.
.
.
~FIRST DAY[part1]~Hari pertama kami melakukan misi. Sudah dua jam kami berjalan namun kami tidak merasa lelah sedikitpun. Mungkin karena kami terlalu bersemangat dan ini masih jam setengah 6 pagi.
Aku melihat P-Pad ku. Lebar P-Pad ku kubuat kecil agar dengan mudah masuk ke dalam kantong jaket boomberku. Saat ini kami berada di Yomnda, kota kecil sebelum desa Deki.
Kenzo yang verjalan di depan tiba-tiba berbalik dan menyuruh kami berkumpul. Kami menggerumbulinya dengan raut bingung.
"Kenapa?" Tanyaku.
"Setelah ini kita akan masuk di desa Deki. Waspadalah di desa itu." Ucap Kenzo.
"Kenapa?" Tanya Calista.
Kenzo mengangkat bahunya. "Inderaku." Jawabnya singkat.
Jadi dia tidak tahu kalau di desa Deki berbahaya, tapi menyuruh kami waspada. Aku sih nge-iyain aja, toh inderanya peka.
30 menit kemudian, kami memasuki desa Deki. Yang kata Kenzo kita harus waspada. Tapi tidak ada yang mencurigakan di desa ini. Lagipula pemandangan desa Deki menarik.
"Hei, apa yang perlu diwaspadai? Tempat ini juga nyaman." Ucapku berjalan tepat di samping Kenzo.
Kenzo tidak membalas perkataanku, orang ini sukanya bikin kesal aja. "Heii, heei, oii, Kenzo. Apa kau mendengarku?" Aku mengangkat tanganku dan melambaikannya di hadapan wajah Kenzo.
Namun aku kaget sekali saat ia menarik tanganku dan membawaku ke dalam dekapannya. Aku hendak protes namun ia membungkam mulutku dengan tangannya.
'Srriing'
Mata Kenzo menatap tajam benda yang kini menancap di tanah. Aku pun ikut melihat apa yang ditatapnya.
"Astaga?! Kate, Kenzo, kalian tidak apa?" Tanya Mirrae berlari ke arah kami.
Aku membeku di tempatku. Yeah masih dalam posisi tadi. Badanku kaku semua. Ada yang mencoba membunuhku?
Kenzo melepas pelukannya lalu menunduk dan mengambil pisau yang kini tertancap di tanah. Ia berdiri lalu berkata dengan suara nyaring namun santai.
"Siapapun kalian keluarlah!" Untung tempat ini sepi.
Tidak ada respon yang diberikan setelah itu. Aku mundur beberapa langkah ke belakang. Tapi saat ingin melamgkahkan kaki lagi, tangan Kenzo menarik tanganku mendekat padanya.
'Sriingg'
"Jangan jauh-jauh dariku." Gumam Kenzo datar. Aku menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Ya, ya, tidak mau keluar ya? Pengecut." Ucap Kenzo santai. Baru aku tahu kalau Kenzo seperti ini orangnya.
"Oh, kalian tidak mengerti bahasaku rupanya." Hah, kalian? Berarti bukan hanya satu.
"Darimana kau tau kalau 'dia' itu sebenarnya 'mereka'?" Tanyaku namun tak kunjung dijawab olehnya. Dasar, pria dingin, bisu-eh, irit ngomomg, kayak patung, muka dat--
"Sudah selesai mengataiku?" Darimana dia tahu?!
"Hn." Cih!
"Wah, wah, tratando de proteger a tu chica, hijo?" Seorang pria bermasker dengan tinggi sekitar 185 cm. Tapi, hey dia ini ngomong apa?
"Que queres?" Pria dingin ini juga bilang apa coba?
"Dame a la niña, entonces estarás a salvo." Ucap pria satunya lagi yang baru keluar dari persembunyiannya. Kenzo menarik tanganku ke belakang tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ELEMENTS
ФэнтезиApa kalian berpikir dunia fantasi itu nyata?... Sejak kapan ini dimulai? Aku takkan menyadarinya. Yang mungkin saat ini aku sadari, kehidupan itu memiliki sebuah rantai. Saling berhubungan, memiliki sisi terang maupun sisi gelap yang tak kita lihat...