Alsha mengangkat kedua kaki putihnya tinggi-tinggi ke udara. Kedua tangannya terangkat membentuk ilusi abstrak di udara, kepalanya dia gerakkan seirama dengan lagu Who Says kepunyaan Selena Gomez. Bersenandung kecil gadis itu membalikkan tubuhnya jadi tertelungkup.
Meraih ponsel di samping tubuhnya, mengecek jejaring social medianya. Dia menarik guling warna pink kesayangannya untuk di jadikan penyanggah dagu. Notifikasi dari aplikasi chatting warna hijau itu tidak menampilkan adanya balasan dari Nathan dan Lollypop. Seakan kedua saudara kandung itu ditelan semesta mereka benar-benar menghilang tanpa adanya kabar.
Selama tigapuluh menit Alsha memainkan ponselnya tanpa tujuan sama sekali dia pun membanting ponselnya ke atas kasur. Wajahnya yang kusut dia tenggelamkan ke atas guling. Pikirannya berkecamuk dan hatinya bergemuruh gelisah, tangan kanan Alsha bergerak menyeret hoodie hitam milik Davin untuk didekapnya erat.
Wangi khas tubuh Davin tertempel pekat di hoodie tersebut, wangi cendana yang lembut membuat hati Alsha sedikit tenang. Dia sungguh tidak tahu Davin ada dimana, lelaki itu tidak memiliki satu pun akun medsos untuk di stalking oleh Alsha, yang Davin punya hanya e-mail, line dan whatsapp selebihnya sama sekali tidak punya.
Dia sudah bertanya pada Lea tapi Kakak sepupunya itu bilang dia pun tak tahu kemana keluarga Alvarez itu pergi. Padahal Alsha yakin sekali kalau Lea tahu sebab mana mungkin gadis itu tidak tahu sama sekali? Sedari kecil Lea tinggal bersama mereka hingga usianya tujuh belas tahun dia baru bisa hidup sendiri di rumah peninggalan orang tuanya. Alsha rasa Lea tahu tapi dia menyembunyikannya.
Deringan ponsel Alsha membuat jantungnya berdegup cepat, dengan segera dia mengangkat kepalanya lagi timbul harapan dihatinya kalau yang menelepon adalah Lollypop sekadar memberitahu kalau Davin memang baik-baik saja namun harapannya terhempas kala Dokter Franslah yang ternyata meneleponnya.
"Hallo, Om?"
Ada hening yang tercipta cukup panjang di sana hingga sebuah deheman halus menggelitik telinganya dan sebuah suara berat itu mengatakan sesuatu dengan nada yang lirih. "Besok kamu ke Rumah Sakit. Hasilnya labnya sudah keluar."
Saat itulah Alsha tahu firasat tidak enaknya bukan di karenakan Davin melainkan tubuhnya telah memberi sinyal bahwa hari ini dia akan mendengar berita buruk itu menimpa hidupnya. Entah apa hasilnya hati kecil Alsha berbisik kalau itu; menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeonlate
Teen FictionSiapa sangka dikejar-kejar oleh cewek cantik menggemaskan dari London bukanlah ketiban durian runtuh melainkan malapetaka bagi kehidupan seorang Davin. Semenjak kedatangan absurdnya Alsha ke Indonesia membuat Davin harus ekstra berhati-hati tiap kal...