Thirteen

1.7K 140 2
                                    

NORMAL P.O.V
"Diam. Jangan bergerak. Kalian sudah terkepung dan menyerahlah!"
.
.
.
~MISSION END~

"Sial. Jadi mereka hanya beraksi sendirian begitu?" Umpat Kate dalam hati.

"As-2, tetap di tempat." Suara bisikan terdengar dari earphone Kate.

"Ck, merepotkan." Gumam gadis yang tengah bersembunyi di balik tembok. "Kenapa juga namaku As-2! Menyebalkan!"

Singkat kata, As itu berarti aset dalam misi mereka. Jika arti dari As-1 dia adalah aset utama dari misi tersebut. Maka As-2 yang ditempati Kate merupakan aset ke dua.

"Lalu apa yang akan kulakukan sekarang? Masa menunggu mereka selesai dengan jatah makan mereka? Melihat mereka bersenang-senang sendirian? Hufft!! Kalau bukan karena kakak yang menyuruhku, aku tidak akan diam di sini!" Ucap Kate dalam hati dan kemudian larut dalam dunianya sendiri sampai suara seseorang dari dalam helikopter yang menuju ke arah rekan-rekannya menginterupsi kegiatannya.

"Apa bocah-bocah ini yang ingin menangkapku?

"Iya ketua!"

Orang tersebut menyeringai. "Hehe, kau yakin Rob? Kurasa mereka tidak akan mampu menyentuh ujung kuku jariku sekalipun." Orang itu menjeda sejenak.

Senyumnya tambah melebar seiring dengan beberapa orang mengitari mereka, bahkan jumlah mereka lebih banyak dari perkiraan yang diberikan Indra--kepala sekolah NHS.

"Kau yakin kalian mengepung kami?" Orang itu tertawa laknat.

Kate menyeringai lebar sampai menunjukkan deretan giginya. "Kok sebel ya?"

Kate menyipitkan matanya mencoba menganalisis apa yang sebenarnya terjadi saat ini. "Sial. Mereka dikepung! Kita sudah menganggap remeh mereka. Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Kate tersentak kaget saat tiba-tiba ada yang menepuk bahunya. Dia nyaris berteriak kalau saja mulutnya tidak dibekap seseorang. Kate meronta sampai suara seseorang menghentikan pemberontakannya.

"Shh! Diamlah ini aku!" Bisik seseorang yang dibelakangnya lalu tangan orang itu memegang bahu Kate agar gadis itu bisa menatap matanya.

Gadis itu membulatkan matanya, "Ken--hmph!!"

"Shh, kau ini tidak bisa menutup mulutmu ya? Cerewet sekali. Kita bisa ketahuan" Kenzo membekap mulut Kate kedua kalinya.

"Maaf-maaf, tapi bagaimana kau bisa sampai di sini? Bukankah kau berada di sana tadi?" Bisik Kate setelah ia tenang.

Kenzo tak menjawab. Kate ingin kembali protes namun segera terhenti.

"Kalau kau tidak diam aku jamin kau akan masuk ke sana." Datar Kenzo sambil menatap rekan mereka yang sudah dikepung dan tertodong beragam jenis senjata.

Kate diam seribu bahasa. Di sana Kelvin, Mian, dan Calista yang awalnya mengepung dua orang namun kini mereka dikepung oleh 10 orang. Bayangkan saja 3 lawan 10.

Kate mengerutkan dahinya saat menyadari rata-rata anggota yang mereka lawan sebelumnya adalah pengguna elemen. Dan saat ini 8 dari 10 orang yang mengepung rekannya adalah pengguna elemen, dan 2 dari 10 adalah seorang militer? Sungguh? Militer?

"Bukannya dua orang bertopi hitam itu teman papa? Yang dari kemiliteran itu? Kenapa bisa ada di sana? Apa yang terjadi?" Batin Kate.

"Ketua, kita tangkap mereka?" Tanya anak buah orang itu yang dipanggil 'Rob'.

"Hm? Sebaiknya kali ini kita ampuni mereka. Bos melarang kita membuat kerusuhan, ini masih dalam jangkauan mereka kan? Kalau mereka tau siapa kita bisa jadi masalah besar. Hoi bocah! Kali ini kuampuni kalian." Ucapnya lalu melangkah menjauh, sebelum itu dia berbalik lalu bergumam sangat pelan sampai-sampai tak terdengar seorang pun. "Jika generasi yang sekarang hanya mengandalkan kekuatan dan otak mereka sendiri. Hehe, benar-benar egois."

***

KATE P.O.V

Apa itu tadi? Bukankah dia menengok ke arahku lalu bergumam sesuatu? Apa itu artinya dia mengetahui kehadiranku?

"Kau menyadarinya?"

"A-apa maksudmu?" Tanyaku pada Kenzo.

"Mereka seakan..." Kenzo menggantung kalimatnya. "dari awal sengaja melepaskan kita." Lanjutnya lirih, sangat lirih.

Apa benar yang kudengar dari mulut Kenzo kalau mereka sengaja melepas kita dari awal? Itu tandanya dari awal rencana ini untuk kami. Dan untuk apa orang-orang militer itu juga ada di sana?

Semakin hari masalah ini semakin membingungkan.

NORMAL P.O.V

***

Di sisi lain seorang pria dengan wajah tegas dan tatapan tajam menatap pepohonan dari atas helikopter yang tengah memutar baling-balingnya untuk naik semakin tinggi.

"Rob, beritahu yang lain untuk menyiapkan rencana ke dua. Kali ini lakukan hati-hati. Ingatkan untuk tidak terlalu keras pada mereka."

"Siap ketua!"

"Kita lihat sejauh mana mereka akan tetap mengandalkan diri mereka sendiri. Egois. Terlalu tenang. Terlalu mengandalkan teknologi. Dan terlalu menggunakan perasaan. Apa yang akan kalian lakukan setelah ini, Indra, dan... Kevan? Aku sudah melihat kedua anakmu. Hahaha, lihat apa yang akan kulakukan pada kedua anakmu."

•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•

MY ELEMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang