26.Sembunyi

196 37 9
                                        

Chapter 26
Sembunyi

Ele pasti sudah gila.
Itu yang dari tadi dipikirkan Bella. Selama perjalanan kurang lebih 15 menit menuju rumahnya bersama Zian. Entah kenapa laki-laki ini memaksa ikut.

Setelah mendengar penjelasan yang cukup panjang untuk keluar dari mulut seorang Austin mengenai kejadian yang menimpa Ele kemarin, mereka semua memutuskan untuk menemui Ele di rumah karena ia tidak hadir di Sekolah.

Mobil Zian berhenti di perkarangan rumah Ele setelah mendengar intruksi dari Bella. Begitupula mobil teman-temannya yang lain. Jika dilihat mereka seperti orang yang akan demo di Rumah Ele.

Bella keluar dari mobil dan langsung berlari membuka pagar besi yang membentengi rumah Ele. Ia menekan bel begitu sampai di depan pintu.
Zian mengekor dari belakang. Vania yang buru-buru membantu Bella menekan bel dan mengetuk pintu. Tidak lama dari itu seorang wanita paruh baya yang Bella kenali adalah ibu Ele keluar. Ia sedikit kaget saat melihat segerombolan teman-teman Ele hadir di rumahnya.

"Kami ingin menjenguk Ele Tante.." ujar Bella. Ibu Ele terdiam sejenak kemudian mengangguk dan membiarkan mereka masuk sementara Ibu Ele masuk ke dalam untuk memanggil Ele.

Austin memilih berdiri dan memperhatikan sekitar. Tak lama Zian datang dan menepuk bahunya, mereka berdua berbisik entah apa yang mereka sembunyikan tapi Bella tidak pikir itu lebih penting dari keadaan Ele sekarang.

"Ah, bagaimana Ele Tante?" tanya Bella begitu melihat Ibu Ele keluar. Ia tersenyum pahit dan menggeleng.

"Dia tiak mau keluar Bell, ia mau sendiri."

Bella mengerutkan keningnya dan berdiri.

"Maksudnya? Ah, biarkan aku yang bicara dengan Ele."

"Sudah jangan.." Zian menahan tangan Bella dan kembali menudukkannya di posisi semula.
Bella mendengus napas dan memberi tatapan meminta penjelasan kepada Zian yang hanya ia jawab dengan gelengan ambingu.

"Apa pihak polisi sudah menyelidiki kasus ini Tante?" Austin akhirnya membuka suara. Ibu Ele kembali menggelengkan kepala.

"Semalam Ele suah diselidiki mengenai kasus ini. Tapi ia tidak mau membuka suara dan terus diam. Ele, anak itu ia masih syock.." suara Ibu Ele melemah dan matanya mulai berkaca-kaca. Luna yang berada di sampingnya langsung menenangkannya.

"Lalu bagaimana dengan korban itu? Maksudku si Fauzi.." Zian menanyai mengenai korban yang menjadi kasus pembunuhan kemarin.

"Aku menengar kabar jika ia koma di Rumah Sakit." Jawab Ibu Ele.
"Parahnya pihak keluarga Fauzi meminta pertanggung jawaban dan meminta polisi untuk menangkap pelaku."

"Dan sampai saat ini Ele adalah tetaplah tersangka utama.." sambung Austin. Bella menutup mulutnya tak percaya.

Ia menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak.. nggak mungkin Ele pelakunya iyakan?" Yakin Bella, semua orang yang berada di ruangan itu memilih diam.

Zian mendekati Bella yang nampak mendidih dan kembali mendudukan Bella di kursi saat ia lagi-lagi berdiri. Bella ingin protes lama-lama ia kesal diperlakukan seperti ini oleh Zian.

"Memang bukan Ele pelakunya, percayai saja temanmu tidak akan mungkin melakukan hal sekeji itu.."

"Jadi kita harus diam?"

"Semua ini terjadi begitu saja. Untuk saat ini hanya aku yang bisa menjadi saksi untuk Ele." Semua orang di ruangan itu memperhatikan Austin. Ia kembali membuka suara saat tidak ada respon.
"Aku tidak yakin. Tapi berdoa saja.."

***

Bella membaringkan tubuhnya di kasur saat ia sampai di rumah. Kak Diara sedang memasak di dapur, ia pulang telat karena ke rumah Ele tadi.

TIME BLITZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang