Chapter 28

3.1K 243 5
                                    

Keesokan harinya
.
.
📌 Singapore Zoo

Singapore Zoo (Tionghoa: 新加坡 动物园; Pinyin: Xinjiapo Dòngwùyuán; bahasa Melayu: Taman Haiwan Singapura , sebelumnya dikenal sebagai Singapore Zoological Gardens dan dikenal secara lokal sebagai Mandai Zoo) adalah sebuah kebun binatang di Singapura. Kebun binatang ini dibangun dengan biaya S$ 9M yang diberikan oleh pemerintah Singapura dan dibuka pada tanggal 27 Juni 1973. Kebun ini dioperasikan oleh Wildlife Reserves Singapore, yang juga mengelola Night Safari dan Jurong Bird Park. Ada sekitar 315 spesies hewan di kebun binatang, yang beberapa 16 persen dianggap spesies terancam. Kebun binatang ini menarik sekitar 1,6 juta pengunjung setiap tahun.
Ada tiga tempat acara yang tersedia di kebun binatang, Forest Lodge, Pavilion-By-the-Lake dan Taman Pavilion. Ada juga tiga tempat koktail, Gajah Asia, Harimau Trek dan Treetops Trail.

Dan sekarang, Ali, Prilly maupun Zio sudah berada di dalam Singapore Zoo untuk melanjutkan penjelajahan mereka di Singapore. Zio terlihat sangat antusias karena ia memang menyukai fauna.

Alipun terlihat membawa kamera kesayangannya, setelah 2 hari akhirnya kamera itu berguna juga😂.

"Prill, foto disini nih. Bagus nih background nya", suruh Ali.

Prillypun menurut. Ia mulai memposisikan dirinya untuk di potret Ali. Beberapa gambar berhasil Ali abadikan dan ia tersenyum puas.

"Bagus gak?", tanya Prilly.

"Bagus, nih liat", Ali pun menunjukkan hasil jepretannya.

"Eh Bang, Kak abis ini liat pertunjukkan singa laut ya?", pinta Zio yang sibuk mengamati peta Singapore Zoo.

"Terserah Zi aja. Kakak sama Abang mah ngikut aja", balas Prilly sambil tersenyum.

"Yessss, kalo gitu ayo ketempat pertunjukkannya nanti telatt", balas Zio antusias. Ia pun berjalan didepan sementara Ali dan Prilly mengikutinya.

"Zio seneng banget tuh kayaknya", ceplos Prilly pada Ali yang berada disebalahnya sambil merangkul pundaknya.

"Emang, dia dari kecil paling seneng kalo diajak ke Zoo. Pas kecil, dia juga gak takut sama hewan-hewan kayak ular, iguana, reptil gitu dia berani. Aku inget banget, dulu thu waktu ke  Bandung, ada kayak pameran reptil di mall. Zio nunjuk-nunjuk terus sama Papa dianterin kan liat, disuruh megang ular aja berani ga nangis, padahal aku yang udah kayak jijik geli gimana gitu", cerita Ali.

"Ih, bagus donk kalo gitu. Berarti dia pecinta binatang ya?", tanya Prilly.

"Beh, jangan ditanya kalo itu. Dulu aja pernah aku bunuh nyamuk kan, langsung ngambek dia. Aku udah jelasin, kalo nyamuk dibunuh satu ga bakalan punah, tetep aja ngambek. Malah aku dibilang ga menghargai ciptaan Tuhan. Aku disalah-salahin terus masa. Kalo yang aku bunuh kucing apa kelinci gitu sih, aku ga masalah kalo dia marah. Lah ini? Nyamuk broo.... Nyamukkkkk... Serangga yang bikin gatel, tetep aja dimarahin. Salah besar kah hamba Tuhan kalo bunuh nyamuk satu?", ucap Ali mendramatistir.

Alipun menoleh ke Prilly yang berada disamping. Bisa ia lihat, Prilly justru cekikikan sendiri.

"Ketawa aja terus sampe sukses. Bukannya kasian apa gimana, malah diketawain", ucap Ali datar.

"Haduhh, maaf deh maaf. Sumpah deh, cerita kamu itu bikin ngakak. Antara kasian atau lucu gitu", ucap Prilly saat tawanya mulai reda.

"Tau dah. Pusing tau punya adik kayak Zio, hewan-hewan penganggu aja kagak boleh dibunuh. Kapan hari itu, ada kecoak di kamar aku. Mau aku bunuh, eh Zio masuk ke kamar terus teriak-teriak histeris gak rela aku bunuh thu kecoak. Yakali kecoak mau dibunuh aja histeris. Gak bisa bayangin deh besok gimana istrinya kalo tau sifat Zio", gumam Ali pelan.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang