And I just wanna tell you
It takes everything in me not to call you.
And I wish I could run to you.
And I hope you know that every time I don't
I almost do,
I almost do.
~ Taylor Swift - I Almost Do ~***
Arsya menatap penampilannya sekali lagi didepan cermin.
Setelah kemarin seharian Arsya berusaha keras untuk menghilangkan bengkak pada matanya karena terlalu banyak menangis, hari ini ia harus melupakan semua yang pernah terjadi antara dirinya dan Bayu kemarin. Mulai hari ini tidak akan ada lagi air mata.
Arsya pun berjalan menuju meja makan lalu mengambil kotak makan yang sudah tersedia diatas meja makan. Ia terbangun jam 3 dini hari dan tidak bisa kembali tidur, jadi Arsya memutuskan untuk shalat tahajud, berzikir dan shalat subuh, setelah ia membuat sarapan untuk dirinya dan juga bekal.
Arsya membuka pintu rumahnya dan melihat Nino yang berdiri didepan pintu.
"Selamat pagi." Sapa Nino riang.
"Pagi." Sapa Arsya tak kalah riang.
"Udah siap?" Tanya Nino yang dibalas anggukkan penuh semangat oleh Arsya.
Nino terkekeh melihat sikap Arsya pagi ini. Ia menepati janjinya untuk tidak lagi terlihat sedih. Pagi ini Arsya terlihat sangat bersemangat walaupun Nino tahu Arsya sedang berusaha mati-matian untuk terlihat baik-baik saja.
Nino menyerahkan helm pada Arsya yang langsung diterima oleh Arsya.
Sepanjang perjalanan menuju sekolah Arsya tidak berhenti berbicara, ada saja yang dibicarakan oleh gadis itu. Nino hanya sesekali menyahuti omongan Arsya atau sesekali tertawa mendengar ucapan gadis itu.
Arsya terlihat sangat baik-baik saja, itu yang Nino tahu dan disatu sisi Nino juga tahu jika Arsya sedang berusaha terlihat baik-baik saja didepan teman-teman nanti.
***
"Nanti pulang sekolah belajar bareng yuk dirumah gue, ajak yang lain sekalian biar rame juga." Ucap Arsya.
Gita mengangguk.
"Boleh tuh." Ucap Erika.
Saat ini mereka sedang berkumpul di kantin.
Semua sahabat Arsya tidak ada yang menyinggung masalah kandasnya hubungan Arsya dan Bayu. Mereka bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa, sama halnya dengan Arsya yang terlihat tidak pernah terjadi apa-apa antara dirinya dan Bayu.
"Sorry gue gak bisa ikut soalnya ada urusan." Ucap Clara.
"Yah, Ra, parah banget sih." Ucap Arsya merajuk.
Clara tersenyum tak enak.
"Maaf." Ucap Clara merasa tak enak.
"Btw muka lu pucet, Ra. Lu sehat?" Tanya Ilana.
Clara mengangguk.
"Cuma gak enak badan aja kok, nanti juga sembuh." Ucap Clara.
"Makanya, Ra, makan yang banyak jangan sok-sokan diet apalagi lu punya maag, nanti kalau kambuh gimana." Tegur Erika.
Clara hanya terkekeh.
"Iya, nyai." Ucap Clara yang langsung membuat mereka semua tertawa, Erika langsung misuh-misuh kesal.
"Gue mau pesen somay lagi, ada yang mau nitip gak?" Tanya Arsya.
"Bocah perut karung, padahal abis ngabisin mie ayam bakso tapi masih mau nambah. Noh, Ra, kaya si Arsya, makan yang banyak tapi gendut kaga, bocah cacingan." Celetuk Gita.
Arsya langsung memutar bola matanya.
"Gak ada, udah sono." Usir Erika.
"Yaudah, bye." Ucap Arsya lalu berjalan menuju tukang somay.
Dan kejadian yang ingin Arsya hindari pun terjadi. Ia melihat Bayu, berjalan kearahnya sambil membawa segelas jus. Kali ini tidak perlu ada tarikan napas.
Arsya menatap lurus kedepan tanpa menoleh kearah manapun. Saat mereka bersisian, tanpa sadar setetes air mata jatuh dari sudut mata Arsya dan itu tak luput dari penglihatan teman-temannya termasuk Nino yang melihat bagaimana air mata itu jatuh begitu saja.
'I will forget you.' Batin Arsya.
TBC
***
29 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE
FanfictionSemua berubah secepat kedipan mata. Semua yang tadinya Indah berubah menjadi petaka. Semua yang ia miliki perlahan-lahan pergi. Sahabat, keluarga bahkan kekasihnya. Kehidupan yang ia jalani sangatlah berat, seakan-akan tuhan memberikan ujian hidup y...