Chapter 35

3.1K 246 15
                                    

"Jadi gini Prill, 2 minggu lagi tante sama omanya Ali, bakal balik ke Indonesia".

Rentetan kalimat yang baru saja terdengar mampu membuat diriku membuka mulut lebat-lebar. Percaya dan tidak percaya.

"Tante...... Serius?".

Anggukan mantap ku dapatkan sebagai jawaban.

"Gi.. ma.. na.. bi..sa?", tanyaku sambil terbata-bata.

"Ceritanya panjang, ini semua karena mimpi tante beberapa hari lalu...".

#flashback

"Mamaaa?", panggil seorang lelaki dewasa dengan wajah marah, kecewa, sedih, dan bahagia yang bercampur menjadi satu.

Hanna yang saat itu sedang memandangi danau buatan di kompleks perumahannya pun menoleh. Wajahnya juga menunjukkan keterkejutan.

"A..Li?".

"Iya, ini Ali anak Mama. Mama kemana aja selama ini? Mama kenapa ninggalin Ali sama Zio? Mama ga sayang sama Ali? Mama gak sayang sama Zio? Ali kecewa sama Mama", lirih Ali.

Hannapun menggeleng dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Enggak sayang. Enggak. Kamu salah. Kamu salah. Mama gak ninggalin kamu sama Zio. Mama gak  ninggalin kamu sama Zio. Kamu salah".

"Mama gak ninggalin aku sama Zio? Mama yakin? Terus kalo gitu kenapa Mama pergi tanpa kabar bertahun-tahun dan tiba-tiba muncul di hadapan Ali? Kenapa Mama sama sekali gak ngasih kabar buat Ali ataupun Zio? Itu Mama sebut gak ninggalin Ali sama Zio?", tanya Ali tak terima.

Birunya langit tergantikan dengan awan kelabu yang entah kapan datang. Semesta seakan tahu masalah antara Ibu dan Anak ini. Semesta seakan ingin ikut merasakan kesedihan mereka.

"Alii, Mama gak ada maksud buat ninggalin kalian nak. Mama gak ninggalin kalian", isak Hanna.

"Kalo Mama gak ninggalin Ali sama Zio, kenapa Mama pergi dan nggak pernah ngasih kabar? Mama kira Ali sama Zio ga butuh kasih sayang dari seorang Ibu?", lirih Ali kecewa.

Masih teringat jelas dalam ingatan Ali, bagaimana ia diejek saat masih mengenyam bangku pendidikan. Diejek karena dianggap tidak memiliki seorang ibu.

"Mama gak tau gimana hancurnya Ali sama Zio saat tau Mama hilang entah kemana, tanpa kabar, nggak pernah balik juga. Mama gak tau gimana perasaan Ali sama Zio saat diejek sama temen-temen, saat temen-temen pada bilang Ali sama Zio ga punya seorang Ibu. Diejek karena mereka kira Ali sama Zio cuma anak pungut. Mama gak tau kan?", jelas Ali dengan kecewa.

Rasa kecewanya bahkan melebihi rasa rindu pada sesosok wanita yang telah melahirkannya.

"Buat apa Mama kembali, kalo pada akhirnya Mama pergi lagi? Buat apa Mama kembali disaat Ali dan Zio udah mulai terbiasa tanpa kehadiran sosok Ibu?", tanya Ali.

"Stop Ali. Stop. Mama gak kayak apa yang ada dipikiran kamu. Mama gak kayak gitu Ali. Mama gak kayak gitu", teriak Hanna.

#flashbackoff

Prilly yang mendengar cerita Hanna pun ikut tegang. Ia bisa merasakan bagaimana takutnya Hanna saat mendapatkan mimpi tersebut. Apalagi Hanna juga mengatakan bahwa mimpinya itu seperti nyata.

"Jadi itu alasan yang buat tante ingin balik Indonesi", tanya Prilly sesaat setelah mampu menetralkan detak jantungnya. Ia tidak bisa membayangkan jika seandainya kejadiaan itu benar-benar dialami Hanna.  Saat ingin memperbaiki keasalahnnya, justru ditolak.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang