10.Peringatan

217 59 6
                                        


Chapter 10 : Peringatan

04:30 PM

SMA Bakti Jaya.

"Bell, kita sudah pulang. Kamu masih mau mengerjakan tugas itu?" Vania mendekati Bella yang sibuk menyalin jawaban Ele ke buku latihannya.

"Dia juga berniat mengumpulkan tugasnya." sambung Ele sambil merapikan barang-brangnya di meja.

Vania duduk di depan Bella dan menopang dagunya. Ia menatap Bella sambil menghela napas panjang.

"Sepertnya Kak Zian benar-benar membuat mu dalam masalah. Bella tetap di alpa walaupun terlambat masuk pelajaran Bu Tia 15 menit."

Tiba-tiba Bella berhenti menulis. Ia menatap Vania datar.

"Jangan menyebut namanya. Aku alergi." Bella menutup bukunya lalu berdiri.

"Ayo temani aku mengumpulkan tugas." ajak Bella.

"Maafkan aku Bella. Papa ku sudah menjemput. Akhir-akhir ini aku pulang telat. Dia pasti marah." jelas Ele. Bella langsung beralih kepada Vania sambil memasang puppy eyesnya.

"Baiklah-baiklah. Aku hanya akan mengantar mu sampai ujung koridor. Aku tidak mau naik tangga lagi."

"Oke ayo!"

***

"Vania, apa kamu pernah melihat gelang perak. Dia memiliki bandul huruf B."

"Ah, gelang? Aku tidak tahu. Memangnya kenapa?" tanya Vania balik.

"Itu gelang pemberian Kakakku dan sekarang hilang. Dia pasti marah." Bella nampak lemas setelah mengatakan itu.

"Tidak apa, nanti aku akan membantu mu mencarinya. Oh iya Bell, sampai sini saja ya aku harus pulang." pamit Vania. Bella hanya mengangguk lalu Vania pergi dan Bella harus berjalan sendiri setelah ini.

Sementara itu di salah satu tembok tak jauh dari Bella berdiri tampak seorang Pria tengah mengawasinya. Pria itu menempelkan Handphone ke telinganya.

"Tuuutt.."

"Halo Bos.." telpon itu tersambung. "Dugaan ku benar Bos, aku sudah menemukan anak itu." ia tersenyum licik sebelum kembali terkekeh kecil. "Baiklah, aku akan segera menghabisinya, segera!"

***

Bella berjalan ke pagar sekolah setelah mengumpulkan tugas ke Ruang Guru. Dari arah yang berlawanan ia melihat seseorang yang ia kenal. Ah, bukannya itu Luna?

Bella tersenyum kepada Luna.

"Bella." panggil Luna tiba-tiba. Bella langsung berhenti dan menatap Luna. Sementara Luna dengan setumpuk kertas di tangannya balas menatapnya dingin.

"Malam ini, tetaplah di rumah." ucapnya kemudian kembali berjalan.

"Apa maksud mu? Luna tunggu!" Bella berlari mengejar Luna.

"Cih, merepotkan sekali. Ku bilang jangan kemana-mana malam ini dan jangan ikuti aku!"

Bella langsung terdiam membiarkan Luna pergi. Bella terus berpikir selama perjalanan pulang. Memangnya kenapa kalau dia pergi?

"Dasar menyebalkan!"

***

Ayo sebenarnya kenapa Luna bilang gitu? Ada yang tahu nggak?

Yuk main tebak-tebakan di komentar. Hheheheheh terserah deh mau tulis apa. Aku terima, seneng malahan. Jangan lupa ya Vote, komentar dan Follow aku untuk kamu yang silent reader.

Selamat membaca.~

TIME BLITZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang