(Namakamu) berjalan menuju kamar sambil memegangi perut nya yang sakit saat sudah berdiri di depan pintu kamar (namakamu) terdiam sebentar untuk menyembunyikan rasa sakitnya
(Namakamu) membuka pintu kamar dan melihat Iqbaal sedang memangku Lizam dan Bryna di atas kasur sambil menonton film kartun
(Namakamu) tersenyum menatap ketiga orang yang sangat amat ia sayangi, (namakamu) masuk kedalam dan ikut nonton bersama mereka
"Hai serius banget sih" kekeh (namakamu) mencium pipi Bryna dan Lizam dan dua anak itu tertawa senang sambil memegangi wajah (namakamu)
"Aku gak di cium juga?" Tanya Iqbaal
"Mau banget?" Ledek (namakamu) dan Iqbaal mengangguk lucu dan (namakamu) dengan gemas mencium pipi Iqbaal dan itu membuat Iqbaal tersenyum senang
"Kamu lama banget di bawah, ngapain sih?" Tanya Iqbaal
(Namakamu) terdiam ia mencari alasan agar Iqbaal percaya, "hmm aku tadi nyapu dapur dulu berantakan soalnya hehe"
Iqbaal menarik (namakamu) agar bersandar di pundak nya, "kamu jangan capek-capek ya, nanti sakit" ucap Iqbaal lembut
(Namakamu) mengangguk dan perut nya kembali merasakan sakit (namakamu) meremas baju Iqbaal dengan kuat sambil memejamkan matanya Iqbaal yang melihat (namakamu) seperti kesakitan menatap (namakamu) bingung
"Kamu kenapa Yang?" Tanya Iqbaal dengan nada khawatir
(Namakamu) menggeleng namun remasan pada baju Iqbaal semakin menguat dan itu membuat Iqbaal panik ia meletakkan Lizam dan Bryna di atas kasur lalu membawa (namakamu) kedalam pelukkannya
"Yang kenapa? Jangan buat aku khawatir" ucap Iqbaal mengelus punggung (namakamu)
(Namakamu) membuka matanya ia masih merasakan sakit di bagian perutnya ia menatap Iqbaal dengan tatapan sendu, "aku gapapa"
"Kamu kenapa sayang? Aku tau kalo kamu kesakitan jangan bilang kamu gapapa terus" ucap Iqbaal cemas
(Namakamu) menggeleng, "aku beneran gapapa Baal"
Iqbaal kembali membawa (namakamu) kedalam pelukkannya mengelus rambut (namakamu) dengan halus, "aku takut kamu kenapa-napa"
"Udah ah nonton lagi sama Bryna sama Lizam" ucap (namakamu) mencoba kuat menahan sakit di perutnya ia memangku Lizam dan Iqbaal memangku Bryna mereka bersandar pada kepala kasur
Selama mereka menonton tv sesekali (namakamu) meringis saat perutnya kembali sakit dan itu membuat Iqbaal makin khawatir dengan keadaan (namakamu)
"Ke dokter ya?" Ucap Iqbaal saat menangkap basah (namakamu) yang memegangi perut nya kesakitan
(Namakamu) menggeleng, "aku gak apa-apa Iqbaal,"
"Ayolah aku takut (nam), kamu daritadi nahan sakit terus" ucap Iqbaal
"Aku beneran gak apa-apa, udah ya Baal aku gak mau ngerusak acara kita hari ini" ucap (namakamu) diakhiri senyuman
Iqbaal menatap (namakamu) dengan sayang tangannya menggenggam erat tangan (namakamu) seolah-olah (namakamu) akan pergi. Iqbaal yang melihat (namakamu) seperti ini semakin merasa bersalah ia sudah banyak memberikan rasa sakit pada (namakamu) bukan sakit fisik melainkan sakit batin. (Namakamu) belum mengetahui semuanya, bagaimana jika wanita itu akhirnya mengetahui apa yang Iqbaal sembunyikan selama ini? Apakah ia masih mau menerima Iqbaal atau mungkin akan meninggalkan Iqbaal?
