Chapter 13 : Pemaksaan
21:15 PM
Saat ini Bella berada dalam mobil Zian dan mereka dalam perjalanan mengantar Bella pulang. Sunyi, itu lah kata yang tepat untuk mendefeniskan suasana mereka saat ini, yang terdengar hanyalah alunan musik saxophone dari kaset yang diputar Zian di mobilnya. Biasanya Bella akan banyak mengoceh tapi kali ini dia diam sambil menatap keluar jendela.
Karena kesal didiamkan, Zian langsung menutup jendela. Bella yang kaget langsung menoleh ke arahnya dan siap untuk marah sebelum suara Zian mendahuluinya.
"Angin malam tidak baik, nanti masuk angin."
Bella pasrah dan kini diam lagi. Ia sepertinya sedang sibuk memikirkan sesuatu sebelumnya kembali menatap Zian.
"Zian.." panggil Bella hati-hati.
"Hem?" Zian terus menyetir tanpa menoleh.
"Sebenarnya aku terus memikirkan sesuatu akhir-akhir ini.."
"Ada apa? Bicaralah yang jelas."
"Ini masalah Alvaro."
Zian berdecak kesal. "Kenapa harus membicarakannya?"
"Zian ini masalahnya gawat. Kamu tahu kepala sekolah kita itu orang tuanya Alvaro kan? Aku mendengar pembicaraan seseorang. Dia berniat menjatuhkan Kepala Sekolah!" jelas Bella.
Zian hanya menaggapinya dengan datar. "Terus?"
"Yah,, kita harus menyelamatkannya."
"Alvaro kan jahat kepada mu. Kenapa harus membantunya?"
Bella menganga mendengar respon Zian. Anak ini memang sudah geser otaknya.
"Zian.. kita tetap harus saling tolong menolong. Walaupun Alvaro tidak menyukai ku, tidak apa-apa. Setidaknya jangan sampai karena masalah ini Kepala Sekolah kita mendapatkan masalah." Bella tetap saja bersikukuh.
"Bel, pulang ini jangan kemana-mana lagi. Kunci rumah dan jangan bukakan pintu untuk siapapun." Ucap Zian. Bella terdiam, perkataan Zian barusan mengingatkannya akan ucapan Luna tadi siang.
"Dan satu lagi, ini bukan masalah mu. Jangan ikut campur."
Bella mendengus napas kesal. Ia kesal karena Zian tidak sepikiran dengannya. Bella kembali memfokuskan pandangannya untuk menikmati pemandangan diluar, sampai ia kaget sendiri karena teringat sesuatu.
"Astaga Zian, aku lupa!" Bella heboh sendiri dalam mobil.
"Lupa?" seperti bisa respon Zian.
"Aku mungkin lupa mengunci pintu rumah ku tadi."
"Ckiiiitttttt!"
Zian mengerem mobilnya mendadak. Membuat tubuh Bella bergoyang ke depan.
"Hei! Aku masih mau hidup!" marah Bella. Namun Zian mengubrisnya, Zian menatap Bella dengan serius.
"Kamu lupa mengunci pintu rumah?" tanya Zian. Bella mengangguk.
"Dasar Kepala Udang.." gumam Zian, kemudian ia memutar arah mobilnya dan berbalik. Bella yang penasaran langsung bertanya. "Kenapa berbalik? Ini bukan jalan rumah ku." Kata Bella namun Zian diam dan tidak menjawab.
"Zian!!"
"Kamu tinggal di tempat ku malam ini." Jawabnya.
"Apa?! Aku tidak mau."
"Aku tidak perduli.."
"Zian turunkan aku sekarang." Perintah Bella.
"Hei Nona, siapa yang sedang kamu perintah sekarang?"
Skak mat! Bella kini terdiam membiarkan Zian menguasai suasana saat ini.
"AKu tidak bisa mengantar mu pulang hari ini. Oleh karena itu dengarkan perintah ku."
***
Dengarkan perintah Nana ya! Hehehehheheheh
Halo semua? Apa kabar? Jangan lupa Vote dan komentar ya.
Saran masukan apapun itu coret-coret saja.
See You next Chap..
-(D

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME BLITZ
Teen Fiction[TAMAT] Bella baru saja menjadi salah satu siswa di sekolah ternama di Jakarta. SMA Bakti Jaya yang banyak mendapat sorotan karena banyaknya prestasi. Namun di hari pertamanya pun, ia sudah mendapatkan masalah dan terlibat dengan Blitz. Salah satu...