Part 46

9.7K 979 36
                                    

"Tumben pake kacamata Baal" ucap (namakamu) sambil menata barang-barang yang masih berantakan di kamar Lizam dan Bryna

"Lagi pengen aja" ucap Iqbaal
"Lepas aja si masker kamu kalo ngomong sama aku, kalo udah sama Lizam sama Bryna baru pake lagi aku engap liatnya" kekeh (namakamu)

Iqbaal menurunkan maskernya "huhhh.... Sama yang apalagi aku yang pake. Engap bat"

(Namakamu) tertawa kecil, "kamu makan sana tadi kan makannya cuma sedikit"

"Harusnya kamu yang banyak makan, kamu nya nyusuin Lizam sama Bryna jadi harus banyak makan makanan yang sehat" ucap Iqbaal

"Aku mah makan nanti gampang, kamu kan lagi sakit Baal, udah suara kamu jadi bindeng gitu" ucap (namakamu)

"Nanti terus tapi gak makan-makan, aku kan cuma batuk pilek doang ya pasti suaranya gini lah" ucap Iqbaal

(Namakamu) mencium pipi Iqbaal, "mending bantuin aku deh rapihin kado-kadonya Lizam sama Bryna"

"Bunda nakal ya udah berani cium-cium" ucap Iqbaal dengan senyum senang

"Bawel ah nih bantuin aku" ucap (namakamu)

"Kamu tau ga perasaan aku waktu kamu berusaha bawa Lizam Bryna kedunia gimana? Aku takut, aku khawatir sama kamu, kamu bilang kamu udah gak kuat kamu nangis kesakitan, aku takut Bund, takut banget. Aku pengen gantiin kamu saat itu juga, tapi mana bisa?" Ucap Iqbaal memberi jeda

"Aku udah berfikiran kalo kamu tinggalin aku, kamu pergi ninggalin aku Lizam dan Bryna dan aku bakal besarin mereka sendiri. Kalo waktu itu beneran terjadi aku bakal salahin diri aku sendiri karena cuma bisa diem liat kamu yang lagi berjuang buat anak kita. Aku tau kamu udah capek, kamu udah kesakitan tapi aku seneng kamu masih mau berusaha buat bawa mereka lahir kedunia, di sisa-sisa tenaga kamu, kamu berusaha bawa Bryna ke dunia dan akhirnya mereka bisa sama kita sekarang" Iqbaal memeluk tubuh (namakamu), (namakamu) sedaritadi mendengarkan cerita Iqbaal dengan seksama

"Aku bahagia Bund, bahagia banget. Kita bisa ngebesarin Lizam dan Bryna sama-sama, makasih Bunda" Iqbaal semakin mengeratkan pelukkannya dan (namakamu) dapat merasakan kalau bahunya basah karena air mata Iqbaal

(Namakamu) mengelus punggung Iqbaal dengan tersenyum bahagia, "jangan nangis, kamu jelek kalo nangis"

Iqbaal menggeleng, "aku kalo inget itu rasanya pengen ngutuk diri aku sendiri karena ngebiarin kamu kesakitan dan akunya cuma diem doang"

"Yang penting sekarang aku gapapa, aku disini sama kamu sama Lizam sama Bryna. Kita besarin mereka sama-sama, kamu sama aku bakalan terus sama-sama sampe tua" ucap (namakamu)

"Bunda tanggung jawab Ayah nangis" ucap Iqbaal

"Kan Ayah yang nangis sendiri, Ayah yang buat ko" kekeh (namakamu)

Iqbaal melepas pelukkannya dan terlihat mata merah juga pipi yang basah akibat air matanya, (namakamu) menghampus air mata Iqbaal yang ada di pipi pria itu

"Mulai sekarang panggilnya harus Ayah Bunda ya, aku suka kalo kamu panggil aku Ayah" ucap Iqbaal

(Namakamu) mengangguk, "iya Ay"

"Ay?"
"Ayah, kalo aku manggil kamu 'Ayah' kepanjangan yaudah aku potong jadi 'Ay'" kekeh (namakamu)

"Yaudah kalo gitu Ayah panggil kamu 'Buna' gapake d" ucap Iqbaal

"Terserah Ayah ajalah" kekeh (namakamu)

"I love u Buna"

"I love me too Ay"

"Minta aku kurung di kamar ya Bund?"

🌿

"BUNAAA LIZAM NANGIS TERUS AYAH GATAU HARUS NGAPAIN INI" teriak Iqbaal dari kamar

(Namakamu) yang sedang meletakkan ASI perahannya di kulkas dapur langsung ke kamar dan mendapati Iqbaal sedang duduk sambil menggendong Lizam yang menangis

"Kenapa sih teriak-teriak?" Ucap (namakamu)

"Lizam nangis terus aku gatau harus ngapain" ucap Iqbaal

"Coba taro Lizam di kasur" suruh (namakamu) lalu Iqbaal meletakkan Lizam di kasur. (Namakamu) membuka bedong Lizam lalu melihat ke arah bawah dan ternyata Lizam pup;)

"Lizam ee Baal, kamu tolong ambilin air ya terus sekalian sama kapas nya di meja deket lemari baju Lizam terus taro di meja yang ada kasur kecilnya di kamar Lizam" ucap (namakamu) dan Iqbaal dengan cepat langsung mengambil barang yang diperlukan Lizam

"Udah bund" ucap Iqbaal

"Kamu jagain Bryna ya, aku gantiin Lizam celana di kamar nya dulu" ucap (namakamu) lalu berjalan ke dalam kamar Lizam

"Bun aku sama Bryna di ruang tamu ya, nanti kamu sama Lizam nyusul" ucap Iqbaal

"Kamu jangan buat Bryna nangis kejer lagi ya Ay" ucap (namakamu) memperingati

"Insyaallah Bun kalo Ayah gak gemes" kekeh Iqbaal lalu ia berjalan menuju ruang tamu

"Kalo ga sayang udah gue jual kali tu suami di olx"

🌿

"Bunaa...bangun Bun" Iqbaal membangunnkan (namakamu) yang sedang tertidur dalam pelukkannya. Malam ini Lizam dan Bryna tidur di ranjang mereka yang ada di kamar Iqbaal dan (namakamu)

(Namakamu) membuka matanya lalu menatap Iqbaal yang wajahnya sedikit pucat, "kamu kenapa?"

"Pusing.. Tolong pijetin kepala aku sebentar" ucap Iqbaal memeluk (namakamu) menenggelamkan wajahnya di leher (namakamu)

(Namakamu) memijat kepala Iqbaal pelan, "mau minum obat? Badan kamu panas"

Iqbaal menggeleng, "pijetin kepala aku aja, pusing banget"

"Lepas dulu peluknya, kamu minum dulu" ucap (namakamu) lalu Iqbaal melapas pelukkannya (namakamu) mengambil gelas berisi air di atas nakas lalu memberikan ke Iqbaal

(Namakamu) membuka laci nakas dan mengambil obat untuk menurunkan demam, "minum obatnya dulu Baal"

Iqbaal menggeleng, "pait Bunda"

"Minum ya biar kamu cepet sembuh" ucap (namakamu) dan dengan terpaksa Iqbaal meminum obatnya

(Namakamu) tersenyum lalu kembali memijat kepala Iqbaal, "pasti kamu sakit gara-gara temenin aku begadang terus ya. Maaf ya, besok kamu tidur aja"

Iqbaal kembali memeluk (namakamu) dan menenggelamkan wajahnya di leher (namakamu) dan memeluk pinggang (namakamu) posesif

"Jangan ngomong gitu, aku seneng temenin kamu begadang buat ngurusin Lizam sama Bryna, aku sakit gara-gara cuacanya emang lagi gak bagus. Kamu ga salah Bun" ucap Iqbaal dengan suara lirih

(Namakamu) menepuk punggung Iqbaal, "tidur ya Baal biar pusingnya ilang"

Iqbaal mengangguk ia kembali mengeratkan pelukkannya dan mulai tertidur, (namakamu) mengelus kepala Iqbaal lalu merasakan nafas Iqbaal mulai teratur

(Namakamu) juga mulai memejamkan matanya dan mereka tertidur

🌿

Ngetik paan si gua asu😂

[7] Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang