I wanna be with you
If only for a night
To be the one who's in your arms to hold you tight
I wanna be with you
There's nothing more to say
There's nothing else I want more than to feel this way
I wanna be with you
~ Mandy Moore - I Wanna Be With You ~***
"Heh nenek sihir bin lampir, lu kan yang sengaja jatohin pot bunga diatas kepala Arsya?!" Labrak Gita.
Sesudah bel pulang sekolah, Gita langsung mendatangi kelas Kiana.
"Apa sih lu cewek barbar, dateng-dateng bikin rusuh aja." Ucap Mikaela.
"Eh cabe-cabean dempul, minggir deh lu, gue gak ada urusan sama lu, urusan gue sama nenek sihir satu ini." Ucap Gita sengit.
Kiana memandang Gita rendah.
"Kenapa nyari gue? Mau minta tanda tangan? Atau foto? Sorry, Gue sibuk lagi gak ada waktu buat ngurusin orang kaya lu." Ucap Kiana sombong.
Gita langsung mendecih.
"Eh nenek, gue kasih tau ya sama lu, kalau mau berulah jangan disekolah, diluar sekolah, kalau mau cari masalah jangan sama Arsya, tapi sama gue! Untung tadi Bayu nyelametin Arsya, kalau nggak?! Bisa bocor kepala temen gue, emang lu mau tanggung jawab?!" Teriak Gita.
Berbicara dengan Kiana harus dengan urat.
"Oh masalah itu, sorry ya gue gak sengaja." Ucap Kiana santai.
"Gila ya lu! Dasar psycho! Gak punya otak! Gak punya hati!" Teriak Gita.
Mendengar makian Gita, emosi Kiana pun tersulut.
"Apa-apaan lu ngata-ngatain gue kaya gitu?! Lu gak kenal siapa gue, jadi lu gak berhak ngata-ngatain gue kaya gitu!" Teriak Kiana. Ia mendorong bahu Gita hingga Gita hampir terjatuh, namun seseorang memegang bahu Gita.
Gita menengok kearah orang tersebut dan terkejut ternyata Harries yang menolongnya.
"Are you okay?" Tanya Harries, ada sedikit nada cemas dari suaranya.
Gita mengangguk.
"Lain kali, biar gue yang urus dia." Ucap Harries yang lagi-lagi hanya dibalas anggukkan oleh Gita.
Harries pun berjalan santai kearah Kiana.
"Gue gak main fisik sama perempuan, pantang buat gue mukul perempuan. Tapi kalau cewek kaya lu, gue harus mikir-mikir lagi buat gak mukul lu. Lu gue diemin bukan berarti gue gak tau apa yang udah lu lakuin ke Arsya, selama ini gue perhatiin lu, lama-lama kelakuan lu gak bisa ditolerir, lu udah berani main fisik, sekali lagi gue liat lu usik Arsya, lu berurusan sama gue." Ucap Harries tenang, tidak ada emosi didalam suaranya, namun itu cukup membuat bulu kuduk Kiana meremang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE
FanfictionSemua berubah secepat kedipan mata. Semua yang tadinya Indah berubah menjadi petaka. Semua yang ia miliki perlahan-lahan pergi. Sahabat, keluarga bahkan kekasihnya. Kehidupan yang ia jalani sangatlah berat, seakan-akan tuhan memberikan ujian hidup y...