18. HERO

303 12 0
                                    

And then a hero comes alongWith the strength to carry onAnd you cast your fears asideAnd you know you can surviveSo when you feel like hope is goneLook inside you and be strongAnd you'll finally see the truthThat a hero lies in you~ Mariah Carey -...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And you'll finally see the truth
That a hero lies in you
~ Mariah Carey - Hero ~

***

"Lu sakit, Sya?" Tanya Clara sambil mengecek suhu tubuh Arsya.

Agak panas.

"Nggak kok." Ucap Arsya sambil menggelengkan kepalanya.

"Yakin, Sya? Muka lu agak pucet soalnya." Ucap Clara.

Arsya mengangguk.

"Arsya mah batu. Biasa woman problems, daritadi udah gue suruh ke UKS tapi gak mau, padahal tadi pas jam kosong dia tidur, biasanya juga main hp." Ucap Erika.

"Lu mending ke UKS aja deh kalau emang sakit banget, Sya." Ucap Clara.

"Gue kuat kok." Ucap Arsya lesu.

Erika dan Gita hanya bisa mendengus. Arsya dan kekeraskepalaannya.

Saat ini mereka sedang berada dikantin. Clara, Erika dan Gita sih makan, cuma Arsya yang cuma memesan jus sirsak.

"La, diem aja daritadi. Kenapa?" Tanya Erika.

Ilana yang sedang melamun pun langsung gelagapan.

"Gak papa." Ucap Ilana.

"Yakin?" Tanya Clara.

"Ilana mengangguk.

"Gue perhatiin si Kiana mukanya makin pucet aja, dia sakit ya, La?" Tanya Gita kepo.

"Gak tau." Tanya Ilana.

"Loh kok gak tau? Kalian kan sodara kembar, tinggal serumah pula, masa gak tau." Ucap Erika.

Ilana tampak gelisah.

"Cerita aja, La. Gak papa." Ucap Clara.

Ilana diam sebelum menghembuskan napasnya.

"Sejak gue pindah kesini, gue gak tinggal sama bokap atau nyokap gue. Kiana tinggal sama nyokap, gue tinggal sama sepupu gue. Bokap tinggal sama adek gue. Bokap nyokap gue udah cerai." Ucap Ilana.

"Gue baru tau kalau orangtua kalian udah cerai, soalnya yang gue liat si Kiana happy happy aja." Ucap Gita yang diangguki oeh Erika dan Clara.

"Ya gitu deh. Pokoknya complicated gitu deh." Ucap Ilana.

Saat Gita ingin bertanya lagi, bel masuk sudah berbunyi. Mereka pun serempak berjalan menuju kelas masing-masing.

Saat berdiri, tubuh Arsya sedikit oleng, untungnya Erika langsung sigap untuk memegangi bahu Arsya.

"Tuh kan, lu sih batu dibilangin. Ke UKS aja ayo." Ucap Erika jengkel.

"Gak usah, gue masih kuat kok." Ucap Arsya pelan.

Ia pun berdiri dengan tegak dan berjalan meninggalkan yang lain.

"Lu yakin gak mau ke UKS? Kita cuma khawatir lu kenapa-kenapa, Sya." Ucap Clara. Memang terlihat dari wajahnya jika mereka khawatir.

"Gue anter ke UKS ya?" Tanya Ilana.

Akhirnya Arsya pun menyerah dan menganggukkan kepalanya.

"Yaudah kita ke kelas duluan. Tolong ya, La. Pastiin di batu satu ini tidur dengan nyenyak." Ucap Erika.

Ilana terkekeh lalu menganggukkan kepalanya.

Ilana dan Arsya pun berjalan bersisian menuju UKS.

"Sorry ngerepotin, La." Ucap Arsya.

"Nggak ngerepotin kok, Sya. Justu kalau lu sampe tumbang baru ngerepotin." Ucap Ilana.

"Nggak bakal tumbang gue." Ucap Arsya sambil terkekeh.

"Who knows, Sya." Ucap Ilana.

"Btw, beberapa kali gue liat lu jalan sama Nathan. Kalian lagi deket?" Tanya Arsya.

Ilana menggeleng.

"Cuma temen biasa. Kebetulan satu hobby terus beberapa kali ketemu dan gue baru tau dia sekolah disini. Kenal dia juga sebelum gue sekolah disini." Ucap Ilana.

"Terus kalau Leon?" Tanya Arsya jahil.

Ilana hanya tersenyum.

"Ya gitu. Kita sempet deket dulu tapi-" Ilana terus berceloteh panjang lebar, sedangkan Arsya, ia berhenti melangkah, melihat tali sepatunya yang terlepas lalu mengikatnya kembali.

"Sya, ngapain?" Tanya Ilana berbalik badan karena merasa Arsya sudah tidak berjalan didekatnya lagi.

"Benerin tali sepatu." Ucap Arsya lalu berdiri.

Saat ia ingin melangkahkan kakinya, ia mendengar suara Bayu yang meneriakkan namanya.

"ARSYA AWAS!" Teriak Bayu dari seberang lapangan.

Awalnya Arsya bingung apa maksud Bayu, namun setelah ia mendengar teriakan Ilana, Arsya langsung mendongakkan kepalanya.

Ada sebuah pot berukuran sedang jatuh tepat diatas kepalanya.

Arsya terlalu lemas untuk berlari, jadi ia hanya pasrah.

Namun tak berapa lama ia merasakan tubuhnya terhuyung kesamping. Ia mengenali bau tubuh seseorang yang mendorongnya. Aroma tubuh Bayu. Namun belum sempat ia bersuara, rasa sakit dikepalanya terasa sangat menyiksa dan kegelapan menelan kesadarannya.





















TBC

***

28 Agustus 2018

GOODBYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang