Part 72

5.8K 711 21
                                    

Hari ini Iqbaal akan kembali ke Jakarta bersama Azka dan sekarang (namakamu) sedang membereskan barang-barang Iqbaal

"Main di taman aja ya, takut gak keburu" ucap Iqbaal menghampiri (namakamu)

"Iya, Lizam sama Bryna jangan di bangunin dulu biarin aja kasian semalem mereka gabisa tidur" ucap (namakamu) sambil menutup koper Iqbaal

"Peluk sini" Iqbaal merentangkan kedua tangannya lalu memeluk (namakamu)

"Harus kabarin aku setiap hari ya" bisik Iqbaal

(Namakamu) menepuk-nepuk punggung Iqbaal, "kamu disana jangan macem-macem ya"

"Iya Bun, kamu jangan lupa minum obat nya juga nanti aku bakal sering-sering jenguk kamu disini" ucap Iqbaal

"Jangan setiap minggu ya, sayang uang" kekeh (namakamu)

"Kalo aku kangen gimana?"

"Kita video call"

"Kalo pengen peluk kamu?"

"Peluk aja guling di samping kamu, anggap aja itu aku" kekeh (namakamu)

"Ahh gamau" rengek Iqbaal sambil mempererat pelukannya

"Pengen peluk Bunda setiap hari" rengek Iqbaal

"Kamu tuh harus terbiasa tanpa aku, nanti kalo aku pergi gimana? Jangan manja terus ah" ucap (namakamu)

"Bun kamu apasih?! Ngomongin itu terus jangan bikin aku takut dong" ucap Iqbaal menatap (namakamu) kesal

"Iya iya engga, maaf deh. Sini peluk lagi" (namakamu) merentamgkan tangannya dan Iqbaal memeluk (namakamu) kembali

"Jangan ngomong kayak gitu terus, aku takut. Kamu gaboleh pergi" ucap Iqbaal

(Namakamu) mengangguk sambil mengelus punggung Iqbaal, "mau makan gak?"

"Nanti aja habis kita main" ucap Iqbaal

"Aku denger dari Aldi kalo Zidny kecelakaan" ucap Iqbaal

"Ha? Kok bisa? Keadaannya sekarang gimana?" tanya (namakamu)

"Aku gak tau yang aku tau dari Aldi kalo dia kecelakaan ketabrak mobil waktu malam-malam, mungkin dia habis mabuk" ucap Iqbaal

"Aku gak benci sama Zidny, mungkin waktu itu aku kebawa emosi karena dia secara gak langsung bilang aku gak becus jaga Lizam dan Bryna apalagi ditambah kamu belain dia, tapi aku cuma kesel doang sama dia aku gak benci. Waktu kamu bilang kamu punya hubungan sama dia aku emang sakit, aku kecewa tapi aku sama sekali gak benci Zidny, aku cuma mikir Zidny ngelakuin ini karna hidup dia gak seindah hidup aku, aku kalo jadi Zidny gak tau gimana jadinya saat ditinggal pergi untuk selamanya sama suaminya, aku mungkin gaakan sekuat Zidny"

"Zidny hanya ingin bahagia cuma cara dia yang salah, aku sedih denger Zidny kecelakaan dia udah aku anggap sahabat aku Baal"

"Aku juga mikirin gimana perasaannya Reno saat dia tau mama nya lagi sakit, Reno masih sangat butuh mamanya"

Iqbaal mengelus punggung (namakamu) mencoba menenangkan (namakamu) yang mungkin akan menangis

"Jangan nangis, kamu harus mikirin kesehatan kamu bukan mikirin kesehatan orang lain" ucap Iqbaal

"Zidny bukan orang lain buat aku Baal" ucap (namakamu)

Iqbaal tak habis fikir dengan (namakamu) padahal ia sudah dikhianati oleh Zidny namun ia masih mau memikirkan wanita itu bahkan menangisi wanita itu

"Udah ya jangan nangis lagi, bangunin Lizam sama Bryna aja yuk?" ucap Iqbaal melepaskan pukkannya dan menatap (namakamu)

(Namakamu) mengangguk, Iqbaal mengusap air mata (namakamu) dipipi wanita itu dan mencium bibir istrinya sekilas

[7] Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang