Malam itu setelah selesai makan malam, Shani hanya membereskan gelas kotor lalu membawanya ke dapur, setelahnya ia langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk mandi.
Ceklek.
Suara dari pintu menyadarkan Shani yang melamun sehabis mandi barusan.
"Ci Shani sudah mandi ya ?" Tanyanya lalu mendekatinya Shani.
"Sudah Gre, kamu dari mana aja ?" Tanya Shani lalu mulai menyisir rambutnya.
"Habis bantuin mama kamu beresin meja makan. Cici sih main langsung naik aja, 'kan mama kamu harus beresin sendirian.'
"Maaf Gre, aku masih enggan buat lama" sama mama.' ungkap Shani jujur. Ia seakan baru menjumpai sang mama kandung setelah pernah hidup dengan mama tiri, canggung.
"Ooh...aku ngerti kok. Cici harus belajar lagi buat bisa nerima mama cici dalam hidup cici.'
"Selalu Gre, tapi karena mama sering bolak balik ke luar kota jadi ada jarak yang tercipta dari kita Gre, apalagi papa.'
Gracia mendekat kearah Shani yang tengah bercermin.
"Mereka adalah orang tua cici, ngak ada jarak apapun ci. Cici aja yang buat jarak diantara kalian. Kalau saja cici mau mengalah dan sering kabarin atau sekedar telfon mereka, pasti cici dan mereka ngak akan ada jaraknya. Cici harus tahu itu.' Gracia memegang kedua bahu Shani menyakinkan akan ucapannya barusan.
"Iya, semua memang salah aku.'
Gracia melihaat wajah sedih Shani di depan cermin.
"Maaf cici ku yang cantik, bukan maksud aku sindir cici. Cuma mengingatkan dan kasih tahu aja kok, ngak lebih.'
"Iya Gre, aku tahu makdsud kamu itu. Makasih ya sudah temani aku buat turun tadi.'
Muach.
"Sama sama ciciku.' kata Gracia yang sebelumnya berhasil mencium pipi Shani tanpa di protes pemiliknya.
"Kamu tuh, selalu aja bisa nyuri kesempatan.' baru sadar bahwa Gracia tadi modus padanya.
"Yaa 'kan sebagai bukti kalau aku itu sayang banget sama cici, itu buktinya.'
Gracia akan mendekati Shani lagi untuk menciumnya.
"Ihh apaan sih Gre, berhenti ngak ?! Gre ih!! kamu jorok belum sikat gigi !!.'
Protes Shani berkali kali karena Gracia mencoba untuk menciumnya. Shani hanya mampu menghentikan tangan Gracia yang juga menyingkirkan tangan Shani yang menghalangi kegiatannya mencium Shani.
Intinya mereka perang tangan.
"Udah Ge, atau kamu mau aku gelitikin sampe kurus.!!'
Ancaman Shani kali ini yang paling ampuh untuk menghentikan kegiatan Gracia.
Gracia pun menghentikan aksinya lalu cemberut seketika.
"Gitu aja ngambek.' ujar Shani lalu berdiri dari depan cerimin.
cup.
"Udah cukup kan ?" Tanya Shani yang baru saja mencium pipi Gracia lalu beranjak ke atas kasur.
Gracia berteriak kegirangan dalam hati karena baru kali ini Shani mau menciumnya. Dia langsung berlari menyusul Shani dan langsung memeluknya dari samping.
"Ihh so sweet. Makasih ci, cici baik deh, tapi btw itu masih kurang ci. Pipi kirinya belum terus jidad sama hidungnya belum.' ungkap Gracia tanpa malu.
"Buat apaan ??" Tanya Shani heran.
"Buat terimakasihnya. Kalau mama aku terimakasih sama aku pasti beliau cium kening pipi kanan kiri terus hidung aku, kadang di ..' ucapan Gracia menggantung membuat Shani binggung dan penasaran.