Seventeen

1.7K 142 8
                                    

.
.
.
~PERASAAN~

Terdengar dentingan sendok dan garpu yang saling beradu dan memenuhi indera pendengaran siapapun yang memasuki kawasan tersebut.

"Kenzo! Hei, Kenzo!" Kate menarik ujung seragam Kenzo yang di depannya hingga berhenti mendadak.

"Aduh." Kate mengaduh sambil menggosok jidatnya yang bertubrukan dengan punggung tegap milik Kenzo saat pria itu tiba-tiba berhenti.

"Hn?" Pemuda itu berbalik.

Kate mendengus. "Adakah kata selain 'hn' mu yang tidak berfaedah itu?" Tanya gadis itu mengusap wajahnya gusar.

"Hn." Pria itu lagi-lagi bergumam ambigu. Perempatan tercetak jelas di dahi Kate saat ia berusaha menahan rasa kesal yang diakibatkan Kenzo.

Kate kemudian mengambil tempat di salah satu meja kosong dengan beberapa kursi kosong di sisi meja tersebut.

"Argh! Sudahlah kau. Aku tak mengerti, sekarang mana mereka? Katanya disuruh menunggu di kafetaria? Kau tau aku sudah mulai risih diperhatikan seperti itu." Adu Kate jengah diperhatikan beberapa pasang mata di kafetaria.

"Abaikan saja."

"Mudah bagimu mengatakan itu! Aku benci menjadi pusat perhatian. Cih...harusnya mereka sudah sampai. Di mana mereka?" Kate memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Nah, itu mereka!" Kate berdiri menggebrak meja dengan satu tangan sedangkan tangan sebelahnya lagi menunjuk pada 3 sosok manusia. Tindakannya menghasilkan beberapa pasang mata yang sudah mengalihkan perhatian mereka kembali ke arah mereka.

Kenzo menggeram. "Kalau kau benci jadi pusat perhatian, jangan lakukan hal yang memicu perhatian." Gumam cowok itu menarik tangan yang mengarah pada 3 sosok tadi dengan sedikit tarikan, dengan begitu Kate kembali duduk seperti semula.

Kate tidak mengacuhkan geraman Kenzo dan langsung berceletuk ketika ketiga sosok menghampiri meja mereka.

"Kalian ini kemana saja sih? Aku sudah risih di tatap banyak orang tau! Dan lagi, kenapa orang ini ada di sini?" Kate memincingkan matanya kepada satu orang yang dibawa Nathan dan Mirrae.

"Kau ini. Kayak ketemu sama teroris yang pernah kau jumpa saja." Orang itu menyerobot minuman yang baru dipesan Kate, bahkan baru sampai di meja mereka dan minumnya sampai kandas.

"Hei!" Seru Kate pelan tidak terima. Bayangkan dirinya belum meminum seteguk sekalipun.

"Maaf-maaf, aku haus." Cowok itu dengan tampang tak berdosanya nyengir ke arah Kate.

"Dasar kakak kurang asem." Gumamnya. Untuk apa kakak satu-satunya itu datang ke sekolahnya.

Secara, wajah yang sebenarnya tak mau di akui Kate itu tampan malah menambah sorot mata ke arah mereka. Kenzo yang sudah jelas memiliki ketampanan di atas rata-rata, ditambah Nathan yang tidak kalah dari keduanya.

Kaum hawa menatap Kate yang familiar di otak mereka dengan pandangan iri. Dan kagum ke arah kaum adam yang duduk semeja dengan gadis itu.

Sementara dirinya mendapat pandangan aneh dari rata-rata pengunjung kafetaria, Mirrae mendapat pandangan memuja dari kaum adam. Membuatnya mendengus karena bertambah satu orang tampan dan menyebalkan di mejanya--walau itu kakaknya sendiri.

"Hei! Kenapa kau menatapku begitu?" Tanya Kelvin saat menyadari sedari tadi Kate memincingkan matanya ke arah pria itu.

"Tidak."

"Oh ayolah, aku tau aku tampan. Kakakmu ini bahkan ditatap lapar oleh gadis-gadis di sana."

"Dasar Playboy!"

MY ELEMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang