~AWAL MULA~
Alessandra Katelyn Hidayasi, kalian bisa memanggilku Kate. Hari ini, hari pertama aku masuk sekolah, kelas dua SMA-lah. Aku bersekolah di Namion's High School, salah satu sekolah elite di kotaku atau provinsiku atau pulau ku. Ya, sekolahku terkenal tapi berada di tempat yang agak terpencil. Tidak terpencil-terpencil amat. Hanya saja sekolah ini terhindar dari keramaian.
Kata orang-orang sih, sekolah ini memiliki misteri di dalamnya dan murid-muridnya memiliki sesuatu yang tidak diketahui publik, termasuk aku.
Aku tidak tahu kenapa orangtuaku menyekolahkan aku Kakak-Adikku di sini. Adikku baru saja di sekolahkan di sini berbarengan denganku. Namun kakakku, dia sudah sekolah di sini sejak awal ajaran tahun baru.
'Krriingg!!'
Bunyi bel sekolah baru saja di bunyikan. Setelah tadi menemui kepala sekolah, aku langsung di suruh ke kelasku yang berada di lantai dua yaitu kelas A. Tidak tahu kenapa, tapi aku dimasukkan ke kelas A.
Untung saja belum ada guru di kelas. Aku memutuskan untuk menunggu guru yang akan masuk ke dalam kelas. Aku mungkin akan canggung jika di dalam.
Tak lama kemudian, suara sepasang sepatu terdengar oleh telingaku berjalan mendekatiku.
"Permisi, apakah kamu Alessandra Katelyn Hidayasi?" Tanya orang itu yang menurutku guru di kelas itu.
Aku sedikit membungkuk dan mengangguk. Aku heran, sejak kecil aku selalu dipanggil atau diketahui dengan nama depan dan nama tengah, namun tidak dengan nama akhirku yang memuat nama margaku.
"Baiklah ikut saya." Pinta pria itu mengajakku masuk ke kelas.
Aku membiarkan pria itu masuk terlebih dahulu, sedangkan aku masih di ambang pintu. Kelas yang awalnya gaduh seketika terdiam.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Namanya Alessandra Katelyn." Pria itu menatapku seolah-olah memberi aba-aba untuk ke depan.
Aku menyukai gaya pria itu yang memperkenalkanku, jadi aku tidak perlu merangkai kata-kata yang akan kuucapkan untuk berkenalan nantinya.
Aku maju kedepan lalu sedikit membungkukkan badanku dan tersenyum. "Nah, kau duduklah di salah satu bangku yang kosong. Yang ingin berkenalan dengannya nanti saja, sekarang kita mulai."
Mata red ruby ku menyapu seisi kelas. Kelasnya cukup besar, bersih, dan rapi. Lalu mataku terkunci pada satu bangku di pojok nomor dua dari jendela. Dan teman duduk sebangku yang kutatap adalah seorang cowok berambut raven, bermata biru tua bermuka datar yang sepertinya tidak tertarik dengan sesi perkenalan di sini.
Aku menaikkan satu alisku dan tersenyum geli. Ternyata ada orang yang seperti itu? Kukira hanya ada pada novel-novel saja.
Aku berjalan menuju bangku kosong yang berada di sebelah cowok tanpa ekspresi itu.
"Hai!" Ucapku sekedar menyapa. Setelah kutunggu bebedapa detik, namun dia tak kunjung menyapaku balik. Aku meringis lalu tersenyum kecut. Kemudian aku mengambil posisi yang nyaman dalam dudukku.
"Baiklah, hari ini kalian akan belajar cara mengendalikan emosi." Ujar Pak guru itu. Aku mengernyitkan dahiku, aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan.
Kukira kita akan belajar seperti IPA, IPS, atau mungkin dia guru BK?
"Gunakan pakaian kalian lalu kita pergi ke lapangan yang biasanya." Lunjut guru itu. Guru itu pergi keluar dari kelas dan kelas mulai gaduh.
Beberapa pertanyaan msngisi otakku. Apa? Pakaian apa? Lapangan apa? Mengendalikan emosi di lapangan?
Aku beryanya pada seorang gadis di sebelah kiriku. "Emm, ini maksudnya apa ya?" Tanyaku kikuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/128535370-288-k401619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ELEMENTS
FantasiaApa kalian berpikir dunia fantasi itu nyata?... Sejak kapan ini dimulai? Aku takkan menyadarinya. Yang mungkin saat ini aku sadari, kehidupan itu memiliki sebuah rantai. Saling berhubungan, memiliki sisi terang maupun sisi gelap yang tak kita lihat...