Lollypop berderap cepat memutar tubuhnya kembali ke dalam gedung sekolah. Wajahnya pucat pasi mendengar pembicaraan Anta bersama teman-temannya tadi di parkiran. Aji—salah satu teman Anta memberitahu kalau ada pertandingan seru yang terjadi di ruang khusus kolam renang. Pertandingan itu terjadi melibatkan Jenny dan Alsha, dari gosip yang beredar Aji mengatakan kalau Jenny sengaja menantang Alsha untuk berenang sambil menahan napasnya dikarenakan Alsha yang berani mendekati Davin, lelaki itu tahu karena dia sekelas dengan Jenny.
Dan firasat Lollypop yang sejak tadi sudah tidak enak jadi tak keruan memikirkan sahabatnya itu yang rela berenang sambil menahan napas hanya karena Kakak kembarnya. Dia mencari-cari Davin ke seluruh penjuru kelas dan tidak menemukan batang hidung Kakaknya itu sama sekali, ditelfon pun Davin tidak mengangkatnya. Lollypop mendesah putus asa kemudian dia berlari lagi ke ruangan musik. Dia baru ingat hari ini Davin ada jadwal untuk latihan piano sebagai pembuka acara dua bulan ke depan.
Gadis itu membuka pintunya keras membuat Davin serta beberapa orang di depannya menatap Lollypop merasa terganggu. Namun Lollypop tidak mempedulikannya dia menelan ludah berderap cepat kearah Davin yang bersiap memencet tuts pianonya.
“Bang! Bang Alsha berenang sambil nahan napas di kolam renang sekolah!” beritahu gadis itu panik.
Davin mengernyitkan keningnya tidak suka. “Bukan urusan gue.” ketusnya hendak menekan tuts piano.
“Lo harus urusin ini, Bang!” teriak Lollypop makin heboh wajahnya yang pucat berhasil menarik perhatian Davin. “Dia ditantang sama Jenny. Lo tahu kan gimana liciknya Jenny? Gue gak mau sahabat gue kenapa-napa apalagi dia begitu karena lo, Abang!” jerit Lollypop tertahan.
Tubuh Davin menegang kaku, dia menahan jemarinya supaya tidak menekan tuts piano lalu secara perlahan dia memutar kepala sepenuhnya menatap Lollypop bertanya tadi Alsha ada dimana. Setelah Adiknya mengulang informasi itu tanpa berpikir panjang lagi Davin segera meloncat turun dari panggung mini dan berlari keluar dari ruang musik menuju belakang lapangan indoor.
•••••
Begitu sampai di kolam renang Davin tidak lagi bisa berpikir jernih apalagi ketika dilihatnya kerumunan orang-orang di pinggir lapangan yang menertawakan seseorang yang sedang berenang di dalam air itu susah payah, matanya menangkap Jenny berada di antara kerumunan itu ikut tertawa. Jelas Davin tahu bahwa yang saat ini sedang berenang adalah Alsha.
Dia melepas seragam putihnya membiarkan tubuhnya hanya dibalutkan baju berwarna hitam legam. Dengan hati bergetar panik Davin meloncat turun, dia berenang menyusuk kemana Alsha itu berada. Matanya yang perih terkena air dari dalam kolam renang melebar saat dilihatnya Alsha berusaha menggapai permukaan karena sebelah kakinya kram. Davin melihat mata biru Alsha yang menyorotkan ketakutan dan tercampur terkejut melihatnya bisa ada di sana.
Tangan Davin dengan sigapnya menarik Alsha untuk mendekat. Dia mendorong kedua kakinya untuk membawa Davin dan Alsha ke permukaan, begitu kepala mereka menyembul Alsha langsung terbatuk-batuk merasakan air yang sudah memasuki paru-parunya keluar digantikan dengan oksigen. Dia melingkarkan kedua lengannya di leher Davin membiarkan lelaki itu membawanya ke pinggir lapangan.
Dengan di bantu Lollypop dia bisa mendorong tubuh lemas Alsha naik ke pinggir kolam renang. Gadis itu langsung memapah Alsha untuk duduk di sampingnya dan membantu Alsha menghirup udara sebanyak-banyaknya. Davin naik ke atas dengan pakaian yang melekat pas di tubuh, kerumunan siswa tampak menyingkir ketika melihat wajah Davin yang mengeras.
“Sha, kamu gak apa-apa kan?” tanya Lollypop panik.
Davin mengelus rambutnya yang basah ke belakang, dia memperhatikan Alsha yang menggelengkan kepalanya lemah bibir gadis itu berwarna biru dan tubuhnya bergetar hebat. Deru napasnya tersengal-sengal sama seperti Davin tapi bukan itu yang membuatnya jadi marah melainkan sikap Alsha yang menurutnya sangat kekanak-kanakkan.
“Lo bisa kan bersikap sewajarnya gak usah kayak anak kecil gini?” kesal Davin dengan dada naik turun menarik napas yang masih tersendat-sendat.
Alsha mengangkat wajahnya menatap Davin sendu. “Aku gak ngelakuin hal yang membuat aku kelihatan kayak anak kecil.” bela Alsha memeluk tubuhnya yang dingin.
Davin memandang Alsha tidak percaya. “Lo berenang kayak tadi sampai bikin lo kesulitan napas. Masih bisa lo bilang bukan kelakuan anak kecil?” suara Davin menaik satu oktaf.
Mata Alsha memanas mendengar Davin mengucapkannya dengan nada tinggi. Dia menatap Davin dalam dan lemah. “Aku ngelakuin itu karena aku suka sama kamu! Aku mau kamu lihat aku bukan lihat cewek lain.” jujurnya lantang.
Davin menggerakkan matanya memperhatikan bagaimana raut wajah Alsha mengatakannya. Dia pikir Alsha berbohong tapi ternyata gadis itu mengatakannya dengan jujur dan tulus membuat hati Davin bergetar hebat. Dia membuang pandangannya kali ini amarahnya berpindah ke Jenny, gadis itu tertawa mengetahui Alsha kena omelan Davin tapi tawanya langsung bungkam saat Davin membentaknya kasar.
“Dan lo Jenny. Cukup lo ngejar-ngejar gue dan jadiin gue barang taruhan lo! Gue bukan barang!” bentak Davin kesal. Gadis itu hendak membuka mulutnya berniat membantah perkataan Davin tapi terhenti kala dilihatnya lelaki itu menunjuk wajahnya itu tegas, mata Davin yang tajam menyorotkan amarah yang besar. “Berhenti atau gue bikin hidup lo jadi gak tenang seperti yang lo lakuin selama ini buat menyingkirkan semua cewek yang berusaha deketin gue.” ancamnya serius.
Alsha, Lollypop dan seluruh murid yang ada di ruangan kolam renang terpaku mendengar ancaman Davin. Pertama kalinya mereka melihat seorang Davin mengancam seorang perempuan di depan semua orang bahkan dia sampai menunjuknya mempertegas betapa muaknya Davin dengan gadis itu. Terutama Jenny tersangka dari ancaman Davin itu hanya bisa menundukkan kepalanya takut menatap mata Davin.
Davin mengatur napasnya yang memburu, dia mengusap wajahnya kesal berusaha mengontrol emosi. Setelah yakin dirinya membaik dia pun membalikkan tubuhnya menghadap kembali ke Alsha dan Lollypop. Dia memperhatikan Alsha yang menggigil dari balik kelemahannya memeluk tubuhnya sendiri. Davin mendesah berat menyambar tasnya yang berada di samping tubuh Lollypop karena tadi dialah yang membawanya kemudian Davin mengeluarkan hoodie hitamnya itu.
Sedikit menunduk Davin mengulurkan tangannya menyuruh Alsha mengambil hoodie itu dari tangannya, Alsha yang terkejut hanya bisa diam menerima hoodie pemberian Davin. Sampai lelaki itu memilih pergi keluar dari ruangan Alsha dan yang lainnya masih mematung memikirkan kejadian barusan yang sangat mencengangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeonlate
Teen FictionSiapa sangka dikejar-kejar oleh cewek cantik menggemaskan dari London bukanlah ketiban durian runtuh melainkan malapetaka bagi kehidupan seorang Davin. Semenjak kedatangan absurdnya Alsha ke Indonesia membuat Davin harus ekstra berhati-hati tiap kal...