah tertidur entah sejak kapan, yang Gracia tahu beberapa menit yang lalu anak tiang itu masih mengoceh tentang banyak hal mulai yang penting sampai yang tidak penting.
Meski kadang kehadiran Okta cukup menganggunya, tapi Gracia mengakui bahwa kehadiran Okta selama ini cukup membuatnya senang apalagi sikap kekanak kan Okta, manjanya dan sifat aneh dari seorang Okta. Gracia beruntung takdir sudah menghadirkan Okta setelah Gracia ditinggalkan Shani.
Padahal semenjak masuk kelas 12, Okta adalah teman sekelas tapi tak pernah Gracia sadari bahwa ia satu kelas dengan mahkluk bernama Okta yang tinggi sangat itu. Gracia terlalu tidak mau peduli dengan sekitar nya jika bersama Shani, maka dari itu Gracia baru menyadari bahwa ada teman satu kelasnya bernama Okta setelah Shani pergi.
Tanpa membangunkan Okta, Gracia pun memilih keluar dari mobil untuk meregangkan otot" nya yang sudah bekerja keras mengantarkannya sampai bandung dengan selamat.
" duh laper deh, makan apa ya ?.' gumam Gracia saat selesai dengan urusan ototnya.
" nasi goreng aja kali ya ?.' gumam Gracia lagi yang langsung berjalan mendekati tukang nasi goreng.
" kang, nasi goreng satu pakai telor cepploknya dua ya !.' pesan Gracia kepada tukang nasi goreng.
" beres neng cantik.'
Gracia pun duduk di belakang tukang nasi goreng dan menunggu dengan manis.
Pandangan Gracia mengitari seluruh taman. banyak muda mudi yang juga sedang menikmati malam di taman. tak sedikit juga ada bapak" atau ibu" yang ikut menghabiskan malam weekday di taman ini.Kini pandangan Gracia beralih pada sebuah gedung berlantai sepuluh yang berada di depannya yang Gracia tahu itu adalah gedung sebuah rumah sakit. Dengan serius, Gracia memerhatikan setiap lantai di gedung itu yang menampilkan lampu terang yang damai.
Karena begitu terang, sampai Gracia bisa melihat seorang gadis tengah memandang langit malam ini. Gadis itu berada di lantai 5 gedung rumah sakit tersebut tapi Gracia bisa dengan jelas melihat gadis itu.
" gadis yang cantik .' gumam Gracia tanpa sadar.
" neng ini nasi goreng nya.' ucap penjual nasi goreng yang selesai membuat pesanan Gracia.
" ah ya, makasih.'
Gracia menerima nasi goreng pesanannya dan mulai memakannya setelah memanjatkan doa.
Dan ternyata dari dalam gedung rumah sakit yang sedari tadi diperhatikan oleh Gracia, ada Shani yang terdiam di depan jendela kamar rawat papanya.
" Shani, ngapain kamu bengong disitu?.' tanya Veranda kepada Shani yang terdiam begitu lama di depan jendela.
" ngak ngapain" kok mah, Shani lagi liat" taman bermain yang ada di depan rumah sakit. Aku baru sadar aja di bawah ada taman gitu, rame lagi.'
Ungkap Shani lalu mendekat ke sofa dimana mamanya sedang duduk manis selepas tidurnya yang sebentar."oh gitu, kalau kamu mau kesana juga ngak apa" Shan, biar kamu ngak bosen disini.'
" tapi ini sudah lumayan malam mah, pasti dingin deh, males ah.' jawab Shani yang sudah duduk disebelah Veranda, mamanya.
" ya sudah terserah kamu aja, kamu lapar lagi ngak Shan?"
Shani menggeleng sebagai jawaban.
" beneran ? tadi kan cuma makan sedikit bareng mama, kamu ngak laper lagi ?.' tanya Veranda memastikan.