Kelas sebelas IPA lima benar-benar jelmaannya pasar loak di Ibu Kota. Dengan pintu cokelat yang tertutup rapat anak-anak di dalamnya mulai membuat kericuhan heboh. Yang lelaki membagi kelompok antara kelompok penyamun tukang rusuh dengan kelompok majelis ta'lim yang hobinya baca buku sambil diam-diam membacakan ayat suci setiap kelompok penyamun itu menyebar video-video aneh.
Sementara yang perempuan berkumpul jadi satu di tengah-tengah ruang kelas. Membicarakan banyak hal, dari mulai fashion terkini, selebritis yang selalu kawin-cerai, kasus pembunuhan yang bikin mereka merinding sampai jatuh pada pembicaraan para lelaki cakep di SMA Matahari.
Hingga keributan itu terpecahkan kala terdengar suara gemuruh antara lantai murmer dipadukan oleh sepatu hak tinggi kepunyaan Ibu Negara SMA Matahari. Sedetik kemudian mereka mulai berlari tunggang langgang menuju tempat duduk masing-masing. Merapikan kekacauan yang sempat terjadi hanya dalam hitungan detik saja.
"Selamat pagi anak-anak."
"Pagi, Bu."
Dihadapkan oleh guru killer sebagai pembuka di tahun ajaran baru bukanlah berita baik bagi mereka semua. Karena itu artinya dialah yang akan menjadi wali kelas mereka selama setahun. Parahnya lagi guru killer ini sudah senior! Terkenal banget sama kedisiplinannya.
"Hari ini kita kedatangan murid baru dari London," tangan tua guru itu terjulur memerintahkan seseorang di balik pintu itu supaya masuk ke dalam kelas. "Ayo kamu silakan masuk."
Malu-malu gadis itu membuka pintu. Diaa masuk ke dalam kelas dengan diiringi tatapan terperangah seisi kelas. Rambut gadis itu pirang khas orang-orang bule punya. Warna bola matanya pun indah, biru laut yang sangat jernih. Kulitnya putih bersinar tidak pucat. Dan yang terpenting senyum gadis itu manis. Semanis gulali.
Ketika gadis itu memandangi seisi kelas. Suara riuh anak lelaki mulai menggema. Mereka bersorak senang akan kehadiran Alsha di kelas mereka, itu artinya stok perempuan cantik pun bertambah banyak.
"Tenang semuanya tenang!" Bu Rika memukul papan tulis menggunakan penggaris kayu besar miliknya keras. Sanggup membuat para lelaki itu diam. "Silakan perkenalkan diri kamu."
Alsha mengangguk lalu maju selangkah kedepan. "Nama saya Alsha pindahan dari London. Saya harap kalian bisa membantu saya dan kita bisa berteman baik. Salam kenal semuanya."
Sorak kebahagiaan para lelaki mulai lagi terdengar. Layaknya menonton layar tancap menampilkan final sepak bola dunia, mereka saling melemparkan pertanyaan heboh. Ada yang menanyakan hal biasa sampai yang tak biasa pun ada.
"Anjay coy nambah lagi ini mah koleksi cewek cakep!"
"Sikat terus Pak Hajiii!!"
"Laksanakanlah gerakan jomblo mendekat!"
"Nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?"
Yang terakhir itulah paling membuat kericuhan. Pasalnya, yang berucap barusan adalah salah satu dari kelompok majelis ta'lim di kelas mereka. Si Gibran anak paling culun di kelas mulai jadi bahan bullyan kelompok penyamun. Terutama Anta.
"Woy, Gibran! Kesambet apaan lo mau lirik cewek?" ledek Anta melempar kertas.
Rio yang duduk di samping meja Anta membalas. "Gila, men! Si Gibran kejantanannya mesti ditunjukin sama cewek super model gini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeonlate
Teen FictionSiapa sangka dikejar-kejar oleh cewek cantik menggemaskan dari London bukanlah ketiban durian runtuh melainkan malapetaka bagi kehidupan seorang Davin. Semenjak kedatangan absurdnya Alsha ke Indonesia membuat Davin harus ekstra berhati-hati tiap kal...