Chapter 8

4.1K 278 0
                                    

Tante Diana Pov

"Prilly udah putus sama Randy, Ma", ucap Prilly.

Aku hanya mampu berdiam diri saat mendengar perkataan Prilly barusan. Aku sangat kaget mendengar keputusan Prilly kali ini. Kaget karena ia putus dengan Randy, dan kaget karena ia seolah bisa membaca pikiranku.

"Ka, kam, kamu yakin sayang?", ucap ku ragu-ragu.

"Iya Ma", ucap Prilly sambil menundukkan kepalanya.

"Apapun keputusan kamu, Mama selalu dukung. Dan satu lagi, Papa pasti punya alasan kenapa dia ga merestui hubungan kamu", ucap ku menyemangati Prilly.

Prilly pun langsung memeluk tubuhku dengan erat. Aku tahu jika putri kesayanganku ini sedang membutuhkan diriku. Ku usap rambut panjangnya secara perlahan. Kulihat Ali sedang  memandangku dan Prilly sambil tersenyum. Kubalas senyumannya.

Prilly Pov

Oh Tuhan.... Apa keputusan yang ku ambil kali ini sudah benar? Jujur saya aku masih mencintai Randy, bahkan mungkin aku akan mencintainya selamanya. Kata orang, Orangtua melarang anaknya karena ia ingin yang terbaik bagi anaknya itu. Dan aku berharap, Papa melarangku berhubungan dengan Randy karena ia mengetahui hal buruk yang dimiliki Randy yang belum aku ketahui selama menjalin hubungan dengannya 2 tahun ini. Aku terus menundukkan kepalaku sampai suara anak kecil terdengar. Aku mendongak menatap nya yang juga sedang menatapku. Ia memiliki wajah yang mirip dengan Ali. Alis nya yang tebal, bulu mata super lentik, pipi yang chubby dan bibir tipis yang bisa membuat semua orang terpikat padanya.

"Abang, kakak cantik itu siapa?", tanya nya pada Ali sambil menunjuk ke arahku.

"Itu namanya Kak Prilly, Zio. Pril, kenalin ini adek gue, sana Zio salaman dulu sama Kak Prilly",ucap Ali yang langsung dilakukan oleh adiknya.

"Hai ganteng, nama Kakak Prilly", ucapku sambil tersenyum padanya yang saat ini sedang berada di hadapanku.

"Aku Zio kakak cantik", ucapnya sambil tersenyum juga.

Tak lama setelah aku berkenalan dengan adik Ali, Papa datang.

"Sorry kalo Papa lama di toiletnya".

"Gapapa Om, makanannya juga belom dateng kok", balas Ali

"Abang, Zio nanti mau main di FunWorld", ucap Zio berbisik pada Ali.

"Iya, nanti kita main di FunWorld kalo makanannya udah dateng ya".

Zio hanya menganggukan kepalanya.

Author Pov

Tak lama setelah itu, makanan yang dipesan oleh mereka datang. Zio melihat makanan yang sudah berada di atas meja itu dengan mata yang berbinar. Ia memang sudah sangat lapar. Baru saja akan memasukkan sendok dengan nasi dan lauk yang ia pesan, suara Ali mengurungkan niatnya itu.

"Eitssss, Zi kamu lupa sesuatu", ucap Ali sambil menatap adiknya itu.

"Hah? Zi? Lupaa sesuatu? Apaan Bang? Zi udah cuci tangan kok tadi", ucap Zio sambil berfikir.

"Udah doa belom ya?".

Zio yang mendengar itu hanya mampu menunjukkan cengiran khasnya. Ia pun langsung berdoa dan mengucapkan selamat makan pada keempat orang yang lebih dewasa darinya. Om Robby yang melihat itu pun ikut tersenyum.

Ali Pov

Akhirnya makanan yang kita pesen dateng juga. Perut gue udah ditendang sama pasukan cacing yang kelaperan. Setelah doa dan mengucapkan selamat makan, gue pun langsung menyerbu makanan di piring gue. Gue makan cuma 20 menitan. Setelah gue dan Zio selesai makan, gue pun pamit ke Om Robby, Tante Diana dan Prilly karena gue sama Zio mau ke FunWorld.

"Om, Tante, Prill, Ali sama Zio balik duluan ya. Zio ngajak main di Fun world nih", ucapku sambil melirik Zio.

"Ah, iya Li. Gapapa. Makasih lho kamu mau nemenin keluarga om makan", ucap Om Robby sambil tersenyum.

"Iya om, Ali sama Zio juga mau ngucapin terimakasih karena diajak makan bareng. Kalo gitu Ali sama Zio duluan ya Om. Zio ayo pamit dulu", suruh ku.

"Zi balik dulu ya Tante, Om. Kakak cantik mau ikut Zi ke FunWorld nggak?".

"Eh? Papa sama Mama masih lama? Kalo masih lama Prilly nemenin Zio main di FunWorld aja deh", tanya Prilly ke orangtuanya.

"Ikut aja sana Pril. Papa masih nunggu temen Papa ini".

"Ya udah deh. Ma, Prilly nemenin Zio ya."

"Iya sayang, ati-ati ya".

"Li, jaga adik sama anak Om ya", ucap Om Robby.

"Pasti Om".

Ali, Prilly dan Zio pun meninggalkan Om Robby dan Tante Diana yang masih berada di XO SUKI. Om Robby tersenyum menatap Ali, Prilly dan Zio yang berjalan beriringan. Bahkan, saat mereka sudah tak terlihat lagi, Om Robby masih saja tersenyum membuat istri yang berada di sampingnya mengerutkan alisnya heran.

"Pa, Papa sehat? Kenapa senyum-senyum sendiri ih", ucap Tante Diana membuat senyum di wajah Om Robby hilang digantikan wajah datarnya.

"Lha? Salah ya Ma emang kalo Papa senyum?"

"Ga salah sih Pa, cuma ya Mama heran aja tiba-tiba Papa senyum sendiri. Mending Mama tegur dulu kan daripada nanti ada yang ngomong kalo Papa gila", ucap Tante Diana tanpa sadar jika mata suaminya sudah melotot mendengar ucapannya itu.

"Mama ih, jadi Mama doain Papa gila gitu?", ucap Om Robby kesal pada istrinya.

"Bukan gitu sih Pa. Lagian Papa ngapain coba senyum sendiri?", ucap Tante Diana kepo.

"Papa lagi happy aja Ma".

"Happy? Kenapa? Karena Prilly udah putus sama si Randy gitu? Terus Papa happy?".

"Hush. Ya bukanlah Ma. Papa happy aja gitu ngeliat Prilly sama Ali".

"Lah? Kenapa gitu coba?", Tante Diana mengerutkan keningnya heran.

"Aduh Mama.... Ali itu calon mantu idaman Papa banget tau. Ya emang sih, Papa baru ketemu sama dia waktu di Bali. Tapi itu udah cukup buat Papa tahu sifat dan sikapnya Ali. Ali itu baik, rajin beribadah, sopan banget sama orangtua, sayang juga sama adiknya, Imannya juga kuat kan, duh pokoknya Papa seneng banget kalo Ali jadi mantunya Papa".

Tante Diana yang mendengar alasan suaminya yang panjang itu hanya mampu membuka mulutnya lebar-lebar. Ada apa dengan suaminya ini? Ia ingat betul bahwa anaknya sudah dekat dengan beberapa lelaki dan tidak ada yang direstui oleh suaminya itu. Tapi kali ini? Suaminya bahkan mengatakan bahwa meninginkan Ali menjadi mantunya. Padahal belum tentu Prilly menyukainya. Om Robby yang tersadar jika istrinya itu menatapnya sambil membuka lebar mulutnya pun berkata

"Tutup thu mulut Ma. Kalo ada lalet atau nyamuk masuk Papa ga tanggung jawab".

Tante Diana yang mendengarnya pun menutup mulutnya sambil tersenyum malu.

"Terus, Papa janjian sama temannya jam berapa?"

Om Robby yang mendengar perkataan istrinya mengerutkan keningnya. Ia tidak ada janji dengan siapapun saat ini juga.

"Papa ga janjian sama siapapun kok Ma".

Tante Diana yang mendengar itu pun melototkan matanya.

"Terus kenapa tadi Papa bilang ada janji sama temen?",ucapnya kesal.

"Eheheh. Biar Prilly jalan sama Ali, Ma", ucap suaminta tanpa dosa.

"APA???? PAPAAAAAAAA". Ucap Tante Diana gemas.

"Eh, Mama mau apa? Mending kita jalan-jalan aja yuk. Nanti Papa beliin apa yang Mama mau deh".

"Hah? Beneran? Ya udah ayok kalo gitu", ucap Tante Diana dengan semangat 45 nya.

Om Robby yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berujar dalam hati "Lebih baik mengeluarkan uang, daripada diamuk sama singa betina", pikirnya.

#TBC

Author kembalii😆😆. Gimana sama chapter ini? Mau ngepublish kemarin malem sebenernya, tapi udah ngetik panjang-panjang terus lupa nge save💔. Agak panjang ya kan?🙄. Makasih yang udah menunggu Photograph dengan sabar. Don't forget to vote and comment💕

-K

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang