Tiba-tiba gue kepikiran mau bikin part ini gitu hahaha😹 yaudah gapapa lah ya wkwk
🌿
(Namakamu) sedang menatap makanan di hadapannya ada hasrat ingin memakan makanan tersebut namun ia masih memikirkan berat badannya
Iqbaal yang melihat gadisnya hanya menatap makanan di hadapannya pun menghentikan kunyahannya lalu menatap (namakamu)
"Kenapa gak dimakan?" Tanya Iqbaal
(Namakamu) menggeleng, "takut gendut"
Iqbaal menghela napas kasar, "gausah terlalu mikirin berat badan kamu, kesehatan kamu juga penting (nam). Sekarang makan"
"Baal 2 bulan lagi kita nikah, aku gamau keliatan gendut" ucap (namakamu)
"Mau kamu gendut juga aku tetep cinta yang, udah ah gausah dipikirin berat badannya pokonya aku gamau tau kamu harus makan ini" ucap Iqbaal
"Dua suap aja ya?" Pinta (namakamu)
"Habisin"
"3 deh 3"
"Habisin"
"10 deh 10""Habisin (namakamu) yaampun!" Ucap Iqbaal menatap (namakamu) tajam
(Namakamu) mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk dan mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya
Iqbaal tersenyum kecil lalu kembali melanjutkan acara makannya
"Habis ini kita mau kemana?" Tanya Iqbaal namun (namakamu) hanya diam dan fokus memakan makanannya
"Yang kamu marah?" Tanya Iqbaal menatap (namakamu) namun (namakamu) tetap melanjutkan makannya dan mengabaikan Iqbaal
"Yang seriusan marah? Aku kan cuma gak mau kamu sakit" ucap Iqbaal menggenggam tangan (namakamu)
"Lagi makan gak boleh ngomong" ucap (namakamu) menatap Iqbaal
"Marah gak?" Tanya Iqbaal dan (namakamu) menggeleng lucu
Iqbaal tersenyum lalu mencium punggung tangan (namakamu), "makan yang banyak sayang"
🌿
"Mah (namakamu) dimana?" Sudah seminggu (namakamu) terbaring lemah di kasur dan itu karena ia memaksakan dirinya untuk diet agar saat hari pernikahan tubuhnya terlihat bagus
"Di kamar Baal ke kamar gih" dan hari ini juga Iqbaal mengunjungi (namakamu) dengan membawa makanan untuk gadisnya
"Keatas dulu Mah" ucap Iqbaal lalu berjalan menaiki anak tangga menuju kamar (namakamu)
Iqbaal memasuki kamar (namakamu) dan melihat gadisnya sedang tertidur dengan selimut tebal membungkus tubuhnya
"Sayang bangun yuk makan dulu" Iqbaal ikut berbaring di samping (namakamu) lalu memeluk gadis itu dari belakang
(Namakamu) mengubah posisinya jadi berhadapan dengan Iqbaal dan mereka berpelukkan, Iqbaal mengelus rambut (namakamu) dengan halus
"Bangun dulu yuk makan" bisik Iqbaal dan (namakamu) menggeleng
"Nanti gendut" ucap (namakamu) parau
"YaAllah (nam)! Kamu lagi sakit masih sempet-sempet nya mikirin berat badan kamu! Kamu sakit tuh karena diet-dietan gak jelas! Aku marah ya sama kamu!" Omel Iqbaal
"Jangan marah Baal" (namakamu) semakin mengeratkan pelukkannya dan membenamkan wajah nya di dada bidang Iqbaal
"Aku gak suka liat kamu maksain diri kayak gini, aku gak suka liat kamu sakit" ucap Iqbaal dengan suara yang lebih pelan
(Namakamu) mengangguk mengerti, "maaf"
"Sekarang kamu makan ya habis itu minum obat" ucap Iqbaal dan setelah itu membantu (namakamu) untuk duduk bersandar di kepala kasur
Iqbaal mengambil makanan yang ia bawakan di atas nakas lalu mulai menyuapkan (namakamu)
"Obat nya dimana?" Tanya Iqbaal
"Gatau tadi sama Mama" ucap (namakamu) Iqbaal menatap (namakamu) sedih ia mengusap pinggir bibir (namakamu) yang terdapat sisa makanan
"Jangan kayak gini lagi ya?" Ucap Iqbaal kembali menyuapkan bubur kedalam mulut (namakamu)
(Namakamu) mengangguk, "kamu gak kerja ya?"
Iqbaal mengangguk dan kembali menyuapkan makanan, "kenapa?" Tanya (namakamu)
"Aku mau jagain kamu, besok kalo masih demam ke rumah sakit ya?" Ucap Iqbaal
(Namakamu) menggeleng, "gak mau nanti juga aku sembuh"
"Yang ayolah nurut" ucap Iqbaal sambil menatap (namakamu) dengan tatapan berharap
"Aku takut disuntik" rengek (namakamu)
"Nanti aku bilang sama dokternya gak usah di suntik" ucap Iqbaal lalu akhirnya (namakamu) mengangguk setuju
Iqbaal tersenyum senang lalu mengecup kedua pipi (namakamu)
"Cepet sembuh sayang"
🌿
(Namakamu) mengerucutkan bibirnya ia kesal dan menatap kearah jalanan yang tidak terlalu padat
"Kenapa sih yang?" Tanya Iqbaal namun (namakamu) mengabaikannya
"Kan aku gak tau kalo mau disuntik sama dokternya" ucap Iqbaal sambil menggenggam tangan (namakamu)
"Kata kamu kan kamu mau bilang ke dokternya buat gak nyuntik aku. Sakit tau! Aku jadi malu gara-gara nangis tadi" ucap (namakamu) kesal
"Kan tadi juga cuma suster nya yang liat" kekeh Iqbaal
"Sama aja! Aku marah sama kamu!" Ucap (namakamu) melepaskan genggaman tangannya dengan Iqbaal
"Ih masa marah sih? Maaf deh" ucap Iqbaal kembali menggenggam tangan (namakamu)
"Nanti temenin beli sepatu ya?" Ucap Iqbaal
"Beli sepatu terus! Irit dong Baal kita mau nikah" omel (namakamu) dan membuat Iqbaal tertawa
"Makanya kamu jangan ngambek terus, aku becanda yang" kekeh Iqbaal mencium punggung tangan (namakamu)
"Gak lucu!"
"Aku gak ngelawak kan""IQBAAL!!"
"Apa sayang? Mau cium?" Ledek Iqbaal
"IH NGESELIN!" Pekik (namakamu) dan kembali membuat Iqbaal tertawa
Mobil mereka berhenti karena sedang lampu merah dan sekejap kemudian Iqbaal menarik (namakamu) kedalam pelukkannya
"Cepet sembuh yang, aku sayang kamu"
🌿
APAANSI DANGDUT WKWKW
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] Teman Hidup
FanfictionBeberapa chapter aing private kalo mau baca harus follow aing dulu ehe. Trims;)