Iqbaal sibuk dengan pikirannya sampai ia tidak sadar kalau (namakamu) sedari tadi menyuruh Iqbaal membawa Bryna ke kamar mandi untuk memandikan bayi itu
"Iqbaal! Kamu kenapasih?" Sentak (namakamu) dan membuat Iqbaal membuyarkan pikirannya Iqbaal langsung menatap (namakamu)
"Eh kenapa Yang?" Tanya Iqbaal
"Bawa Bryna ke kamar mandi aku mau mandiin. Kamu kenapa bengong sih?" Tanya (namakamu)
Iqbaal menggeleng, "gapapa ko, yaudah yuk kita mandi Na" ucap Iqbaal mengangkat Bryna menuju kamar mandi
🌿
Iqbaal dan (namakamu) sedang duduk di sofa ruang tamu sambil bertukar cerita sedangkan Lizam dan Bryna sedang tertidur
"Sumpah aku ngakak banget waktu Bastian kepleset kulit pisang" ucap Iqbaal diakhiri tawa dan itu membuat (namakamu) ikut tertawa
"Untung dia gak kenapa-napa" kekeh (namakamu) saat mereka sedang asik bercerita ponsel Iqbaal berdering pertanda ada telfon masuk
"Aku angkat telfon dulu sayang" ucap Iqbaal mencium sekilas pipi (namakamu) lalu sedikit menjauh
"Tumben pake pindah tempat" gumam (namakamu) menatap Iqbaal raut wajah nya berubah menjadi panik dan tak lama ia kembali
"Sayang aku pergi dulu ya, kamu jaga diri sama anak-anak dirumah" ucap Iqbaal mencium sekilas bibir (namakamu) lalu mengambil kunci mobilnya di atas nakas
"Mau kemana Baal?" Tanya (namakamu) menatap Iqbaal dengan tatapan bertanya-tanya
"Gawat Yang! Nanti aku pulang. Dah" Iqbaal kembali mengecup kening (namakamu) lalu berlalu pergi
(Namakamu) hanya bisa tersenyum miris ia kembali merasa perutnya sakit dan (namakamu) berjalan menuju kamar dengan langkah perlahan
Setelah sampai kamar (namakamu) mengambil vitamin yang biasa ia minum setelah selesai meminum obat ia membaringkan tubuhnya di atas kasur
🌿
"Zid Reno kenapa?" Tanya Iqbaal yang baru saja sampai di rumah Zidny
"Reno jatuh dari sepeda Baal" ucap Zidny
"Ha? Jatuh doang? Ngapain pake telfon aku?!" Bentak Iqbaal
"Aku gak tau harus ngapain, daritadi Reno gak berhenti nangis" ucap Zidny
"Zid kamu cuma kasih dia betadine juga udah selesai! Kamu tau aku panik! Aku tinggalin (namakamu) dirumah sendiri!" Pekik Iqbaal
"Kenapasih harus dia terus yang kamu pikirin! Kamu fikir selama ini kamu cuma sama dia doang?" Pekik Zidny
Iqbaal mengusap wajah nya kasar, "hari ini aku mau seharian di rumah sama mereka. Dan kamu sukses ngehancurin semuanya!"
"Waktu kamu semuanya udah diambil sama mereka! Waktu buat aku sama Reno kapan Iqbaal?"ucap Zidny yang mulai ber-akting
"Selama beberapa hari ini kita udah sering bareng-bareng Zid! Harus nya kamu ngerti prioritas aku (namakamu) bukan kamu!" Bentak Iqbaal
"Aku cuma minta perhatian kamu sedikit Baal udah itu aja" ucap Zidny yang sudah terisak
Iqbaal memberantaki rambutnya kasar, "KAMU TAU GAK KITA YANG KAYA GINI BUAT AKU PUSING ZID! AKU GAK MAU NYAKITIN (NAMAKAMU)!"
"KAMU SENDIRI YANG BUAT MASALAH INI IQBAAL! DARI AWAL KAMU YANG UDAH NYAKITIN (NAMAKAMU)! KAMU YANG GAK BISA JAGA HATI BUAT DIA!" Pekik Zidny dan membuat Iqbaal terdiam
"Maaf Zid aku udah gak bisa kayak gini" ucap Iqbaal
"Terus kamu mau bilang ke (namakamu)? Kamu udah siap ditinggal sama dia?" Tanya Zidny
"Zid! Tolong jangan buat aku bingung!" Bentak Iqbaal
"Kamu yang membuat permainan ini dan kamu juga yang terjebak dalam permainan kamu sendiri" ucap Zidny
"Aku harap kamu pilih aku, bukan dia"
🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] Teman Hidup
FanfictionBeberapa chapter aing private kalo mau baca harus follow aing dulu ehe. Trims;)