NINE

2K 159 1
                                    

Hari ke tiga kami melakukan perjalanan. Dan hari ini tidak ada waktu untuk sekedar bersantai. Tepat tengah malam, kami akan melakukan aksi kami. Ya, 3 jam lagi kami akan menuntaskan misi ini!
.
.
.
~THIRD DAY~

"Kate, sniper kuserahkan padamu!"

"Percayakan padaku!" Kami menyusun strategi di tengah kegelapan hutan di gunung ini. Untunglah aku sudah melatih akurasi mata dan tanganku untuk menembak tadi siang.

"Mirrae dan Nathan, tangani serangan jauh."

"Baiklah."

"Yup!"

"Mian, kurasa kami butuh sniper kedua." Kak Kelvin melempar pistolnya yang dengan sigap ditangkap oleh Mian.

"Got it!"

Dia ahlinya, gaes! Aku belajar menembak dengan jitu karenanya!

"Calista, Kenzo, pertarungan jarak dekat sangat bergantung pada kalian."

"Serahkan pada kami!"

"Hn."

"Selain itu, Kenzo gunakan kepekaanmu terhadap lingkungan."
Lanjut kakak menatap Kenzo serius.

"Sebelum kau katakan, aku sudah tau itu." Datar Kenzo menatap kakak balik.

"Aku akan memberikan arahan. Jangan lupa aktifkan selalu earphone kalian."

Wohoho, kakak memang ahli dalam hal seperti ini! Otaknya yang cerdas mampu menyusun beberapa strategi jika gagal. Ketegasan kakak layaknya seorang pemimpin. Aku melihat di mading prestasi, kak Kelvin msndapat berbagai macam bentuk lencana kepemimpinan.

Aku belum bercerita ya, kalau seseorang berhasil melakukan misi dengan baik, apalagi misi tingkat berat akan mendapat lencana. Tiap anak lencana biasanya akan ditempelkan di mading prestasi. Kalau tidak salah, orang yang memiliki  25 lencana gold bisa dengan mudah masuk kemiliteran khusus. 40 lencana premium setara dengan 25 gold. Dan 60 lencana biasa setara dengan 40 premium. 80 lencana setara dengan 28 gold.

Kami mulai menyusun rencana. Dan peta gedung dalam target kami sudah diberi tanda.

"Hm, begitu rupanya." Aku menoleh mendapati Mian menatap peta dengan saksama.

"Begitu, kenapa?" Tanya Mirrae.

"Metode yang digunakan rumit, membingungkan tiap penyusup yang masuk. Tidak heran para koruptor melakukan negoisasi ilegalnya di sini." Jelas Kenzo.

"Negoisasi ilegal?" Beo ku.

"Ya. Dari luar memang terlihat seperti gedung biasa. Bisa dibilang gedung yang bagus dan tidak menarik perhatian. Tapi selama kotak tidak dibuka, kita tidak akan tau isinya." Jawab kakak.

"1 tahun yang lalu, gedung ini pernah hampir dikepung polisi. Namun orang-orang di dalam sana ada yang merupakan orang penting dan kenalan penjabat-penjabat tinggi. Polisi tidak akan bisa bertindak semaunya." Ucap Calista menambahkan.

Pejabat, petinggi, polisi... Dapat! Pantas saja negara kami tidak maju maupun mundur. Itu karena mereka mungkin orang yang berpengaruh bagi negara. Korupsi yang dialami negara bisa tertutup rapat karena ini. Mereka tidak bisa dianggap remeh.

"Tugas kita kali ini, menggagalkan rencana mereka." Ucap kakak tegas. Menggagalkan rencana? Kami hanya mendapat misi untuk mengintai mereka dan melaporkan. Bukannya kalau kami yang menggagalkan justru akan mengacaukan.

"T-tapi. Bukankah kami hanya disuruh untuk mengintai?" Tanyaku. Kak Kelvin menoleh padaku dengan pandangan serius.

"Kau belum terbiasa dengan misi yang diberikan. Di dalam suatu kalimat memiliki makna. Kami melakukan pengintaian, namun kalau rencana mereka berhasil dilaksanakan dampaknya akan berpengaruh besar pada negara." Aku tertegun.

"Mengintai sebenarnya termasuk rank-B.  Namun yang ini berbeda. Misi kali ini ada sangkut pautnya dengan negara. Sekali saja misi ini gagal, negara ini dalam bahaya."

"Segitu berbahayanya?" Tanyaku tidak percaya. Bukankah misi ini hanya mengintai? Setelahnya akan kami laporkan?

"Percuma saja dilaporkan. Sudah dibilang polisi tidak mau ikut campur dengan pejabat tinggi." Ucap Nathan seakan tahu apa yang aku pikirkan.

"Begini saja," kakak menepuk bahuku pelan. "Kalau kamu tau rencana mereka yang ingin menjatuhkan negara dan kamu memiliki kesempatan untuk menggagalkan rencana itu, apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya.

Aku terdiam sesaat. Kalau aku tahu rencana busuk mereka, dan aku memiliki peluang besar. Kenapa harus berdiam diri?

"Tapi, bukankah printahnya hanya mengintai?" Tanyaku lagi.

"Kemarin saat aku mencari kayu bakar di malam pertama, aku mendapat pesan singkat yang dikirim Pak Indra. 'Jika kamu punya celah, jangan sampai kehilangan momen itu.' Itu yang isinya. Beberapa saat kemudian aku mengerti inti dari pesan itu." Ujar kakak kembali fokus ke peta.

"Kalian mengerti?" Tanya kakak lagi menatap kami. "Lakukan misi sesuai yang direncanakan! Jangan terburu-buru. Kekompakan tim sangat dibutuhkan mengingat jumlah anggota! Kita akan menggunakan kode tangan seperti saat latihan.

"Baik!"

***

Kami mengambil barang-barang yang diperlukan dan menaruh sisanya di dalam semak-semak. Bersiap menyusup tanpa ketahuan itu rencana awal kami.

Kami bersembunyi di balik semak dan pohon dekat pintu masuk gedung. Tugas Hacker, yang diperankan kakak dengan baik.

"CCTV  45° on." Kakak berbicara lewat earphone. Ucapan kak Kelvin memang singkat. Memang harus begitu, karena dalam misi kita tidak diperbolehkan banyak bicara. Hanya boleh bicara seperlunya.

Jika kakak bilang begitu, artinya dia sudah membelokkan CCTV 45° dari sudut kami. Dan CCTV nya tidak mati maka dari itu kami harus berhati-hati.

Ada dua orang di depan pintu gedung dengan pakaian formal. Dari jauh, kak Kelvin memberi kode jari. 'Tembak dia, sekarang!' Itu yang dikatakannya. Aku mengacungkan jempol memberi tanda.

Setelah itu, aku menatap Mian yang bersembunyi dibalik pohon lalu dengan serempak mengangguk. Aku mengambil pistol yang kuselipkan dipinggangku.

Siap-siap...

Ctuk

Bruukk

Berhasil!! Kami menembak panah pelumpuh secara bersamaan dan tepat sasaran. Aku nyengir menatap Mian yang menampilkan senyum penuh kemenangan.

"Masuk pintu utama. Free!"

•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•








MY ELEMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang