15. WITH YOU

358 10 0
                                    

So when you feel like you can't take another round of being broken My arms are open And when you're losing faith and every door around you keeps on closing My arms are open~ The Script - Arms Open ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So when you feel like you can't take another round of being broken
My arms are open
And when you're losing faith and every door around you keeps on closing
My arms are open
~ The Script - Arms Open ~

***

"Pulang dulu ya, Tante." Ucap Arsya sambil mencium punggung tangan Tante Bianca.

Tante Bianca mengangguk, "hati-hati ya. Bayu jangan ngebut-ngebut bawa motornya, awas aja kalau keponakan kesayangan Tante sampe lecet." Ucap Tante Bianca mengingatkan.

Bayu mengangguk. "Iya Tante."

"Yaudah Tante kalau gitu kita pamit pulang ya. Makasih, Tan udah mau nampung kita. Maaf juga udah ngerepotin." Ucap Nino.

Tante Bianca terkekeh.

"Udah biasa direpotin kalian." Ucap Tante Bianca sambil tersenyum.

"Yaudah Tante, kita pulang ya. Assalamualaikum." Ucap Leon.

"Waalaikumsalam." Ucap Tante Bianca.

Mereka pun berjalan kearah motor masing-masing lalu melajukan motor mereka kerumah masing-masing.

"Aku mau jalan-jalan sama kamu dulu." Ucap Arsya saat mereka sudah berada didekat Blok rumah Arsya.

"Mau kemana?" Tanya Bayu.

"Kemana aja, yang penting sama kamu." Ucap Arsya.

Bayu tersenyum dibalik helmnya.

"Kalau ke neraka sama aku mau?" Tanya Bayu jahil.

"Ya gak mau lah. Kamu aja sana ke neraka, aku mau ke surga bareng Mama sama Papa." Ucap Arsya.

"Bercanda, Sayang." Ucap Bayu.

Pipi Arsya memerah dipanggil seperti itu oleh Bayu.

"Tapi aku gak bercanda." Ucap Arsya sok serius.

Tiba-tiba Bayu memberhentikan motornya.

"Loh Bay, kenapa?" Tanya Arsya bingung.

"Turun." Ucap Bayu datar.

"Bayu marah?" Tanya Arsya panik.

"Bayu maaf, Arsya cuma bercanda." Ucap Arsya. Suaranya sudah bergetar.

"Aku juga cuma bercanda." Ucap Bayu sambil terbahak.

Sadar jika dikerjai, Arsya langsung memukul Bayu sekuat tenaga.

"Ih nyebelin!" Ucap Arsya.

"Sampe pengen nangis gitu." Ucap Bayu meledek Arsya.

Pukulan Arsya makin keras.

"Ampun, Sya. Sakit." Ucap Bayu kesakitan.

"Eh aku mukulnya kekencengan ya?" Tanya Arsya sambil mengelus punggung Bayu yang terbalut jaket.

"Banget." Ucap Bayu sambil meringis.

"Yang mana yang sakit?" Tanya Arsya panik.

"Yang ini." Ucap Bayu sambil melingkarkan tangan Arsya diperutnya.

"Modus." Ucap Arsya sambil memukul punggung Bayu.

Lagi dan lagi. Pipi Arsya menghangat.

"Modus sama pacar ini." Ucap Bayu sambil terkekeh.

Arsya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak ayal ia mengeratkan pelukannya saat Bayu kembali menjalankan motornya.

***

Bayu membawanya ke rooftop sebuah gedung tua didaerah pinggiran Kota Jakarta.

"Kamu suka kesini?" Tanya Arsya.

Mereka pun berjalan menuju sebuah sofa tua lalu duduk disana.

"Iya aku sering kesini. Kalau aku lagi sedih, lagi seneng, lagi bete, lagi marah atau lagi bahagia aku selalu kesini. Setiap kali kesini aku selalu ngerasa tenang." Ucap Bayu.

Arsya mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Bayu.

Menatap wajah cowok itu.

Ada yang berbeda. Jika biasanya Bayu akan memasang wajah yang selalu tersenyum kini wajahnya datar, tatapan matanya kosong.

"Mama sama Papa udah cerai tiga tahun yang lalu karena Papa ketauan selingkuh sama temen kantornya. Hak asuh anak jatuh ketangan Mama. Awalnya aku seneng karena aku bisa sama Mama karena sejak awal aku gak terlalu deket sama Papa tapi ternyata aku salah. Sejak saat itu Mama jarang pulang, bahkan Mama udah gak perduli lagi sama aku." Ucap Bayu lirih.

Arsya terenyuh mendengar pengakuan Bayu, namun satu sisi ia juga bingung karena Bayu yang secara tiba-tiba menceritakan tentang kehidupan pribadinya

Ia baru tahu fakta yang satu itu. Satu bulan berpacaran dengan Bayu, ia tidak pernah membahas apapun mengenai keluarganya.

"Bay." Panggil Arsya pelan. Ia menggenggam tangan Bayu.

"Semalem Mama pulang dan bilang kalau Mama mau nikah lagi." Lanjut Bayu.

Arsya diam. Ia akan menjadi pendengar yang baik malam ini untuk Bayu.

"Aku kaget, Aku shock. Aku gak tau harus apa, Sya." Ucap Bayu.

Bayu menundukkan kepalanya. Bahunya sedikit bergetar. Arsya tahu jika Bayu menangis. Ia pun memajukan tubuhnya dan memeluk Bayu dari samping.

Hati Arsya ikut sakit mendengar pengakuan Bayu. Ia pikir keluarga Bayu harmonis, ia pikir Bayu selalu bahagia. Ternyata ia salah. Selama ini Bayu menggunakan topeng untuk menutupi luka yang ia rasakan. Arsya tidak tahu masalah apa lagi yang sedang ditanggung Bayu. Ia tidak pernah mau memaksa Bayu untuk bercarita, biarkan Bayu yang bercerita dengan sendirinya.

"I'm here for you, Bay." Bisik Arsya lalu ia mengeratkan pelukannya pada Bayu.

Merengkuh tubuh itu. Memberikan kekuatan kepada Bayu melalui pelukannya. Berharap setelah ini Bayu bisa berdiri dengan tegap seperti sedia kala.

Ia tidak sanggup melihat Bayu seperti ini. Ia tidak mau melihat Bayu seperti ini lagi.

Ia ingin melihat Bayu bahagia.

Bayu harus bahagia.





















TBC

***

28 Agustus 2018

GOODBYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang