TEN

1.8K 145 1
                                    

NORMAL P.O.V
.
.
.
~GOOD LUCK!~

'Cih, penjagaannya lebih ketat daripada dugaanku.' Decih Kelvin dalam hati.

Di luar tempat persembunyiannya sekarang ada  3 orang dengan pakaian serba formal membawa pistol dan 2 orang dengan tangan kosong. Cukup berbahaya kalau orang ketahuan tertembak panah pelumpuh, pasti  temannya akan menyadari kehadiran mereka dan itu akan melenceng dari rencana awal.

"Fight!" Setelah kata itu terdengar di telinga Kate, Mirrae dan Mian, secara bersamaan mereka menarik pelatuk pistol dan senjata angin yang langsung mengenai ketiga pria bersenjata tepat di leher.

P-Techno milik Mirrae berbentuk pistol dengan isi kosong. Biasa digunakan dalam keadaan darurat. Isi P-Techno nya bisa diisi air, batu, kerikil, dan panah pelumpuh. Senjata itu berkecepatan sama dengan pistol sungguhan, tidak mengeluarkan suara, dan lebih ringan daripada pistol asli.

Saat kedua pria itu roboh, secara bersamaan Kenzo dan Calista keluar dari persembunyiannya lalu melumpuhkan dua pria lainnya dari belakang dengan tangan kosong.

"Next!" Aba Kelvin saat semua pasukan berhasil dilumpuhkan.

Mereka masuk lebih ke dalam lagi. Untungnya Kelvin mengetahui sudut CCTV dan mengambil jalur dimana mereka tidak akan tertangkap kamera CCTV.

Kelvin memberi kode tangan saat melihat beberapa pria berlalu lalang. Seperti strategi yang telah mereka buat, Calista, Nathan, Mirrae, Mian, dan Kelvin menarik perhatian lawan.

"Hei! Siapa kalian?! Kenapa bi--"

Ctuk

Brukk

Salah satu pria bersenjata roboh sebelum menyelesaikan kalimatnya. Rekan pria tersebut melihat dengan geram lalu bersiap untuk membalas.

"Kurang ajar!"

"Kalian berdua pergilah!" Ucap Kelvin pada Kate dan Kenzo lewat earphone.

Segera Kate dan Kenzo berlari sesuai aba-aba Kelvin. Saat sudah sedikit menjauh, mereka lagi-lagi dihadang oleh pria bertubuh besar dan berotot.

"Mau kemana kalian, eh bocah?" Pria itu menyeringai tidak jelas.

"Eh? Lagi-lagi pria dengan otak berotot." Kenzo menyeringai lebih mengerikan dibanding pria dihadapan mereka. Pria dihadapan mereka bergidik namun segera tersulut emosi.

Kate ikut bergidik menatap Kenzo horor. "Hiiy!! Bisa-bisanya dia bercanda disaat seperti ini. Dasar gila!" Batinnya.

"Oi! Apa yang kau tunggu? Ayo pergi!"

"Eh? Sudah? Dasar, kenapa tak beritahu aku?!--Ehh, tunggu!!! Dasar es balok berjalan!" Umpat Kate karena Kenzo meninggalkannya di belakang.

***

"Sampai berapa lama lagi ini? Dan sampai kapan kita terus berputar di tenpat yang sama?!" Seru Kate menarik kerah belakang Kenzo hingga pria itu sedikit terjungkal ke belakang. Untung saja Kenzo bisa menjaga keseimbangannya kalau tidak tubuhnya akan dengan tidak elitnya bertubrukan dengan lantai.

"Kau ini kenapa?"

Kate menghela nafas panjang. "Kenzo. Apa kau tidak menyadarinya? Kita bahkan sudah melewati tempat ini beberapa kali sejak 15 menit yang lalu." Ucapnya naik pitam.

"Iya. Tau." Kate menganga. "Kenapa ada orang yang hidup sepertinya??" Desisnya dalam hati.

Kenzo terlihat sedang berpikir keras. Kate mengira cowok itu sudah menemukan jawabannya karena sudah berputar di tempat itu beberapa kali.

"Emm, Kate." Panggil Kenzo.

"Apa?"

"Ayo kita memutari tempat ini sekali lagi." Ujarnya datar lalu berjalan mendahului Kate.

Kate melotot. "Apa?! Kau sudah gila ya?"

Kenzo tak mengacuhkan umpatan Kate yang ditujukan padanya dan terus berjalan.

"H-hei tunggu!"

***

"Fiuuh~" Mian meniup ujung pistolnya yang sedikit berasap.

"Kerja bagus kawan! Sekarang ayo kita susul dua rekan kita." Ujar Nathan sebelum berlari meninggalkan tempat beberapa orang yang tersungkur di lantai, diikuti yang lain.

***

"Hmm, aku tak mengira akan seperti ini. Ini seperti ilusi. Mengagumkan jika aku menggunakan metode ini di kawasan keamanan sekolah. Hehe, ini akan sangat menarik melihat mereka terjebak di sana nantinya." Gumam Kenzo kembali menyeringai.

Kate menghela nafas. "Kupikir kau orang kalem dan dingin. Namun dibalik diammu ternyata kau orang yang licik ya." Sindir Kate ikut mengamati jalan yang mereka lalui.

"Hei, apa kita tidak membuang waktu dengan seperti ini?" Tanya Kate.

"Tidak."

"Kenapa kau begitu yakin?"

"Kita bisa menyelidiki tempat ini sekaligus." Jawab Kenzo yang lagi-lagi singkat. "Dan tempat ini akan sangat membingungkan bagi mereka yang belum melewati tempat ini. Akan menguntungkan kalau kita mengirim lokasi dan seluk beluk tempat aneh ini."

"Hipotesis mu ternyata sangat mengagumkan. Dan aku yakin kau akan menggunakan hipotesismu untuk sesuatu yang licik kemudian. Tak kusangka orang cerdas ini sangat licik." Kate menyeringai menyindir Kenzo.

Kenzo mendecih. "Sudah selesai mengejekku?"

"Kau menganggapnya begitu?"

"Terserahlah. Kau menyebalkan."

"Aku anggap itu pujian."

Kenzo menggeram. "Kenapa akhir-akhir ini dia begitu menyebalkan. Tapi saat aku ingin melupakannya dia malah membuatku cemas. Cih, menyebalkan."

"Aku jadi meragukan apa aku menyukainya. Mengaguminya? Orang dengan otak licik. Kau sudah gila Kate." Kate mengerutkan dahinya dan memijat pangkal hidungnya pelan tak habis pikir dengan perasaannya.

•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•

MY ELEMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang