Chapter 2 : Tersesat
Bella berjalan cepat di sekitar koridor Sekolah. Saat itu keadaan Sekolah benar-benar sepi ditambah lagi dengan suasana sore yang nyaris malam. Keadaan Sekolah ini benar-benar mengerikan.
Bella berhenti di tengah-tengah koridor begitu sadar, Ia sudah berjalan terlalu jauh. Bella menatap sekelilingnya. Menyeramkan! Hanya itulah kata yang pas untuk mendeskripsikan situasi saat itu. Bella sangat lelah, ia menarik rambutnya kebelakang seraya menyenderkan punggungnya ke dinding.
"Ah,, ini semua gara-gara Senior menyebalkan itu." desis Bella sambil mengatur napasnya, ia masih sulut akan emosi. Sekarang yang harus ia pikirkan adalah bagaimana cara agar bisa keluar dari Sekolah ini.
Bella mengambil smartphone dari sakunya. Kemudian ia berdecak kesal. "Kenapa baterenya harus habis sekarang?" ayolah, ia bahkan baru beberapa hari berada di Sekolah tapi kenapa masalahnya sudah seperti ini.
Dengan keberanian yang ia kumpulkan, Bella bangkit dan akan mencari jalan keluar sendiri. Di persimpangan koridor Bella yakin sekali jika ia melewati jalan ini tapi kenapa hanya kelas kosong yang ia temukan dari tadi. Kemudian di sudut ia bertemu dua tangga. Tangga pertama menuju ke atas dan tangga yang satunya lagi menuju ke bawah.
"Pasti tangga ke bawah," ucap Bella sangat yakin. Ia melangkahkan kakinya ke bawah, saat hampir menuju lantai dasar langkah kaki Bella terheti. Samar-samar ia mendengar suara orang yang sedang berbicara . Bella langsung terdiam.
"Jadi kamu sudah mengubah presentasinya?"
"Iya Bos, bahkan saya sudah menukar dokumennya dengan yang palsu."
"Pak Kepala sudah pasti akan bermasalah."
"Tidak-tidak, ia akan diberhentikan dari posisinya dan Bos yang akan menggantikan posisinya."
"Kita tunggu saja sampai rapat itu tiba. Aku ingin melihat bagaimana reaksi Presedir,"
"Ini akan menar-,"
"Hatchi!"
Bella langsung menutup mulutnya. Ia tidak bisa menahan bersin. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Ia sudah ketahuan menguping.
Dengan langkah pelan Bella berjalan mundur.
"Siapa disana?!"
"Sepertinya ada yang menguping Bos. Ini gawat!"
"Cepat kejar dan tangkap dia!" begitu mendengar percakapan itu Bella langsung lari.
"Hei jangan lari!" teriak orang itu. Bella mempercepat langkah kakinya. Ia tidak peduli lagi dengan ruangan apa yang ia terobos masuk, yang terpenting ia harus segera melarikan diri.
"BRUGH!"
Tubuh Bella terjatuh dan langsung terseret ke sudut ruangan. Seseorang baru saja menarik tubuh dan membekap mulutnya. Bella berusaha untuk berontak tapi orang itu malah menyuruhnya diam.
"Sshhtt.. Lihat itu.." orang yang membekap Bella itu menunjuk ke arah tangga. Tepat disana ia melihat seseorang bertopi hitam tampak celingak celinguk.
"Sial! Kemana ia pergi." Umpat orang itu kemudian pergi entah kemana.
Bella dapat bernapas lega dalam beberapa detik sebelum ia menyadari posisinya juga tidak kalah berbahaya. Posisi mereka sangat dekat, Bella bahkan dapat mendengar deru napas orang itu di atas kepalanya.
"Hem,, hem,," Bella berusaha berteriak tapi orang itu semakin membekap mulutnya.
"Hei tung-,"
"DUGH!" Bella menyikut perut orang itu.
"Ahk! Hei!" geramnya. Kini Bella tahu jika orang itu adalah laki-laki.
Tanpa menunggu aba-aba, Bella langsung berlari meninggalkannya. Sementara laki-laki itu masih merintih kesakitan. Ia sebenarnya ingin mengejar Bella.
"Gesit juga.." laki-laki itu menatap kepergian Bella yang kian menjauh.
"PRAK!"
Laki-laki itu mengangkat kakinya dan melihat sebuah smartphone berwarna putih yang sudah sedikit retak akibat tinjakkannya. Laki-laki itu mengambilnya sambil tersenyum tipis.
"Merepotkan sekali,"
****
Halo Semua salam dari saya. Kembali dengan saya dengan chapter 2 TIME BLITZ.
Gimana dengan chapter 2? Memuaskankah?
Saya terima semua komentar.
Mohon vote+komentar karena respon pembaca adalah energi bagi saya untuk melanjutkan cerita ini. @.@--> <3
Red-Rabbit28

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME BLITZ
Teen Fiction[TAMAT] Bella baru saja menjadi salah satu siswa di sekolah ternama di Jakarta. SMA Bakti Jaya yang banyak mendapat sorotan karena banyaknya prestasi. Namun di hari pertamanya pun, ia sudah mendapatkan masalah dan terlibat dengan Blitz. Salah satu...