Semua berubah secepat kedipan mata. Semua yang tadinya Indah berubah menjadi petaka. Semua yang ia miliki perlahan-lahan pergi. Sahabat, keluarga bahkan kekasihnya. Kehidupan yang ia jalani sangatlah berat, seakan-akan tuhan memberikan ujian hidup y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When you walk by, I try to say it But then I freeze, and never do it My tongue gets tied, the words get trapped (Trapped) I hear the beat of my heart getting louder, whenever I'm near you ~ One Direction - I Wish ~
***
"Balik yuk." Ucap Arsya.
"Yailah, Sya. Masih juga jam segini udah minta pulang aja." Ucap Erika
"Tau nih, gak asik deh." Sambung Gita.
"Gue ngantuk, pengen tidur." Kilah Arsya.
Sebenarnya sejak tadi ia gelisah, entah apa yang membuatnya gelisah, ia sendiri tidak tahu.
"Yaudah, yuk." Ucap Clara lalu bangkit dari tempat duduknya diikuti oleh yang lainnya.
***
Sesampainya dirumah, Arsya langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengganti pakaiannya.
"Sya, kamu didalem?" Tanya Mama dari balik pintu.
"Iya, Ma. Masuk aja pintunya gak Arsya kunci." Ucap Arsya.
Mama pun masuk lalu duduk ditepi ranjang anaknya.
"Tadi Harries kesini nyariin kamu." Ucap Mama memulai obrolan.
"Ngapain?" Tanya Arsya bingung.
"Gak tau, dia nanya kamu kemana." Ucap Mama.
"Terus Mama bilang apa?" Tanya Arsya kepo.
"Mama bilang kamu lagi jalan sama temen-temen kamu terus abis itu Harries pamit pulang." Ucap Mama.
Arsya hanya diam mendengar ucapan Mamanya.
"Kamu kenapa, Sya?" Tanya Mama lembut.
"Gak papa, Ma. Emangnya kenapa?" Tanya Arsya.
"Akhir-akhir ini Harries jadi sering ke rumah, nyariin kamu terus. Bukannya Mama gak suka kalau Harries jadi sering ke rumah tapi Mama ngerasa aneh, kalian lagi ada masalah?" Tanya Mama Khawatir.
Arsya menggeleng.
"Arsya sama Harries gak papa, Ma. Kita juga gak berantem kok." Ucap Arsya meyakinkan.
