Hanya kenangan yang tersisa
Hanyut dalam sepenggal kisah
Hingga kerapuhan terasa
Kerinduan memaksa
Tiada sekejap ku terdiam
Tiada sempat ku merasakan
Ku menanti namun engkau menghilang
Tanpa bahasa
~ Afgan - Tanpa Bahasa ~***
Sambil didengerin ya lagunya 😚 happy reading 😊
***
"Balik bareng gue yuk, Sya." Tawar Erika.
"Gak usah deh, Ka. Gue balik sendiri aja. Gue duluan ya." Ucap Arsya berpamitan lalu pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban Erika.
Arsya berjalan lesu menuju tangga, sekolah sudah sepi karena bel sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.
Saat sampai dibelokan menuju tangga, Arsya dikejutkan seseorang.
"Aku tunggu ditaman biasa nanti sore." Singkat, padat dan jelas.
Itulah yang bisa mendeskripsikan kalimat Bayu barusan.
Tunggu sebentar, tadi apa yang dikatakan oleh Bayu? Bertemu? Nanti sore? Ditaman biasa? Ah ya Tuhan senangnya Arsya. Apakah Bayu akan menjelaskan semuanya? Menjelaskan perubahan sifatnya belakangan ini?
Arsya berjalan riang menuju halte sekolah. Tidak sabar menunggu nanti sore.
"Arsya!" Panggil seseorang.
Arsya menengok kebelakang lalu melambaikan tangan kearah Nino.
"Kenapa, No?" Tanya Arsya sambil tersenyum manis.
Sebesar itu efek ajakan Bayu pada Arsya.
"Kayanya mood lu lagi bagus banget hari ini." Ucap Nino yang menyadari hal tersebut.
Arsya tersenyum semakin lebar, "ya gitu deh." Ucap Arsya.
"Btw lu balik sama siapa?" Tanya Nino.
"Sendiri, emangnya kenapa?" Tanya Arsya.
"Ah kebetulan, kalau gitu bareng gue aja ya?" Ajak Nino.
Arsya diam sebentar sebelum mengiyakan ajakan Nino.
"Tadi gue ajakin bareng ditolak giliran si Nino yang ngajakin langsung diiyain." Ketus Erika.
Arsya menengok kearah Erika lalu langsung nyengir lebar.
"Tadi mah beda, Ka." Ucap Arsya.
"Iya deh yang mau jalan sama Bayu mah beda." Goda Erika.
Arsya langsung tersipu malu.
"Jalan sama Bayu?" Tanya Nino.
"Iya tadi ditangga si Bayu bilang ngajakin Arsya keluar." Jelas Erika.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE
FanfictionSemua berubah secepat kedipan mata. Semua yang tadinya Indah berubah menjadi petaka. Semua yang ia miliki perlahan-lahan pergi. Sahabat, keluarga bahkan kekasihnya. Kehidupan yang ia jalani sangatlah berat, seakan-akan tuhan memberikan ujian hidup y...