23. FINALLY FOUND YOU

351 12 0
                                    

When people ask about us, now, we just brush it offI don't know why we act like it means nothing at allI wish that I could tell you that you're all that I want, yeah~ Shawn Mendes - Why ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

When people ask about us, now, we just brush it off
I don't know why we act like it means nothing at all
I wish that I could tell you that you're all that I want, yeah
~ Shawn Mendes - Why ~

***

Arsya mengerjapkan matanya beberapa saat lalu menolehkan kepalanya untuk melihat jam weaker. Ia menghela napas lalu menyibakkan selimut.

Monday Has Returned.

And Arsya Hate it.

Arsya berjalan gontai menuju kamar mandi. Entah sejak kapan Arsya membenci hari senin. Entah sejak Bayu tidak pernah mengabarinya atau Papa yang tak kunjungan sadarkan diri?

Sudah seminggu Bayu tidak mengabarinya dan semua orang mendadak tidak tahu dimana keberadaannya. Dan sudah seminggu juga Papa tidak sadarkan diri. Dokter bilang kondisi Papa sudah stabil setelah operasi yang dilakukan namun Papa belum menunjukkan tanda-tanda siuman. Papa juga sudah dipindahkan ke rumah sakit di daerah Jakarta 3 hari yang lalu. selebihnya tidak ada yang berubah.

Arsya melihat pantulan dirinya didepan cermin. Ada lingkaran hitam dibawah kelopak matanya. Akhir-akhir ini ia jadi sulit untuk tidur. Entah apa penyebabnya, ia sendiri juga tidak tahu.

Setelah selesai bersiap-siap ia langsung turun kebawah menuju dapur untuk membuat sarapan. Mama tidak ada, Mama menjaga Papa dirumah sakit, kadang bergantian dengan adik Papa atau Harries. Arsya hanya diperbolehkan menjaga Papa disaat weekend, Mama takut jika Arsya menjaga Papa dihari sekolah akan mengganggu konsentrasinya, lalu bagaimana dengan Harries? Kadang ia menjaga Papa dihari sekolah, memang tidak adil.

Arsya mendengar suara dentingan piring dari arah dapur. Ia dirumah sendiri, lalu siapa yang berada di dapur? Mama? Mana mungkin, Mama pasti mengabarinya jika ingin pulang. Lalu siapa? Maling? Masa iya ada maling di pagi hari.

Arsya berjalan pelan menuju dapur, ia mengangkat tinggi-tinggi tasnya, siap memukul siapa saja yang berada di dapur. Namun, saat ia sampai di dapur, ia sedikit terkejut dengan kehadiran seseorang.

"Harries?" Panggil Arsya.

Yang dipanggil menoleh.

"Ngapain disini?" Tanya Arsya.

"Menurut lu?" Tanya Harries yang masih sibuk mengaduk susu.

Arsya terdiam, menatap setiap gerak-gerik Harries.

Harries memberikan segelas susu kepada Arsya yang diterima oleh gadis itu.

"Thanks." Ucap Arsya yang dianggukkan oleh Harries.

Arsya pun berjalan menuju meja makan. Disana sudah tersedia nasi goreng yang terlihat enak.

"Lu yang buat?" Tanya Arsya yang lagi-lagi dibalas anggukan oleh Harries.

GOODBYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang