Bella mengerjap pelan, menetralisasikan cahaya mentari yang perlahan masuk ke indra pengelihatannya. Ia mengeliat tak nyaman dan semakin bergelung di dalam selimut.
Sesuatu yang hangat mendekapnya sekarang. Rasanya ia tidak mau pergi dari zona yang ia pikir nyaman.
Rasa malasnya menjadi-jadi saat merasa kepalanya diusap pelan. Bella semakin menyembunyikan wajahnya sampai ia merasa angin meniup wajahnya.
"Kamu tidur kayak kebo ya..."
Tunggu? Apa yang terjadi.
Bella membuka matanya spontan dan menemukan seseorang di depannya. Bella mendongak dan seketika berteriak sambil menjauh.
"Aaaaaa apa yang kau lakukan?!" Bella menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Zian bangun dengan wajah khas bangun tidur. Ia menatap Bella yang juga menatapnya. Sial! Tampan sekali, pikir Bella.
"Dasar kepala udang! Udah tidur nakal bangun pagi-pagi malah berisik. Kamu membuat ku begadang semalaman!"
Bella mengerutkan keningnya.
"Jadi kita tidak melakukan itukan?"
"Itu?" kening Zian ikut berkerut.
Bella menyibak selimut dan menatap keadaan tubuhnya kemudian mendengus napas lega. Zian mengangguk paham sambil tersenyum licik.
"Memangnya apa yang kau pikirkan hah?" Zian merangkak mendekati Bella.
Bella membelakkan matanya mendapati Zian yang tiba-tiba saja sudah sedekat ini di depan wajahnya."Bagaimana kalau aku berubah nakal?" suara Zian tiba-tiba berubah menjadi lebih berat. Bella berusaha menelan ludahnya.
"Aku siap Bell.."
BUGH
Bella memukul kepala Zian dengan guling di sebelahnya. Otaknya benar-benar sudah sinting. Bella bangkit dan pergi meninggalkan Zian yang hanya mengaduh kesakitan.
"Aku mau mandi!"
***
Zian berpikir sambil berjalan bolak-balik di tepi pantai. Sementara Bella hanya menatapnya dan sesekali mengalihkan perhatiannya ke pantai untuk menyaksikan para bule yang sedang berjemur.
Terdengar helaan napas dari Zian, Bella ikut menundukkan kepalanya dan mulai melukis di pasir pantai.
"Aku lapar.." keluh Bella.
Zian menatapnya sekilas.
"Ck, jangan seperti ini. Mereka pasti mencari kita, lagipula siapa yang menyuruh mu ketinggalan jejak Kai dan Kakakmu."
Bella melirik Zian dengan sinis. Ia membuang ranting kayu yang ia pakai untuk menggambar tadi sembarangan.
"Kenapa malah menuduh ku. Kamu juga samakan?"
Ekspresi Zian seperti ingin mengatakan sesuatu tapi ia telan lagi karena jika ia bertengkar dengan Bella hanya akan menambah masalah.
"Kita jual HP mu!"
Bella spontan langsung menoleh ke arahnya.
"Kamu sudah gila? Lebih baik kamu tinggalkan aku daripada harus menjual handphone ku. Kamu tidak tahu bagaimana aku menabung untuk membeli benda ini. aku harus kerja sambilan jadi jangan pernah berpikir jika aku akan sepemikiran dengan mu untuk mu untuk menjual benda ini." cecar Bella panjang lebar.
Zian langsung mencubit pipinya kesal.
"Kamu ini semenjak kontrak kita habis sekarang sudah berani ngomelin aku yah.."

KAMU SEDANG MEMBACA
TIME BLITZ
Teen Fiction[TAMAT] Bella baru saja menjadi salah satu siswa di sekolah ternama di Jakarta. SMA Bakti Jaya yang banyak mendapat sorotan karena banyaknya prestasi. Namun di hari pertamanya pun, ia sudah mendapatkan masalah dan terlibat dengan Blitz. Salah satu...