Mendekati Bunga Mawar.

62.2K 3.9K 71
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring mengisi ke kosongan di koridor sekolah yang sepi. Para siswa di dalam kelas pun langsung bersorak girang, memasukkan semua buku ke dalam tas. Padahal guru di depan papan tulis belum selesai menjelaskan mata pelajaran hari ini. Tapi mereka sudah siap empat lima untuk pulang.

Sebuah kertas bertuliskan tangan rapi mendarat di atas tumpukan buku Alsha, gerakkannya yang hendak memasukkan buku itu pun berhenti untuk mengambil serta membacanya. Sederet nama-nama lelaki SMA Matahari tertulis di sana dalam dua kriteria. Yang pertama; Most-wanted-popular-good-guy dan yang kedua; Most-wanted-popular-bad-guy. Kekehan kecil meluncur dari bibir tipisnya Alsha segera memutar kepala menatap kedua gadis di belakangnya itu jenaka.

“Harus banget ya aku tahu siapa aja cowok-cowok keren di sini?” tanyanya menunjukkan kertas itu ke udara.

Lantas Lollypop mengangguk antusias menyampirkan tas ranselnya ke punggung. “Biar kamu gak salah pilih cowok nantinya,” jelas Lollypop merebut kertas itu kemudian menunjuk satu nama paling panjang di sana berada di kriteria bad. “Jangan pernah dekatin dia. Bisa bahaya hidupmu nanti tuh, Edgar emang keturunan kraton solo tapi ampun deh nakal banget kalau bukan pemilik sekolah pasti udah di keluarin,” cerita Lollypop bersungut-sungut, Alsha tersenyum geli mendengarkan baik-baik gadis itu menceritakan sikap dari semua lelaki yang dituliskannya dan saat detik sudah banyak terbuang Lollypop berhenti pada satu nama paling teratas di kriteria good. “Kalau mau sama dia aja. Davinno Alvarez, kembaranku. Dia baik, ganteng, cerdas lagi. Tapi ya sayangnya sih... Dingin dan jutek.”

Alsha terbahak menarik tangan Lollypop dan Raya untuk beranjak dari kursi saat guru sudah mengizinkan mereka pulang, Raya memasukkan ponselnya ke dalam saku seragam dia merangkul pundak Alsha erat. “Kalau sama Davin siap-siap makan hati terus, ya.”

Kening Alsha berkerut. “Kok makan hati? Kenapa?”

Lollypop dan Raya menyengir kuda mengedikkan bahunya bersamaan. “Soalnya dia tuh pelit ngomong. Kalau tahan sih ya ngomong sama dia kayak ngomong sama tembok. Gak ada jawabannya sama sekali.” tutur Raya yang di setujui Lollypop.

Alsha tersenyum simpul. Berjalan keluar kelas bersama teman barunya membuat Alsha sedikit canggung apalagi ketika seluruh penjuru koridor melototinya tanpa ampun. Dia tak tahu apakah orang-orang itu menatapnya atau menatap Lollypop yang memiliki wajah super manis dibingkai dengan rambut cokelat tembaganya yang dikuncir dua atau malah Raya dengan wajah kebaratannya yang bersih serta bersinar meskipun gayanya sangat tomboy. Apapun itu Alsha tidak ingin memusingkannya, dia mengedikkan bahu mengikuti teman-temannya itu asik bercerita.

Ketika mereka melewati kelas sebelas IPA satu plus mata Alsha terfokus pada sesosok lelaki yang baru saja keluar dari kelas seraya mendengarkan musik lewat headset, membiarkan seorang lelaki di sebelahnya berbicara tanpa ada tanggapan. Senyuman Alsha muncul melihat bagaimana cueknya Davin menjalani kehidupan, bagaikan seorang pangeran yang penuh akan kuasa. Semua orang tidak akan berani mengganggunya kalau tak ingin kehidupan mereka hancur dalam sekejap. Mungkin terdengar berlebihan tapi percayalah saat ini Davin terlihat seperti itu.

“Bang Davin!”

Teriakan Lollypop terdengar nyaring di seluruh koridor. Serentak kedua lelaki itu berhenti di dekat pilar, Davin memicingkan matanya melihat tiga orang perempuan berjalan kearahnya. Dia mendengus melanjutkan jalannya yang sempat terhenti. Dia malas berurusan dengan Lollypop jika bukan di rumah.

Keenan yang menyadari kalau Davin melangkah, buru-buru menarik kerah belakang Davin agar lelaki itu berhenti. “Vin, di panggil juga malah nyelonong pergi!” protesnya mendecak sebal.

Davin terpaksa berhenti karena tercekik. “Lo aja yang urus.” acuh Davin menepis tangan Keenan kasar namun saat dia hendak pergi pergerakkannya terlambat karena mereka sudah berada di depan Davin. Lelaki itu mendengus lagi memutar bola matanya malas melihat wajah persekongkolan Lollypop. “Gue mau pulang. Minggir.” dinginnya menarik lengan Lollypop agar bergeser.

Lollypop menghentakkan tangan Davin dari atas lengannya, dia memasang wajah berusaha tetap berseri. “Belum kenalan ‘kan sama temen baru gue?” tanya Lollypop mendongakkan kepalanya menatap mata Davin yang tajam.

Davin menjilat bibir atasnya yang kering, dia melempar pandangan kearah lapangan yang dipenuhi oleh siswa berseragamkan basket sedang melakukan pemanasan sebelum permainan bola itu dimulai. Bermenit-menit lamanya Lollypop menunggu Davin tak kunjung menampakkan ketertarikkan sama sekali terhadap Alsha, berbeda sekali dengan Keenan yang sudah mengobrol asik bersama gadis itu.

Dia mendengus sebal memukul tangan Davin kencang membuat lelaki itu berjengit kaget. “Kenalan sih! Gak baik tahu jutek gitu.” sungutnya keki.

Alsha berhenti mengobrol dengan Keenan, lelaki itu tadi asik menceritakan tentang sekolah padanya dan Raya ikutan nimbrung memberitahukan macam-macam ekskul yang ada di SMA Matahari. Dia tersenyum maklum pada Lollypop, jelas Alsha mengerti kalau Davin memiliki sikap yang susah untuk menerima hal baru datang ke kehidupannya. Walau baru sekali mereka bertemu Alsha langsung bisa menarik kesimpulan itu dari tatapan dan bahasa tubuh lelaki itu yang serba terbatas.

“Namaku Alsha. Alshary Itzel Avyanna.” Alsha mengulurkan tangan kanannya berusaha ramah pada Davin, dia mengeluarkan senyuman paling terbaik dalam hidupnya selama ini.

Mata elang Davin hanya memperhatikan uluran tangan gadis itu tanpa berniat menjabatnya sama sekali. Dia terlalu jengah dengan semua kepura-puraan gadis itu. Tadi dia terlihat berbeda ketika tanpa sengaja menabraknya hingga membuat seragamnya itu basah. Alsha yang tadi kelihatan berani berbeda dengan Alsha yang sekarang ada di hadapannya, yang di sini justru terlihat sopan dan manis.

Davin berdeham memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, mempertegas Alsha kalau dirinya sungguh tak ingin bersentuhan dengan gadis itu. Ego Alsha tersentil akan sikap dingin Davin, dia menjatuhkan tangannya meremas pelan menghilangkan rasa perih yang timbul di lubuk hati.

Tanpa kata apapun lagi Davin segera beranjak dari tempatnya, mangmbil jejak-jejak langkahnya santai seperti tidak memiliki beban apapun. Hal itu tentunya mengakibatkan perasaan tidak enak pada Lollypop. Gadis itu berusaha menahan Davin supaya tidak pergi begitu saja tapi Keenan dengan sigap mendorong Lollypop kembali ke belakang.

“Lo tahu gimana Davin kan?” tanya lelaki itu serius, suaranya yang serak terdengar berat saat mengucap kalimat selanjutnya. “Jangan paksa dia ngelakuin sesuatu yang bikin dia gak nyaman.”

Lollypop tersadar setelah mendengar peringatan Keenan. Dia bergerak mundur, bersyukur Keenan mengingatkannya pada kondisi Davin yang tidak bisa dipaksakan apalagi ditahan untuk ada di tempat yang membuatnya tidak nyaman. Setelah Keenan berpamitan untuk menyusul Davin, Alsha memperhatikan kemana lelaki itu pergi. Walau Davin mengacuhkannya dia takkan pernah menyerah untuk mundur.

•••••

Si tomboy yang gak pekaan kembarannya Reza.

Nadirayya Prapantja Kawiswara

Nadirayya Prapantja Kawiswara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ComeonlateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang