.
.
.
~NEW SCHOOL~"Nah, sampai!" Seru Kate girang lalu membayar ongkos taxi.
"Makasih ya pak. Semoga kita bertemu lagi!" Ucap Mirrae.
"Wah, wah, lihat ini. Kau rupanya sangat berbeda sekali dari saat aku pertama kali bertemu denganmu." Kate mencubit pipi Mirrae gemas.
"Auh! Sakit tau! Yah, mungkin aku harus lebih terbuka sekrang. Entah kenapa saat melihatmu yang ceria dan gampang bergaul membuatku ingin sepertimu." Ucap Mirrae mengusap pipinya.
Kate mengeluarkan kunci pagar rumahnya lalu membuka kuncinya. "Oh, ayolah. Jadilah dirimu sendiri. Aku menganggap kau ada perkembangan, bukan karena diriku tapi kemauanmu sendiri." Ucap Kate lalu bergumam 'berhasil' setelah mencoba membuka kunci pagar yang agak macet.
"Nah, ayo masuk." Ajak Kate saat pintu rumahnya terbuka.
"Lumayan." Gumam Kenzo.
"Apa maksudmu dengan 'lumayan' tuan?" Kata Kate agak tersindir.
"Jangan salah paham nona."
"Lalu apa yang dimaksud dengan lumayan?" Tanya Kate bersedekap dada.
Kenzo mengangkat bahunya acuh. "Lumayan nyaman?" Gumamnya sangat pelan hingga tak terdengar siapapun.
"Oke, sekarang pembagian kamar. Kamarku di lantai atas. Kamar Mirrae di sebelah kamarku. Lalu kamar kalian berdua di situ." Titah gadis itu menunjuk sebuah kamar untuk Kenzo dan Nathan.
"Kenapa kalian sangat enak, seorang sekamar?" Protes Nathan.
"Tentu saja aku menempati kamarku, karena itu adalah kamarku. Lalu Mirrae berada di sebelah kamarku menempati ruang yang dulunya milik kakakku. Dan kalian menempati kamar milik adikku." Ujar Kate menaikkan alisnya. "Apa yang salah? Tak mungkin kalian menempati kamar orangtuaku, kalau kalian mau?" Tanya Kate menyeringai.
"Ah, tidak terimakasih, lebih baik kami berdua saja." Tolak Nathan berkeringat dingin.
"Bagus. Ini kuncinya." Ucap Kate berbalik dan melempar asal kuncinya ke belakang tanpa peduli kuncinya akan jatuh dimana.
"Tidak sopan sekali." Gerutu Kenzo yang ternyata dia yang menangkap kunci itu.
"Wah, sejak kapan kau bisa menggerutu? Baiklah, kami berdua akan ke atas. Lalu kalian segera persiapkan barang kalian dan langsung ke meja makan. Aku tak terima bantahan!" Titahnya langsung melesat ke kamarnya sebelumnya ia mengajak--baca menggeret, Mirrae.
Mirrae hanya pasrah mengikuti karena ia tidak tahu harus berbuat apa.
"Apa-apaan dia?" Gumam Kenzo sebal.
"Hei-hei, kau kerasukan apa sejak misi kemarin? Aku tidak yakin kau ini Kenzo temanku." Nathan berpose seakan berpikir lalu meneliti Kenzo dari atas sampai bawah.
Kenzo yang risih pun berceletuk hingga membuat Nathan kesal. "Kau ini apa-apaan? Sudahlah. Tak ada gunanya juga aku berbicara dengan orang-orang idiot ini."
"Apa kau bilang??!!!"
***
Brakk!
"Hei sudah kubilang cepat ke meja makan setelah bersiap-siap!" Teriak Kate menggebrak pintu kamar yang ditempati Kenzo dan Nathan.
"Ayo bangun dasar pemalas!" Kate menarik-narik kerah seragam Nathan yang tertidur pulas di kasur.
"Dan kau!" Tunjuk Kate pada Kenzo.
"Apa?"
"Kukira kau ini berbeda ternyata sama saja! Kau ingin kita berangkat sebelum sarapan?! Ayo bodoh, kenapa kau hanya main game?!" Seru Kate mengganggu Kenzo bermain di ponsel.
"H-hei! Hentikan itu menggangguku! Aku bisa kalah tau!"
"Masa bodoh. KALIAN BERDUA CEPAT KELUAR ATAU KALIAN TIDUR DI TERAS MALAM INI!!!"
***
Setelah pertengkaran hebat yang kira-kira terjadi 20 menit yang lalu, mereka berhasil sampai di sekolah 10 menit sebelum dimulainya kegiatan sekolah.
"Ayolah, kalian jangan bertingkah kekanakan." Bujuk Miirae agar Kate dan Kenzo yang sedaritadi melempar tatapan tajam. Sudah sejak Kate dan Kenzo bertengkar Mirrae mencoba melerai mereka, tapi sikap yang sama-sama keras kepalanya gadis dan pria satu ini membuatnya susah untuk melerai keduanya.
"Hentikan kawan. Ayolah." Bujuk Nathan kali ini.
"Ahaha...Kate, Kenzo, kalian akan berbaikan atau tidak?" Tanya Mirrae lembut dan menunjukkan senyum lebarnya. Namun justru itu mengerikan. Tahu kan orang sabar justru akan lebih mengerikan jika kesabarannya habis.
"A-ah, kami s-sudah berbaikan kok. Iyakan Kenzo?" Kate balas tersenyum merangkul Kenzo lalu melirik cowok itu tajam agar mengatakan hal serupa.
Kenzo menghela nafas lelah. "Hn."
Mirrae tersenyum lembut dan tidak lagi diliputi aura mengerikan tadi. "Baiklah. Ayo ke ruang kepala sekolah!"
•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•^•
.
.
.
A/n:[*BACA! PENTING!!!*]
Hai kaliaan!!! Untuk pertama-tama maaf karna yg dihasilkan dari part ini cuma 597 kata):
Alasannya yaitu....
Author lagi menyiapkan hati untuk melepas sahabat tercentong nasi uduk gw😭
Oke, mungkin gak masuk di akal ya, karena apa hubungannya sm buat crita?😧....ada kan, mereka yang menginspiration aing:v
Apalagi kami udh lengket kek permenkaret:v😂 ehehe bercanda...Ada one phenghumhumhan, mungkin nih yaa, mungkin loh, gak janji:v [toh aku manusia biasa yg bs saja melanggar janji] -->tp mencoba untuk bisa, author bakal sering update karna lagi ada inspirasi. Semuanya udah kususun di otak[entah lagi kalo lupa--doain aja enggak], dan juga takutnya ga update" karna terbuaikan oleh sosmed lain😂😂
Pokoknya satu hal ya! Doain cepet update amin!!! Karna biar semua imajinasi di otak aing nih ye bs gw masukin di sini. Ehehehe, oke abaikan kalau aku ngomongnya ngelantur di sini. Ini juga ada curhatannya loh. Thanks yg udah support!❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
MY ELEMENTS
FantastikApa kalian berpikir dunia fantasi itu nyata?... Sejak kapan ini dimulai? Aku takkan menyadarinya. Yang mungkin saat ini aku sadari, kehidupan itu memiliki sebuah rantai. Saling berhubungan, memiliki sisi terang maupun sisi gelap yang tak kita lihat...