NORMAL P.O.V
.
.
.
~KENZO~"Kenzo, sampai kapan kita berlama-lama di sini. Ini cuma buang waktu tau!" Dengus Kate.
"Kau ini. Sebaiknya kau lihat di sana." Balas Kenzo datar karena sedaritadi Kate hanya bisa menyalahkannya dan menganggap mereka hanya buang waktu.
"Yo bro!" Kate menoleh ke sumber suara yang ternyata Kenzo sebenarnya tidak membuang waktu saja.
"Eh, kalian lama sekali." Balas Kenzo.
"Nyadar gak sih ada yang aneh? Kenzo kejatuhan buah apa semalem?" Batin Kate menganga dengan sikap Kenzo saat ini.
"Santai aja, dia emang gitu." Ucap Mirrae tiba-tiba membuat Kate sedikit terlonjak.
"Kaget aku." Gumam Kate dibalas kekehan pelan Mirrae. "Maksudnya?"
"Kenzo kalau sedang menjalankan misi sifatnya berubah santai. Kau bisa lihat sejak kita sampai di desa Deki." Jelas Mian.
"Aih? Pantas saja. Aku saja takut buat ngomong ke paman asing itu. Dan coba lihat dia, dengan songongnya menantang paman itu. Ck..ck..ck, cowok aneh." Omel Kate pelan dan dibalas tawa oleh kedua gadis itu.
"Baiklah, baiklah, sebaiknya kita jalan." Ucap Mian dengan santai melangkah mengikuti Kenzo yang sudah memberi arahan untuk jalan keluar tempat yang tidak ada ujungnya itu.
"Bagaimana kau bisa sesantai itu?" Tanya Kate tersenyum miring.
"Seharusnya kita meniru cowok yang kau bilang aneh itu Kate." Ujar Mian membalas senyum Kate.
"Haruskah?"
"Bagi kami untuk sebuah misi hal itu penting." Balas Calista ikut nimbrung.
"Yup." Tambah Mirrae meyakinkan.
Kate memberi tatapan bertanya kode agar mereka menjelaskannya lebih lanjut.
"Kenzo memang seperti itu, orangnya santai kapanpun itu. Namun kalau serius dia memang serius. Dan yah, bagimu pasti pertemuan awal kalian sangat sangat tidak menyenangkan." Ucap Mian.
"Bagaimana kau tau?" Kate menyipitkan matanya.
"Kita kan sekelas." Jawab Mian sekenanya.
Kate memutar bola matanya. "Maksudku, bagaimana kau tau kalau itu sangat tak menyenangkan bagiku?"
"Tak hanya bagimu. Dia memang dingin dan kejam." Mian mengerucutkan mulutnya mengingat saat pertama kali ia bertemu dengan Kenzo.
"Oh ya? Haha, bagaimana bisa?" Kekeh Kate.
"Kau tau Mian sering menyapa Kenzo dulu. Namun setelah beberapa kali menyapa Kenzo, Kenzo bahkan lupa kalau Mian itu teman sekelasnya." Tambah Mirrae terkekeh pelan di akhir kalimat.
"Hahaha, kejam sekali. Terus, bagaimana kalian bisa tau kepribadiannya?" Tanya Kate lagi.
"Kami pernah beberapa kali bersama setim saat misi, bahkan ada Calista juga. Ya kan?" Mian menyenggol Calista yang akhirnya Calista mengangguk.
"Lalu, lalu?"
"Ah, Kate. Kau ini kepo sekali. Lihat saja sendiri nanti." Calista tertawa. "Eum, ya satu lagi. Sepertinya Kenzo menyukaimu." Calista tersenyum menggoda sambil menaik-turunkan alisnya pada Kate.
"A-ada-ada saja kau. T-t-tak mungkin lah. Hahaha, ya kan?" Elak Kate dengan wajah yang sudah memerah.
Calista mengedikkan bahunya. "Entahlah. Tunggu saja pengakuan darinya. Kau juga menyukainya bukan?" Calista kembali menggoda Kate.
"D-diamlah!" Pekik Kate tertahan dan memalingkan wajahnya yang sudah memerah.
"Ahahahaha," Tawa Mian, Mirrae, dan Calista berbarengan saat mengetahui rekan setimmnya jatuh cinta--ah bukan, sepertinya telah menjadi sahabat baru bagi Kate.
"D-diam!"
***
"Inikah tempatnya?"
"Kurasa."
Saat mereka melihat ruangan yang akan mereka teliti, mereka terkejut akan tindakan yang tidak berperikemanusiaan yang dilakukan segelintir orang di luar sana.
Tujuan utama mereka sebenarnya adalah ini. Namun karena ternyata yang melakukan adalah suatu organisasi yang juga merugikan negara, maka dikategorikan sebagai pengintaian koruptor.
"Apa-apaan ini. Tega sekali." Lirih Kate menutup mulutnya.
Kenzo mendekati tabung berisi air dengan manusia yang sudah tidak bernyawa di dalamnya. Katakanlah mayat namun dengan tubuh yang masih utuh. Kemudian pria itu berjalan ke tabung sebelahnya lagi. Melihatnya dengan teliti.
"Masih bernafas." Gumamnya datar. "Tapi garis hidupnya sangat tipis." Lirihnya lagi saat memegang tabung itu.
"Kenapa mereka tega melakukan eksperimen seperti ini?" Mata Mirrae mulai berkaca-kaca.
"Menggabungkan sel klan elemen dengan manusia biasa. Uuh, itu pasti sangat sangat sakit." Kelvin meringis seakan merasakan sakit pada tubuhnya sendiri.
"Kesimpulannya mereka mengumpulkan ratusan manusia biasa dan klan elemen untuk menjadikan mereka sebagai eksperimen?" Tanya Calista menanyakan kesimpulannya.
"Dilihat dari sejumlah orang di sini. Tak bisa dipungkiri berapa ratus orang yang sudah dikorbankan nyawanya demi eksperimen sialan ini." Ucap Kenzo.
"Dan lagi. Sepertinya mereka menghentikan sementara eksperimennya." Lanjut Kenzo.
"Bagaimana kau tau?" Tanya Nathan.
"Lihatlah mayat-mayat yang masih ada di tabung. Untuk apa mereka tetap menaruh mereka di dalam sana sedangkan mereka butuh tubuh baru untuk dimasukkan ke dalam tabung itu?"
"Kau benar." Ucap Kelvin membenarkan. Kemudian kembali berucap, "Ditambah lagi, tubuh yang selnya masih bekerja katakanlah masih hidup sudah menipis garis hidupnya. Aku yakin orang secuil upil itu tidak akan membiarkan mainan mereka rusak maupun gagal walaupun hanya sedikit." Decihnya kesal sendiri.
"Kak, apa ini berkas yang sengaja mereka tinggalkan?" Tanya Kate memberikan setumpuk kertas penelitian pada Kelvin.
"Mereka pikir bisa menipu kita?" Tanya Kelvin menyeringai.
"Maksudmu?" Tanya Kate.
"Mereka seolah-olah membuat penelitian tentang penyakit pada manusia dan bagaimana cara menyembuhkannya. Padahal mereka sendiri yang akan membuat penyakit itu."
"Ah, aku mengerti. Baiklah, kita tak mungkin membiarkan anggota keluarga klan kita dan manusia yang tak ada sangkut pautnya terlibat hal sekeji ini kan?" Ucap Kate mengukir seringaian kejam di bibir tipisnya.
"Lama-lama, kau sama mengerikannya dengan Kenzo, Kate." Ucap Mian menatap Kate ngeri. Kate masih menampilkan smirk kejamnya dan dengan tatapan tajam sampai mereka semua bergidik negeri, tak terkecuali Kenzo.
"Haha, benarkah?" Kate tambah menambah kesan kejamnya.
"HIIYY!!"
"Haah, dia kumat." Batin Kelvin.
"Hahaha, mampus kalian secuil upil. Kalau adikku sudah begini, bahkan gigi kalian yang akan lepas pun tak akan lolos darinya."•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ELEMENTS
FantasiApa kalian berpikir dunia fantasi itu nyata?... Sejak kapan ini dimulai? Aku takkan menyadarinya. Yang mungkin saat ini aku sadari, kehidupan itu memiliki sebuah rantai. Saling berhubungan, memiliki sisi terang maupun sisi gelap yang tak kita lihat...