Part 60

5.4K 822 69
                                    

Hari ini Lizam sudah boleh pulang karena kondisinya sudah membaik dan juga sekarang ada Azka, Gio, Zoya dan Rachael membantu (namakamu) untuk membawa barang-barangnya pulang

"Bang Iqbaal kemana Teh?" Tanya Gio

(Namakamu) yang sedang memasukkan barang-barang kedalam tas terdiam sebentar lalu melanjutkan kegiatannya lagi memasukkan barang

"Gak tau masih kerja kayaknya" ucap (namakamu) bohong padahal ia dan Iqbaal tidak sama sekali ber-komunikasi hari ini dan mungkin saja Iqbaal belum tau kalau Lizam hari ini pulang kerumah

"Gue telfon ya biar nanti bawa makanan yang banyak" ucap Azka mengeluarkan ponselnya dari saku

(Namakamu) hanya diam setelah ia selesai memasukkan barang ke tas ia menghampiri Zoya dan Rachael yang sedang bermain bersama Lizam di atas ranjang

"Gendong sama Bunda yuk" (namakamu) berdiri di samping kanan ranjang sambil menatap wajah Lizam dengan senyuman manis

"Na na na, Lizam lagi main sama kita Teh. Teteh duduk aja sana pasti cape" ucap Rachael

"Gue kangen tau sama anak sendiri" kekeh (namakamu)

"Padahal tiap hari ketemu, lah kita yang jarang ketemu, apa kabar?" Kekeh Zoya

"Hallo Bang Iqbaal" suara Azka membuat semua nya menatap ke arah Azka

Sambungan telfon sudah diangkat oleh Iqbaal dan Azka sengaja memakai mode speaker

"Hallo Zka, kenapa?"

"Nanti pulang sekalian bawain makanan ya, biar gue yang anter Mba (namakamu) sama Lizam pulang ke rumah"

"Loh Lizam udah boleh pulang?"

Semua yang ada disitu mengerutkan alis nya bingung kecuali (namakamu)

"Hooh, emang lu gatau?"

"Engga. Yaudah gue juga lagi jalan pulang nih. Lo tiati bawa mobilnya ya"

"Wah siap bosqu. Yaudah ge tutup ya, Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Bip

"Lo gak kasih tau Bang Iqbaal, Teh?" Tanya Gio

"Udah lah gapenting, udah beres nih yuk pulang aja" ucap (namakamu) mengalihkan pembicaraan

Semua nya mengangguk, (namakamu) mengambil alih Lizam dan Azka Gio membawa barang-barangnya sedangkan Zoya dan Rachael hanya membawa beberapa pelastik berisikan makanan

🌿

Mereka sudah sampai di rumah berbarengan dengan Iqbaal yang juga baru saja sampai

(Namakamu) menghela napas kasar ia sangat malas untuk bertemu Iqbaal hari ini ia masih merasa sakit hati ketika Iqbaal lebih membela Zidny daripada dirinya

(Namakamu) membuka pintu mobil berbarengan dengan Iqbaal yang juga membuka pintu mobilnya (namakamu) bisa melihat dari ujung matanya kalau Iqbaal sedang menatap dirinya sekarang

(Namakamu) buru-buru masuk kedalam rumah, di rumah sudah ada kedua orang tua (namakamu) dan Iqbaal dan juga ada Bryna

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

"Aduh cucu neni akhirnya udah pulang" pekik girang Bunda dari arah ruang tamu

(Namakamu) berjalan ke arah ruang tamu menyalimi orang tuanya disana lalu ia duduk di samping Papa

"Cucu Papa ganteng juga kayak Kakeknya" ucap Papa dengan pede nya

"Ih pede banget sih Pa" kekeh (namakamu)

Tak lama ke 5 manusia yang masih di pekarangan rumah tadi masuk ke dalam rumah berjalan ke arah ruang tamu dan menyalimi Mama, Papa, Bunda dan Ayah

Iqbaal duduk di samping (namakamu) dan itu membuat (namakamu) sangat ingin pergi dari sini sekarang

"Bryna anak Ayah sini sama Ayah" Iqbaal mengambil alih Bryna yang ada di pangkuan Bunda lalu ia menciumi pipi gembul Bryna

Bryna menatap (namakamu) dengan girang seolah-olah ia sangat senang ketika melihat Bunda nya sudah berada di dekatnya. (Namakamu) tertawa gemas melihat tingkah Bryna ia mencium pipi Bryna yang ada di pangkuan Iqbaal

"Kalian istrihata dulu sana di kamar nanti kasihan juga Lizam nya" ucap Ayah

"Iya nanti Mama panggil kalo udah pada mau makan" ucap Mana

"Yaudah aku ke atas dulu ya" ucap (namakamu) lalu berdiri meninggalkan ruang tamu menuju kamar

"Kamu ngapain masih disini Baal? Sana susul" ucap Bunda

"Ih orang lagi main sama Bryna juga" ucap Iqbaal

"Itu liat dong Bryna juga ngantuk" ucap Bunda

"Yaudah iya, Iqbaal sama Bryna ke kamar ya" ucap Iqbaal lalu ia menyusul (namakamu) ke kamar bersama Bryna

"Dasar anak muda, ck ck"

🌿

(Namakamu) meletakkan Lizam di atas ranjang lalu ia berjalan ke arah sofa yang ada di dalam kamar untuk meletakkan tas selempangnya

Pintu kamar terbuka menampakkan Iqbaal dan Bryna (namakamu) hanya melirik Iqbaal sekilas lalu ia kembali mengajak Lizam bermain

Iqbaal meletakkan Bryna di samping Lizam lalu ia berdiri menatap (namakamu)

"Kenapa gak bilang kalo Lizam pulang hari ini?" Tanya Iqbaal dan itu membuat (namakamu) menghentikan aktifitas nya sebentar dan setelah itu kembali mengajak main kedua anaknya

"Kenapa diem aja? Mau sampe kapan kita kayak gini?" Ucap Iqbaal

"Kamu yang buat keadaan kita kayak gini? Gasadar emang?" Ucap (namakamu) datar

"Aku? Kenapa selalu aku yang salah di mata kamu (namakamu)?" Iqbaal menatap (namakamu) dengan tatapan tidak percaya

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan tatapan remeh, "kamu selalu kayak gini, kamu buat kesalahan tapi kamu gak sadar sama kesalahan kamu dan itu buat aku capek Iqbaal! Aku capek ngadepin kamu yang kayak gini! Kamu bilang kamu selalu salah di mata aku? Aku gak pernah membela diri aku sendiri kalo aku salah! Tapi ini emang bener-bener salah kamu! Aku benci Baal aku benci kamu!" (Namakamu) menumpahkan tangisannya ia menundukkan kepalanya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya

Iqbaal diam ia berfikir apakah dirinya memang seperti apa yang (namakamu) bilang? Iqbaal ingin memeluk (namakamu) namun (namakamu) menghindar

"Jangan sentuh aku!" Ucap (namakamu) bergetar

"Kenapa? Aku mau memperbaiki semuanya" ucap Iqbaal

"Aku butuh waktu sendiri Baal! Aku butuh waktu sendiri" suara (namakamu) mulai melemah ia masih terisak dengan tangisannya

Iqbaal menatap (namakamu) dengan tatapn bersalah

"Maaf"

🌿

[7] Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang