Chapter 11

3.7K 255 0
                                    

"Liii, itu siapa?", tanya Prilly ketakutan.

Alipun langsung menolehkan kepalanya ke arah pintu. Rahangnya mengeras sempurna mengetahui siapa lelaki itu.

"Prill, loe sama Zio ke kamar dulu. SEKARANG!!", suruh Ali dengan tegas.

Prilly pun langsung mengandeng tangan Zio. Jujur saja, dia sangat takut melihat Ali yang dipenuhi emosi.

"Zi, laki-laki itu tadi siapa?", tanya Prilly setelah pada Zio setelah mereka sampai di kamar Zio.

"Itu Papa kak".

"Kalo dia Papa kamu, kenapa abang kamu langsung emosi begitu ngeliatnya?", tanya Prilly penasaran.

"Zi juga ga tahu kak. Tiap kali Zi tanya sama abang, abang selalu bilang kalo itu urusan orang dewasa".

"Ya udah, kamu tidur aja ya. Udah malem, kakak temenin".

"Peluk ya kak?", minta Zio manja.

"Iya".

Sedangkan di lantai bawah, Ali terlihat mengepalkan tangannya. Wajahnya sangat terlihat sedang menahan amarah, begitu juga dengan lelaki dihadapannya yang merupakan sang Papa.

"Ada apa anda datang ke sini lagi?", tanya Ali dengan nada dingin nya.

"Wooo, sudah berani kamu sama Papa? Dasar anak kurang ajar", ucap Jodi -Papa Ali-.

"Oh ya? Bukannya saya lebih baik daripada anda, Tuan Jodi Syarief yang terhormat?"

"Lebih baik? Darimana?", tanya Jodi angkuh.

"Saya kurang ajar karena anda tuan. Jika saja anda tidak membawa wanita-wanita jalang anda ke rumah ini, saya mungkin masih menghormati anda", jawab Ali dingin.

"STOP BERKATA SEPERTI ITU PADA SAYA. KAMU TIDAK TAHU SIAPA WANITA-WANITA ITU", ucap Jodi yang sudah tidak dapat menahan emosinya  lagi.

"Yayayaya, saya emang ga tahu wanita itu siapa. Karena, itu wanita pemuas hasrat anda bukan?", tanya Ali sambil memandang Jodi tajam.

Jodi pun menghampiri Ali dengan muka memerah dan rahang yang mengeras. Ia sudah sangat marah kepada anak sulungnya itu. Jodi pun menampar Ali keras. Ali pun memegang pipinya yang memerah akibat tamparan keras Jodi. Ia tidak menyangka, bahwa Papa kebanggannya selama ini berubah drastis entah karena apa.

"Tampar aja Ali lagi. Tampar aja. Ali EMANG UDAH KURANG AJAR SAMA PAPA. ITU JUGA KARENA ULAH PAPA SENDIRI", ucap Ali teriak karena tidak bisa menahan emosinya lagi.

"DASAR ANAK TAK TAHU DIRI. KAMU ITU PERSIS SEPERTI WANITA MURAHAN YANG KAMU ANGGAP IBU ITU", ucap Jodi penuh penekanan.

"STOP BILANG IBU SAYA MURAHAN DAN TAK TAHU DIRI!! ANDA YANG TAK TAHU DIRI. DASAR PRIA BRENGSEK", ucap Ali dengan emosi yang membara. Ia pun langsung menaiki tangga menuju kamar Zio.

"ALI!!! JANGAN KURANG AJAR SAMA PAPA KAMU!! ALIIII!", panggil Jodi yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Ali.

Ali tiba di depan kamar Zio. Ia pun menenangkan dirinya sendiri sebelum masuk ke kamar Zio. Ali tak ingin Prilly tahu bahwa ia memiliki masalah dengan Papa kandungnya. Setelah dirasa cukup tenang, Ali membuka pintu kamar Zio perlahan. Ia melihat Zio sudah tertidur di pelukan Prilly, sedangkan Prilly ia terlihat memeluk Zio sambil mengelus rambut Zio. Prilly yang menyadari bahwa ada orang yang  mendekat pun segera menolehkan kepalanya ke pintu. Ia bangkit dari tidurnya dan melepaskan pelukannya pada Zio secara perlahan ketika mengetahui bahwa Ali lah yang mendekat.

"Kenapa lama banget sih?", tanya Prilly penasaran.

"Gapapa kok, cuma ada sedikit masalah doank tadi. Zio udah lama tidurnya?", tanya Ali sambil menatap adik semata wayangnya itu.

PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang