DOR!!
Suara itu menggema dalam ruangan. Bella membulatkan matanyam ia mendongak dan mendapati Zian yang sedang menatapnya kosong.
BUGH
Lagi terdengar suara pukulan. Bella menoleh ke sumber suara dan mendapati Alvaro disana. Ia memukul Pak Reza sampai tubuhnya tumbang.
Tak lama dari itu Hanan, Austin dan Hanan datang. Luna juga ada disana. Syukurlah Luna selamat.
Segerombolan anggota BLITZ yang lain bantu menyerang Pak Reza dan beberapa bodyguardnya yang tiba-tiba muncul.
Tapi bukan BLITZ namanya jika tidak bisa mengatasi itu.
Kurung waktu satu menit semua lawan berhasil dikalahkan.Bella hendak bangkit tapi Zian tetap menahan dirinya. Ia masih memeluk Bella.
Tidak seperti tadi, tubuh Zian sedikit bergetar yang membuat Bella semakin khawatir."A-aku.." Bella hendak bangkit.
"Jangan.."
"Zian bahu mu.." ucap Austin tiba-tiba. Bella yang mendengar itu langsung mendorong tubuh Zian dan melihat keadaanya.
Kala itu matanya membulat sempurna saat melihat darah mengalir deras dari bahunya, bahkan Bella baru menyadari jika darah Zian sudah merambat ke bajunya juga.Bella menyentuh bahunya dengan cemas air mata perlahan turun dari pipinya. Tangan Bella ikut bergetar.
"Zi-zian.. maafkan aku.."
Zian menahan tangannya dan berdiri. Bella mendapati wajah Zian yang memucat, tangannya yang satu lagi ia gunakan untuk menahan darah yang terus mengalir di bahunya.
Zian berjalan keluar dengan terseok-seok."Zian tunggu biar kami hubungi ambulan dulu." Hanan menahan tangan Zian. Tapi Zian menggeleng pelan.
"Terimakas..."
BRUK
Zian jatuh pingsan dan menimpa Bella. Gadis itu langsung menahan tubuhnya.
Hanan dan yang lainnya tambah panik. Bella mengelus kepala itu dan menahan darah dari luka di bahu Zian. Ia mengalihkan perhatiannya kepada Hanan dan mengangguk."Telpon ambulannya.."
***
Zian membuka matanya perlahan dan seketika rasa pusing langsung menyerangnya. Zian memejamkan matanya lagi dan berusaha merendam rasa sakit itu.
Putih. Pemandangan di sekitarnya terasa asing dengan nuansa berwarna putih. Beberapa detik kemudian baru ia sadar jika dirinya sedang berada di Rumah Sakit.
Ia mendapati bahunya yang diperban dan juga beberapa bagian lukanya yang lain.Ia sempat berpikir, sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri. Pikirannya melambung saat kejadian itu. Zian langsung cemas, ia mencari-cari sesuatu dan tepat saat ia bergerak tangannya tertahan.
Ia tersenyum lembut. Benar, ini yang ia cari. Zian mengusap kepala itu lembut.
Bella sedang tertidur disana dengan posisi masih mengenggam tangan Zian.Zian memperhatikan wajah itu dari dekat. Bulu matanya lentik, hidung kecil dan bibir yang mungil. Ia membayangkan bagaimana keterkejutan Bella saat mata bundarnya itu terbuka dan mendapati dirinya dalam jarak sedekat itu.
Zian memejamkan matanya dan menjauhkan wajahnya dari Bella. Rasanya ia bisa gila jika keadaan seperti ini lebih lama lagi.
Tiba-tiba muncul ide jahil di kepalanya. Zian tersenyum licik.
Oh, Zian yang sebenarnya telah kembali.
Ia menarik hidung Bella yang membuatnya sedikit terganggu dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME BLITZ
Roman pour Adolescents[TAMAT] Bella baru saja menjadi salah satu siswa di sekolah ternama di Jakarta. SMA Bakti Jaya yang banyak mendapat sorotan karena banyaknya prestasi. Namun di hari pertamanya pun, ia sudah mendapatkan masalah dan terlibat dengan Blitz. Salah satu...