Awal Semuanya Terjadi.

202K 7.2K 127
                                    

A.n

Davin dan Alsha hadir kembali, genks!
Selama beberapa hari ke depan aku akan post cerita mereka lagi. So, stay tune yep!^^

•••••

Adakah kejutan paling romantis dan terindah yang diberikan oleh seorang kekasih selain setumpuk kelopak bunga mawar yang dibentuk menjadi hati atau pernyataan cinta yang diterbangkan menggunakan balon-balon serta segulungan kertas yang terpampang jelas isinya itu?

Apakah melihat seorang sahabat baik sedang asik menempelkan bibirnya dengan kekasih yang selama ini dipercayakannya adalah salah satu dari kejutan paling mengesankan itu?

Di antara ke hingar bingaran kelab pada malam hari. Seorang gadis berambut pirang keemasa berdiri terpaku pada satu titik pojok ruangan. Tangannya terkepal kuat menahan emosi yang berkecamuk di hatinya saat ini. Keberisikan yang terjadi tak sanggup mengusik dirinya yang benar-benar diliputi oleh kekecewaan juga rasa sakit. Matanya perih dan sepertinya Kristal air itu sudah siap untuk saling berjatuhan.

"Sha, jawab jangan bikin aku khawatir!"
Suara teriakan itu terdengar dari ponselnya yang masih tertempel di telinga. Sahabatnya sudah sejak tadi berteriak seperti orang kesetanan karena gadis itu tak juga membalas apapun dari segala omongannya. Membuat sahabatnya yang lagi dalam perjalanan menuju tempatnya saat ini semakin kelimpungan dan menancapkan gas lebih kencang lagi.

“Kamu benar, Fan…” getir dalam suaranya tak bisa lagi di sembunyikan. Setitik air mata jatuh kemudian menjadi ribuan hingga tak terhitung berapa banyak air matanya yang berderai malam itu. “Gak seharusnya aku sepercaya ini sama Aglan dan Candance.”

Lalu sambungan telepon pun di putus secara sepihak olehnya. Gadis itu menghapus air matanya kasar kemudian membalikkan tubuhnya, menerobos kerumunan orang-orang, menulikan telinganya dari kebisingan musik super nge-beat itu. Meninggalkan dua orang yang paling dia sayang dan dia percaya itu di belakang.

Tangan kanannya terangkat. Menyentuh bagian dada kirinya yang terasa nyeri. Sakitnya benar-benar terasa, bahkan sampai membuat kepala gadis itu pusing.
Di malam perpisahan sekolah yang seharusnya menyenangkan.

Tak di sangka malah membuat hatinya tersayat. Memang perpisahan sekolah yang diadakan oleh anak angkatan itu tidak memilih tempat di ballroom hotel atau aula sekolahan karena acaranya illegal—dibuat oleh anak-anak eksis di sekolah. Jadi dia tidak begitu heran akan adanya banyak minuman berjenis alcohol di sekeliling. Di London anak seusianya memang sudah sering melakukan hal-hal seperti itu.

Namun dia tidak pernah menyangka kalau malam ini yang sudah sangat dia rencanakan bagaimana asiknya justru baru pertama kali dia menginjakkan kakinya di sana, dia melihat pengkhianatan paling besar itu sukses menghantam dirinya. Kedua kaki gadis itu bergetar, dia melepaskan high heels warna hitam yang dibelikan oleh Ibunya seminggu lalu itu dan menentengnya dengan mascara yang menodai pipi bersihnya.

Bagaimana bisa dua orang yang sangat dipercayakannya itu melakukan hal paling menyakitkan? Berciuman di belakangnya? Yang benar saja! Dia kira selama ini mereka adalah orang yang bisa membuatnya bahagia dan tidak memiliki potensi untuk mneyakitinya namun presepsinya itu terhempas malam ini.

Aglan berkata akan memberikan kejutan untuknya, dia pikir kejutannya adalah suatu hal yang begitu menyenangkan namun siapa sangka? Bahwa kejutannya itu malah berbanding terbalik dengan harapan.

Sungguh kejutan atas perpisahan yang tak akan pernah bisa dia lupakan selama hidupnya.

ComeonlateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang